**************
BAB 97
~Tempest's POV~
Dari jendelaku, aku menyaksikan Koda berbicara dengan serius kepada saudariku di halaman. Mereka bertukar kata-kata pelan, dan rasa cemburu menyusup di dadaku.
Cara dia memandangnya—itu adalah tatapan yang selama ini aku dambakan. Tapi itu tidak pernah untukku. Tidak akan pernah.
Aku melihat dia sering menarik diri dan itu menghancurkan hatinya.
Kata-kata itu bergema di kepalaku. Hatinya.
Bagaimana dengan hatiku? Apakah dia pernah peduli bagaimana hal itu mempengaruhiku dan menghancurkan hatiku?
Tsk. Aku menggelengkan kepala, mengabaikan rintihan Musim Panas dalam pikiranku.
Berbalik dari jendela, aku bergerak kembali ke dalam ruangan, tangan bergetar saat aku mengumpulkan barang-barangku. Saatnya untuk pergi. Saatnya meninggalkan rumah ini, luka ini, dan perasaan yang tidak ingin aku bawa bersamaku. Kota akan memberiku ruang yang aku butuhkan.