Pagi hari yang cerah, Ryuichi berjalan dengan seragam
sekolah. Berangkat menuju sekolah dengan berjalan kaki.
"Yo, Ryu!"
Seorang lelaki tampan menepuk pundaknya yang membuat Ryuichi
menengok ke arahnya. Dia memakai seragam sekolah yang sama dengan Ryuichi.
"Pagi Arata."
"Wajahmu murah seperti biasanya. Hmm, atau harus kah ku
katakan kau sedikit bersemangat sekarang? Yah kau memang sulit di tebak
meskipun kita sudah menjadi teman semenjak kita SMP."
Pemuda itu memiliki rambut pirang dan tinggi 175cm,
sedangkan Ryuichi memiliki tinggi 170cm. Jadi dia lebih pendek dari pada Arata.
"Yah, lupakan. Ngomong-ngomong ini."
Arata mengulurkan tangannya pada Ryuichi. Melihat itu,
Ryuichi tidak bisa menahan senyumnya.
"Terimakasih."
[Nama : Kanzaki Arata
Usia : 16 Tahun
Status : Pelajar.
Kepribadian : dia terlihat baik dan ramah, namun dia
memiliki keinginan untuk selalu di atas orang lain.
Tugas : Memberikan 1000 Yen kepada Yamaguchi Ryuichi sebulan
sekali.]
"Apa kau yakin tentang ini?" Ryuichi bertanya pada
Arata sesudah mengecek aplikasi tersebut.
"Hah? Kau bicara apa?! Tentu saja itu menjengkelkan
ketika aku harus memberi mu uang 1000 Yen setiap bulan, tapi mau bagaimana lagi
karena aku memang harus melakukan nya."
Itu benar-benar tidak masuk akal, namun karena itu pula
Ryuichi menyadarinya. Aplikasi ini Memang 100% bekerja. Namun itu tidak
mengubah kepribadian seseorang, itu hanya memberikan perasaan tanggung jawab
yang harus di lakukan terlepas mereka suka ataupun tidak. Seperti yang di
jelaskan dalam aplikasi ini semalam ketika dia membukanya.
"Ada apa dengan seringai mu itu?"
Ryuichi tersentak untuk sesaat."Ah, tidak
apa-apa."
Dia menggeleng dengan ramah, berusaha menyembunyikan
keinginannya yang menggebu.
"Kalau begitu aku pergi dulu, aku ada janji untuk pergi
bersama dengan Aiko."
Arata berlari sambil melambai ke arah Ryuichi. Hayashi Aiko,
dia adalah pacar dari Arata. Lupakan tentang pacar Arata.
Ryuichi menyeringai, dia bisa mendapatkan kecantikan sekolah
dengan mudah. Akhirnya hari-hari perjaka nya akan berakhir.
Berbicara tentang kecantikan sekolah, tentu saja yang
terlintas di benaknya adalah sang ketua OSIS. Serizawa Hana. Dengan aplikasi
tersebut di tangannya, dia bisa melakukan apapun kepada gadis teladan yang
penuh percaya diri itu.
Sekali lagi, dia tidak bisa menyembunyikan semangatnya
ketika mengetik nama Ketua Osis di aplikasi tersebut.
Seperti sebelumnya, Informasi tentang orang tersebut muncul
dan ada kolom tugas yang belum terisi di dalam nya. Namun saat membaca
informasi tentang ketua OSIS yang di kenal sebagai siswa teladan dan tegas, dia
tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya.
"Hah!? Apa aplikasi ini rusak!?"
[Nama: Serizawa Hana
Umur: 16
Status: Pelajar
Kepribadian : dia memiliki tatapan tegas dan penuh percaya
diri yang tanpa semua orang sadari kalau dia adalah seorang masokis. Selalu
melakukan hal mesum, membayangkan dirinya di perkosa setiap malam di kamar
apartmentnya.
