**************
BAB 98
~Tempest's POV~
"Rylan," ulangku, membiarkan nama itu meluncur dari lidahku saat aku mencoba bagaimana bunyinya. Nama itu bagus, dan juga cocok. "Aku akan memanggilmu Rylan. Itu sesuai untukmu."
Alisnya naik bertanya, rasa ingin tahunya terpicu. "Kenapa?"
"Karena terasa personal, dan itu adalah sisi yang hanya kau tunjukkan padaku—secara intim dan pribadi," jawabku, menjaga suara tetap lembut namun genit. "Tegas di luar, tapi ada kelembutan yang tersembunyi di dalamnya juga. Dan aku pikir aku mengenalnya, meski hanya sedikit."
Menggoda dan menjaga emosi agar tetap terkendali terasa menyenangkan dan merupakan pengalihan yang baik tetapi kemudian, sebuah pikiran muncul dalam benakku.
Aku berharap dia tahu ini hanya sekadar hubungan singkat dan tak lebih.
Aku mengamatinya, menilai ekspresinya dalam cermin, tapi wajahnya tetap netral. Sepercik sesuatu melintas di matanya, meski—sebuah senyum enggan yang hilang dalam sekejap.
