***************
BAB 200
~POV Tempest~
Setelah penggalan dramatis dari Kaid, ballroom itu terisi dengan ketegangan. Aku gelisah, emosi yang belum terselesaikan dari masalah Zara masih menggantung di benakku.
Aku menyelinap pergi ke bar, butuh minum untuk menenangkan diri.
Cairan berwarna ambar itu terasa terbakar saat aku menyesapnya, pandanganku memindai ruangan. Di dalam hati, aku berharap seseorang—siapa saja—mungkin akan menyadari ketidakhadiranku. Tapi orang yang sebenarnya kuharap akan datang itu tidak pernah muncul.
Aku tenggelam dalam pikiranku ketika aku mendengar suara yang familiar.
"Tidak kira akan menemukanmu di sini."
Aku menoleh dan melihat Koda berdiri di dekat sana, ekspresinya ragu, seolah dia berdebat apakah akan tetap tinggal atau pergi.
"Kalau kamu mau kabur, silakan," kataku dengan suara yang pahit. "Seperti semua orang lain, sepertinya kamu memang seharusnya begitu."
Alisnya merengut, dan dia ragu sebelum melangkah lebih dekat. "Maksud kamu apa?"