Keterangan : Tidak ingin orang tuanya tau kalau dia memiliki
ketertarikan sex yang menyimpang, dia memutuskan untuk tinggal sendirian di
sebuah apartemen sederhana dengan alasan ingin menjadi lebih mandiri. Pandai
menutupi emosi dan keinginnya tanpa di ketahui orang lain. selalu menghabiskan
waktu istirahat di sekolahnya dengan mengunjungi atap, karena hanya ketua OSIS
yang bisa mengakses atap, dia melakukan masturbasi setiap istirahat tanpa di
ketahui siapapun.
Tugas : ... ]
" ... "
Ryuichi ragu, apakah dia harus mempercayai informasi ini.
Karena ketua OSIS di kenal sebagai siswi yang teladan, pintar, rajin, dan
banyak lagi hal positif lainnya sampai tak terhitung jumlahnya. Dan juga tidak
di pungkiri kalau dia adalah orang yang dingin. Jika aplikasi ini benar, maka
gadis itu menyembunyikan nya dengan sangat baik.
Ryuichi menelan ludah, dia ingin mengisi kolom tugas dari
ketua OSIS sesegera mungkin. Namun dia berpikir untuk membiarkannya saja tetap
kosong untuk saat ini. Dia harus memastikan ketua OSIS dengan mata kepalanya
sendiri.
Atap sekolah ya ... Pikir Ryuichi.
Ryuichi tidak dapat menyembunyikan semangat nya sampai waktu
istirahat tiba.
***
Setelah pelajaran selesai dan waktu istirahat tiba. Ryuichi
menatap dengan takjub melalui celah pintu yang sedikit terbuka. Di sana, sang
ketua OSIS Serizawa Hana, seperti apa yang di informasikan. Dia sedang
masturbasi dengan duduk, menggunakan tembok sebagai sandaran. Tangannya
memainkan Vagina dan yang lainnya meremas payudara.
"Hmm ahhh ... Ahhh."
Itu benar-benar hal yang tidak dapat di percayai sebagai
ketua OSIS jika Ryuichi tidak melihatnya secara langsung.
Dia tersenyum ke arah smartphone nya yang telah mengambil
Video Hana sang ketua OSIS yang sedang melakukan masturbasi.
"Sepertinya seperti ini akan menjadi jauh
menarik." Gumamnya dengan seringai.
Dia tidak menggunakan aplikasi tersebut untuk memberikan
tugas pada ketua OSIS, Ryuichi hanya memanfaatkan informasi yang telah di
berikan aplikasi tersebut.
Saat Ryuichi melangkah keluar menuju atap, membuat pintu
berderit.
"Kyaaa!!"
Hana melompat dengan kaget, jantung nya benar-benar seperti
akan melompat keluar dari mulutnya, dia secara refleks menutup bagian Vagina
dengan roknya.
"Yah, teriakan yang sangat lucu dari ketua OSIS kita
yang terhormat." Ryuichi berjalan perlahan mendekati ketua OSIS yang masih
terkejut. Ryuichi tidak bisa menyembunyikan senyuman nya.
"K-Kau! Kenapa ada di sini? Siswa biasa tidak di
perbolehkan untuk pergi ke atap!"
Hana perlahan bangun mencoba menyembunyikan kegugupan nya.
Rambut hitam legamnya yang sepanjang pingga, bergelombang teterpa oleh angin.
Wajahnya benar-benar keindahan alami. Gadis itu menarik nafas sebelum menatap
tajam ke arah Ryuichi.
"Lupakan apa yang kau lihat, maka aku tidak akan
mempermasalahkan tentang hukuman mu yang datang ke atap." Dia berjalan
melewati Ryuichi dengan penuh percaya diri.
"Hukuman apa Hana-chan?" Ryuichi menahan
pergelangan tangan Hana.
Hana menatap Ryuichi dengan tajam, namun ada warna kemerahan
di pipinya. Entah itu karena marah atau malu.
