Chereads / Mysterious App (Indonesia) / Chapter 5 - Hana Arogan

Chapter 5 - Hana Arogan

Ryuichi berjalan sendirian di pagi hari yang cerah ini, dia

terasa jauh lebih segar di bandingkan hari-hari sebelumnya.

 

"Hei kawan, kau menjadi lebih cerah hanya salam

semalam. Apa yang terjadi?"

 

Pemuda itu, Arata menyapanya.

 

"Oh Arata, pagi."

 

"Apa yang terjadi padamu, cobalah cerita padaku kawan.

Bukankah kita ini teman?"

 

Teman? Kau hanya ingin terlihat menonjol dengan berteman

dengan ku yang seorang siswa biasa saja. Pikir Ryuichi.

 

Aku sudah mengetahui itu sedari dulu.

 

"Hah, tidak ada yang terjadi. Hanya saja pagi ini

terlihat lebih cerah." Ryuichi kembali menunjukan wajah datar tanpa

ekspresi nya.

 

Mereka berjalan bersama hingga menuju gerbang sekolah. Dan

tanpa Ryuichi sadari, dia melihat Hana yang sedang berjalan dengan Kimura Eiji,

wakil ketua OSIS. Hana menatapnya, namun saat Ryuichi menatapnya kembali. Hana

mengalihkan pandangannya.

 

"Hmm, ada yang berbeda dengan ketua OSIS pagi ini. Apa

dia terlihat sakit? Juga, dia memancarkan aura yang berbeda di bandingkan

sebelumnya. Itu lebih dewasa. Apa dia sedang sakit?"

 

"Aku tidak tau."

 

"Hei, apa kau sadar kalau dia sempat menatapku

sebelumnya?" Arata bersemangat karena kesalahpahaman itu. Ryuichi hanya

tersenyum masam.

 

"Apa dia menyadari ketampanan ku? Mungkin dia menyesal

karena telah menolak ku saat itu, sayang sekali saat ini aku sudah mendapatkan

pacar."

 

Seberapa besar kepercayaan dirinya.

 

"Arata-kun!" Ryuichi dan Arata berbalik untuk

mendengar suara cempreng yang berteriak.

 

"Oh Aiko-chan, pagi."

 

Aiko menyambut Arata dengan senyum ramah, dia juga menatap

sesekali ke arah Ryuichi dengan penasaran.

 

Ryuichi mengangkat alis nya heran.

 

"Emm Yamaguchi-kun, apa hubungan mu dengan ketua

OSIS?"

 

Mereka bertiga berjalan bersama menuju kelas, pertanyaan itu

membuat Ryuichi tersentak. Sedangkan Arata menunjukkan wajah heran nya.

 

"Apa maksudmu?" Tanya Arata.

 

"Yah, aku melihatnya tadi pagi dia berjalan bersama

ketua OSIS sebelum berpisah di persimpangan jalan."

 

"Apa? Kau memiliki hubungan dengan ketua OSIS!?"

Arata terkejut menatap Ryuichi.

 

"Apa aku orang yang terlihat seperti bisa bersama

dengan ketua OSIS?" Tanya Ryuichi.

 

Arata menatap lama Ryuichi."Benar juga, tidak mungkin

kau bisa bersama dengan ketua OSIS."

 

Tawa Arata keluar. Ryuichi hanya memutar matanya malas dan

menjawab pertanyaan Aiko dengan datar.

 

"Aku tidak ada hubungan dengannya, kami hanya tidak

sengaja berpapasan dan kembali berpisah karena berbeda jalur."

 

"Oh seperti itu." Balas Aiko dengan menumpuk

tangannya sendiri seolah paham.

 

"Jadi itu alasan mu sangat cerah hari ini? Karena tidak

sengaja bersama ketua OSIS kan? Yah, kau memang beruntung." Lanjut Arata.

 

Setelah bel, mereka memulai pelajaran. Waktu istirahat,

Ryuichi pergi ke tempat dia biasanya berdiam. Itu adalah klub membaca miliknya.

Dia tidak suka membaca, dia membuat klub ini hanya karena ingin di berikan

tempat yang nyaman untuk menyendiri saja.

 

Klub ini hanya dia sendiri anggotnya, atau bisa di katakan

dua orang lainnya adalah hantu. Siswa yang mendaftar tapi tidak datang ke klub.

Itu adalah siswa yang tidak ingin bergabung dengan klub apapun, tapi karena

sekolah mewajibkan siswa-siswi nya memasuki minimal satu klub. Mereka setuju

untuk mendaftar di klub membaca, tapi mereka tidak pernah datang sekalipun ke

ruangan ini.

 

Smartphone miliknya berdering, di sana terlihat pesan yang

di berikan oleh Hana.

