***************
BAB 123
~POV Aira~
Saat pandangannya terkunci pada milikku, aku merasakannya lagi—ikatan tak terlihat yang menarikku ke arahnya dengan cara yang kuat dan tak terbendung. Ikatan pasangan hidup bergelora dalam diriku, tak terbantahkan dan absolut.
Pasangan.
Kata itu menggema dalam pikiranku, menenggelamkan segalanya. Aku hampir tidak bisa mendengar desahan ngeri Musim Gugur di sampingku, namun kata-katanya menembus kabut.
"Bukan lagi," dia berkata, suaranya gemetar.
Pandanganku berpindah kepadanya saat air mata mulai memenuhi matanya, satu terlepas menuruni pipinya. Hatiku hancur saat aku menyadari dia juga telah mengetahuinya.
"Tempest..." Aku mulai, suaraku pecah.
Ekspresinya adalah cerminan dari diriku—terkejut, sakit, tidak percaya. Dia berhasil tertawa getir, meskipun tertawa itu diselimuti kepahitan. "Kau pasti bercanda," katanya, menghapus pipinya. "Dewi Bulan benar-benar menentangku, ya?"