"Lepaskan, aku bisa saja mengeluarkan mu dari sekolah
ini."
"Hoh~ menakutkan. Bagaimana kalau aku memberitahu semua
orang tentang apa yang kau lakukan." Ryuichi melepaskan genggamannya di
pergelangan tangan Hana. Hana sedikit mengelus pergelangan tangan yang
sebelumnya di pegang oleh Ryuichi.
"Yamaguchi Ryuichi, tidak ada prestasi. Hanya siswa
biasa rata-rata. Apakah akan ada orang yang mempercayaimu? Kau seharusnya
menyadari posisi mu. Mengeluarkan mu dari sekolah ini semudah membalikan
telapak tangan bagiku." Gadis yang biasa memiliki tatapan tajam itu kini
sedang menyunggingkan senyum nya sambil menunjuk dada Ryuichi dengan kasar
menggunakan telunjuknya.
Mata Ryuichi berkerut. Meyakini kemenangannya, Hana sedikit
menyunggingkan senyum nya.
"Kuhuhu. Kau memang gadis yang menarik. Sepertinya kita
terikat dengan semacam takdir."
Seolah suasana berganti, kini Ryuichi yang menyeringai. Alis
Hana berkerut dengan Reaksi tiba-tiba Ryuichi.
Ryuichi menggenggam jemari halus yang sebelumnya menusuk
dadanya.
"Lepaskan!" Hana menggeram kesal, tapi dia
sebenarnya bersemangat di dalam. tanpa sadar Vaginanya berkedut.
"Tenanglah, coba lihat dulu ini."
Ryuichi memperlihatkan rekaman Video masturbasi Hana
sebelumnya. Mata Hana melebar saat di suguhkan Video itu.
"I-Itu ..."
Hana adalah gadis pintar, tidak mungkin dia tidak mengetahui
apa yang akan terjadi ke depannya. Seorang lelaki yang mengancam perempuan
untuk melakukan hal-hal mesum. Vagina Hana menjadi semakin basah membayangkan
itu, namun dia mengendalikan ekspresi nya dengan baik.
"Kau ... Sampah ... Hapus itu." Dia menatap tajam
ke arah Ryuichi dengan penuh kebencian dan niat membunuh. Jika Ryuichi tidak
mengetahui kepribadian asli dari Hana, mungkin dia akan percaya jika Hana ingin
membunuhnya saat ini.
Jika itu adalah gadis normal, maka mereka akan dengan
refleks berusaha untuk merebut Smartphone yang di pegang oleh Ryuichi. Tapi
Hana, tubuhnya hanya gemetar, tidak ada tanda tanda keinginan untuk merebut
Smartphone tersebut meskipun itu tepat di depan wajahnya.
"Sekarang kau mengetahui posisi mu?" Ryuichi
menyimpan kembali smartphone nya di saku celana miliknya.
"Yah, kau benar-benar memiliki bibir yang sangat
sexy." Ryuichi mengangkat tangannya dan mengelus bibir merah muda yang
kenyal milik Hana. Gadis itu tidak melawan, dia hanya mengalihkan pandangannya
ke arah lain dengan tangan terkepal. Tinggi Hana 165cm dia di atas rata-rata
gadis normal. Tapi menurut Ryuichi itu adalah tinggi yang cukup untuk tipe nya.
"Kya!"
Ryuichi tiba-tiba mendorong kasar Hana hingga punggung gadis
itu membentur tembok.
Hana menutup matanya ketika wajah Ryuichi semakin dekat.
Sedangkan Ryuichi bisa merasakan Aroma yang sangat harum
yang keluar dari tubuh gadis itu. Hanya satu senti sebelum bibir mereka saling
bertemu.
"Apa kau tau apa yang akan terjadi jika aku menyebarkan
Video itu?"
Nafas dari Ryuichi menggelitik hidung Hana. Gadis itu tidak
berani menatap Ryuichi, berperan seperti seekor kelinci yang sedang di pojokan
oleh serigala.