 

"Kenapa dia mengirim kan pesan?"

 

[Ryuichi, Dimana kau?]

 

Kenapa dia bertanya? Pikir Ryuichi.

 

[Aku ada di ruangan klub ku. Juga, kenapa kau memanggilku

dengan nama depanku?]

 

[Kenapa aku tidak boleh memanggil mu dengan nama mu

sedangkan kau memanggil ku Hana, bahkan saat aku tidak pernah menyetujui nya!]

 

[Oke, terserah. Kenapa kau menghubungi ku?]

 

[Tidak ada.]

 

Benar-benar tidak jelas. Mengabaikan itu, Ryuichi membuka

kotak bento yang di buat Hana tadi pagi. Dan mulai menyantap nya dengan nyaman.

 

Namun tak selang beberapa saat, pintu deret terbuka.

Menampilkan sosok gadis cantik yang tengah membawa sebuah bento di tangannya.

 

"Oh, Hana. Ada urusan apa kau datang kemari?"

 

Tadi dia memberikan pesan, dan sekarang dia malah datang ke

ruangan ku.

 

Hana berkerut kesal karena pertanyaan Ryuichi.

 

"Aku hanya ingin melihat klub 'Membaca'." Hana

melihat sekeliling hanya mendapati ruangan kosong yang tidak terurus. Dia

kemudian duduk di kursi samping Ryuichi.

 

"Sepertinya klub ini harus di tutup karena tidak

memiliki manfaat apapun di dalamnya."Hana menyeringai menatap Ryuichi.

 

Dia sedang kesal karena menunggu lama Ryuichi di atap untuk

makan bento bersama. Dia pikir Ryuichi akan kembali pergi ke atap seperti

kemarin. Dia tidak tau kalau lelaki di depannya ini mempunyai sebuah klub.

 

"Meskipun memiliki anggota yang cukup, jika klub tidak

beroperasi dengan baik. Itu hanya seonggok sampah yang layak di buang. Lebih

baik memberikan ruangan ini pada klub lain yang lebih membutuhkannya."

Lanjut Hana sembari membuka kotak bento miliknya.

 

"Jangan pernah melakukan itu. Ruangan ini adalah tempat

yang nyaman untuk ku." Ryuichi kembali memakan makanannya. 

 

Hana menyeringai mendengar itu. Dia menyilang kan kaki nya

seperti seorang ratu yang mendominasi.

 

"Oh, aku lebih yakin lagi kalau ruangan ini tidak ada

gunanya di tangan mu."

 

Ryuichi mengerutkan alisnya."Apa kau tidak mendengar

perkataan ku sebelumnya?"

 

"Aku bisa saja membiarkan mu mempunyai klub ini, tapi

dengan satu syarat." Hana mengacungkan jari telunjuk nya dengan senyum

penuh kemenangan.

 

"Syarat? Apa itu?" Ryuichi mengerutkan alisnya.

 

Apa itu menghapus video yang di simpan nya? Dia tidak

keberatan jika seperti itu. Lagian Ryuichi sudah tidak membutuhkan lagi video

itu.

 

"Ya, lakukan dogeza dan memohon lah." Seringai

Hana semakin lebar saat dia mengeluarkan aura yang mendominasi.

 

Sebagian wajah Ryuichi tertutupi oleh rambutnya yang membuat

Hana tidak dapat melihat reaksi seperti apa yang di keluarkan oleh Ryuichi.

 

Yah, ketua OSIS kita ini benar-benar sesuatu. Pikirnya

 

Semakin dekat dia dengan Hana, semakin menarik pula

perempuan ini di matanya.

 

Ryuichi bangkit dan berjalan ke depan Hana. Hana semakin

melebarkan senyum nya ketika menyadari pria ini akan melakukan dogeza di

depannya. Perempuan di depannya ini benar-benar beracun jika tidak di urus

dengan baik.

 

Ryuichi, mengeluarkan penis nya melalui resleting nya yang

sudah dia buka.

 

"B-bodoh! Ku bilang dogeza! Bukan mengeluarkan penis

mu!" Hana terkejut dengan semburat merah.

 

"Sepertinya aku tidak mendidik mu dengan baik ya?"

 

"Tunggu, ini di sekolah. Jika orang lain melihatnya,

itu semua akan menjadi kekacauan." Balas Hana dengan teriakan kecil.

 

Ryuichi mendekatkan penis nya yang setengah tegak hingga

menyentuh ujung bibir dari Hana.

 

"Berikan aku blowjob."

 

Hana menatap pintu deret masuk sebelumnya dengan ragu,

kemudian kembali menatap penis yang ada di depannya. Bau penis itu benar-benar

memabukkan untuknya.

