Akan diedit
***************
BAB 272
~Tempest's POV~
Aku terjatuh kembali ke atas bantal, jantungku berdebar kencang.
"Betapa cantiknya," gumamnya, tangannya mengelus kulitku.
Kelopak mataku terasa berat, dan aku tidak bisa menahan godaan untuk tidur.
Aku lelah, tapi juga puas, ikatan di antara kami semakin kuat.
Hal terakhir yang aku ingat adalah bibir Koda di dahi, lengannya melingkar di sekelilingku, dan tubuhnya menggulung melindungi diriku.
Perlahan, bibirnya bergerak ke bawah, menanamkan ciuman lembut di pelipisku, pipi, rahang, leher, dan akhirnya, di bibirku.
Dia menciumku dengan lembut, pelan, seolah-olah dia takut aku akan patah.
Dan aku pun patah.
Air mata mengalir dari mataku, emosi yang selama ini aku pendam, akhirnya terbebas.
"Koda," bisikku, melingkarkan lenganku di sekitarnya, menyembunyikan wajahku di lehernya.