"T-Tolong jangan sebarkan videonya." Tubuh Hana
kian memanas saat dia mengucapkan kata-kata itu.
"Heh, dimana sikap percaya diri mu seperti
sebelumnya?"
"Hyaa ..."
Ryuichi perlahan mengelus paha milik Hana, itu benar-benar
kelembutan yang tidak ada bandingnya dengan paha miliknya yang sedikit keras.
Hana mengejang celana dalam nya semakin basah, tangan mencoba untuk
menghentikan elusan yang di berikan Ryuichi. Namun tidak ada tenaga sama
sekali, seolah dia malah menyuruh Ryuichi untuk bergerak lebih ke atas.
Menuntunnya untuk mengelus Vaginanya.
"Kau menyukai nya?"
"Tidak mungkin aku menyukai!" Tubuh Hana bergetar,
menatap tajam Ryuichi dengan sedikit semburat merah. Tatapan tajam Hana melebar
saat Ryuichi memberikan ciuman yang intens pada Hana. Melumat bibir kenyal
gadis itu, mengigit nya. Ciuman itu membuat kesadaran Hana terbang, ini adalah
ciuman pertama miliknya. Dia baru mengetahui kalau ciuman terasa sangat begitu
nikmat, apalagi dalam kondisi seperti ini.
Ryuichi menekan kepala gadis itu untuk memperdalam ciuman
nya. Mendorong lidahnya, ke dalam mulut, mendorong air liur ke mulut Hana.
"Hmnn, fuuu!? Tu-Tunggu ...!!!"
Ryuichi ingin sedikit bermain dengan Hana, dia mengambil
kedua tangan Hana dan menyimpan nya di belakang punggung gadis itu menahannya
dengan tangan kanan nya. Ciuman mereka masih terjalin dengan sangat intens.
Mengeluarkan suara cabul yang terdengar di area atap cerah itu.
Dia mengeluarkan sebuah jepitan yang telah dia ambil
sebelumnya di gudang penyimpanan sekolah, jepitan tidak terlalu kuat. Tapi
cukup kuat untuk menjepit hidung agar tidak dapat mengambil nafas.
Hana yang menikmati sesak nya ciuman intens dengan Ryuichi,
menjadi lebih bersemangat ketika hidung nya di jepit. Membuat nya tidak dapat
menghirup oksigen.
Ryuichi masih menekan kembali kepala Hana dengan tangan kiri
nya agar ciuman itu tidak lepas.
Tubuh Hana mengejang saat lidah mereka beradu, Hana berusaha
untuk memberontak saat dia benar-benar kehabisan nafas.
"Nhhhn gguu fhguu!!"
Cairan cinta menetes dari selangkangan nya saat dia
mati-matian berusaha menghirup oksigen. Dia tidak bisa menarik oksigen melalui
hidung nya karena jepitan. Ciuman itu membuat nya menjadi sesak, kesadaran nya
perlahan terbang. Kedua tangan nya yang di tahan oleh Ryuichi, memberontak
sekuat mungkin. Namun itu sia-sia, dia tidak dapat mengimbangi fisik dari
Ryuichi.
Mata berwarna hitam milik hana sudah hampir berputar ke
belakang seolah kesadaran nya bisa hilang kapan saja. Dia berusaha sekuat
mungkin untuk lepas.
Kaki nya mengentak lantai dengan keras, menendang tulang
kering Ryuichi dengan sekuat tenaga, tapi Ryuichi tidak bergema sama sekali.
Air liur mengalir melalui selah selah mulutnya, turun menuju bagian dadanya.
Dia sangat tersiksa karena tidak dapat menghirup oksigen
namun celana dalam nya menjadi lebih basah, Vaginanya berkedut saat jus cinta
keluar meluap membasahi celana dalam nya.