 

"Jangan sesekali berpikir untuk bersikap arogan kembali

di depan ku, karena di sini. Akulah tuan nya. Apa kau mengerti?" Ryuichi

mengangkat dagu Hana dengan kuat.

 

"Kuhh!" Hana menggeram kuat.

 

"Apa kau mengerti!?" Ulang Ryuichi.

 

"Kuhh, aku mengerti."

 

Hana, seekor kelinci yang hendak berevolusi menjadi seekor

serigala namun sayangnya itu semua di gagalkan oleh Ryuichi.

 

Perlahan gadis itu menjilati batang kemaluan Ryuichi. Dia

juga menggunakan tangannya untuk lebih merangsang Ryuichi.

 

Melakukan hal mesum seperti ini di sekolah benar-benar

menakjubkan bagi mereka berdua.

 

"Ya, gadis seperti mu hanya harus menggunakan mulutnya

untuk hal seperti ini." Ejek Ryuichi dengan seringai.

 

Hana menatap Ryuichi dengan kesal, namun tidak menghentikan

aktivitas nya. Dia kemudian memasukan penis Ryuichi masuk ke dalam mulutnya.

Berusaha sekuat mungkin untuk menelan seluruh batang kemaluan nya. Suara-suara

mesum terdengar di area klub itu.

 

Padahal awalnya dia hanya ingin menggoda Ryuichi, sepertinya

dia melangkah terlalu jauh. Dia hanya kesal karena Ryuichi tidak datang ke atap

seperti apa yang di harapkan nya.

 

"Aku akan keluar."

 

Air mani menyembur ke dalam mulut Hana, dia sudah terbiasa

membiarkan Ryuichi keluar di dalam mulutnya.

 

"Jangan di telan."

 

Hana sedikit terkejut ketika Ryuichi menarik penis itu dari

mulutnya. Biasanya dia akan menyuruh Hana untuk selalu menelan air mani nya

tanpa tertinggal setetes pun.

 

Ryuichi mengambil tutup bento dan menyodorkan nya ke arah

Hana. Mulut Hana sedikit mengembung karena air mani yang dia tahan.

 

"Tumpahkan di sini."

 

Sesuai instruksi Ryuichi, Hana memuntahkan semua air mani

itu di atas tutup bento milik Hana.

 

"Apa yang kau rencanakan kali ini."

 

"Bukankah kau menyukai air mani ku? Kalau begitu

celupkan makanan mu terlebih dahulu ke sana sebelum memasukannya ke dalam mulut

mu."

 

Ryuichi menggengan rambut Hana dan membersihkan penis nya

menggunakan rambut halus Hana.

 

Hana hanya menggeram ketika di perlakuan seperti itu, tidak

dapat menyembunyikan kesenangan nya.

 

Ryuichi kembali ke tempat duduknya dan kembali menikmati

bento miliknya.

 

Hana di sisi lain, seperti yang di perintahkan oleh Ryuichi.

Dia membawa sebuah sosis dan mencelupkan nya ke atas tutup bento yang memiliki

air mani, lalu mulai memakan nya.

 

"Puas?"

 

"Ya, bagaimana? Apa itu enak?"

 

"Mana mungkin sesuatu seperti ini enak!? Aku bahkan

mual hanya untuk melihatnya." Balas Hana sembari memakan sosis nya yang

tertutupi air mani.

 

Makan bento dengan erotis akhirnya terus di lakukan.

 

"Kau sepertinya menikmati nya bukan?" Ucap Ryuichi

melihat habis air mani yang berada di atas tutup bento Hana. Karena air mani

nya sudah habis, Hana kembali memakan makanan nya dengan normal dan

menghabiskan seluruh nya. Sementara Ryuichi telah selesai sedari tadi.

 

"Mana mungkin aku menikmati sesuatu yang menjijikan

seperti itu."

 

"Coba lihat di sini." Ryuichi menyentuh

selangkangan Hana yang basah.

 

"Itu ... Keringat." Balas Hana mengalihkan

pandangannya ke sisi lain.

 

"Kuhh, jangan menyentuh area sensitif seorang gadis

tanpa persetujuan mereka. Ahhh ..."

 

Ryuichi menarik tangannya, membuat gadis itu kecewa.

 

"Sepertinya kau tidak menginginkan nya, jadi aku tidak

akan memaksa." Ejek Ryuichi.

 

"Kalau begitu aku pergi dulu, lagian bel akan segera

bunyi. Sampai nanti." Ryuichi keluar tanpa berniat berbalik menatap Hana.

Meninggalkan perempuan itu seorang diri.

 

"Kau benar-benar brengsek." Gumam Hana. Setelah

membuat seorang perempuan terangsang, lalu membiarkan nya begitu saja. Tentu

saja Hana marah.