```
***************
BAB 242
~POV Zara~
Detak di kepala saya terasa seperti tabuhan drum yang tak henti-hentinya, setiap denyutnya bergema di balik mata saya saat saya membuka mata.
Cahaya redup di ruangan membuat sulit untuk melihat, tetapi saya memaksakan diri untuk duduk, menggertakkan gigi menahan nyeri di tubuh saya.
Berkat kemampuan serigala saya, sebagian besar memar kecil telah memudar, dan luka yang lebih dalam terasa tertutup, meskipun masih nyeri. Tapi ada yang salah.
"Astrid?" saya memanggil dalam pikiran, putus asa merasakan kehadirannya.
Tidak ada respons.
Saya mencoba lagi, kali ini lebih mendesak, "Astrid, tolong!"
Sunyi.
Kepanikan mulai menyelimuti saya di lubuk pikiran yang kosong. Astrid selalu ada di sana, bahkan di saat-saat tergelap saya.