Berpikir sudah cukup, Ryuichi melepaskan tubuh Hana. Gadis
itu langsung ambruk di lantai.
"Hah!!"
Hana segera melepas penjepit yang menjepit hidung nya,
menarik nafas sebanyak mungkin melalui mulut dan hidung nya secara bersamaan.
Baru pertama kali dia merasakan kalau udara terasa sangat segar.
"Yah, itu ciuman yang sangat nikmat ketua OSIS."
Ryuichi mengelap bibirnya dengan punggung tangan, blazer di
area punggung tangannya kini menjadi basah. Sedangkan itu, ini adalah pertama
kalinya Ryuichi melihat penampilan ketua osis yang seperti ini. Rambut nya yang
acak-acakan oleh keringat, air liur yang kental keluar dari mulutnya saat hana
menarik nafas. Tatapan sayu yang menatap Ryuichi, nafasnya terengah-engah.
"Aku tidak akan pernah memaafkan mu. Keluarga Serizawa
tidak akan pernah melepaskan." Lirik Hana dengan penuh kebencian, jika itu
orang lain. Mungkin mereka akan percaya kalau Hana benar-benar tidak
menyukainya, tapi bagi Ryuichi yang sudah mengetahui sifat sejati gadis ini.
Merasa kalau perkataan nya itu adalah sebuah tantangan.
Ryuichi berjongkok untuk menyelaraskan tatapannya dengan
Hana. Dia menyentuh celana dalam Hana yang basah kuyup.
"Apa yang kau lakukan!!"
"Yah, sepertinya kau sangat menyukai nya ya. Bukan
hanya celana, tapi kau juga membasahi lantai nya." Ucap Ryuichi sambil
menunjuk lantai yang tengah di duduki oleh Hana.
"Tidak mungkin aku menyukai nya!! ... Itu ... Itu air
liur menjijikan mu yang membuat lantai nya basah!!"
"Yah, apapun itu, berikan no kontak mu Hana." Ucap
Ryuichi sambil menyodorkan Smartphone miliknya.
"Kuhh! Kenapa aku harus memberikan no kontak ku ... Dan
jangan memanggilku seolah kita teman!"
"Kau lupa dengan posisi mu?" Ryuichi sedikit
memiringkan kepalanya dengan senyuman tipis.
Hana menggeram, dia kemudian merebut Smartphone milik
Ryuichi dengan kasar. Mengetuk layar beberapa kali dan memberikan nya kembali
pada Ryuichi dengan enggan. Ryuichi yang melihat itu tersenyum.
Dia menjadi lebih yakin kalau Hana menikmati situasi saat
ini, dia bisa saja menghapus video itu saat memegang smartphon milik Ryuichi.
Tapi dia tidak melakukannya, ia hanya mengikuti apa yang di katakan Ryuichi.
Meskipun tatapan nya masih seperti orang yang membenci dan mengutuk Ryuichi.
Apakah dia seroang Tsundere?
"Bel akan segera berbunyi, kau harus segera mengatasi
penampilan mu." Ryuichi bangun, Hana masih tidak bicara, dia hanya menatap
tajam Ryuichi dengan tatapan penuh kebencian.
"Aku akan memanggil mu nanti saat aku ingin
menggunakanmu."
Hana mengeram menatap tajam mendengar perkataan
Ryuichi."Apa maksud mu dengan 'Menggunakanku' . Kau pikir aku ini
apa!?"
"Kuhuhu, tentu saja ... Lacur pribadi ku."
" ... "
Hana tidak membalas, dia menggerakkan giginya menatap
Ryuichi dengan penuh kebencian. Meskipun Vaginanya kembali berkedut saat
Ryuichi mengatakan hal tersebut.
Dengan begitu, Ryuichi sedikit melambaikan tangannya dan
melangkah hilang menuju pintu masuk atap sebelumnya. Meninggalkan Hana yang
masih terduduk dengan keadaan berantakan.