Chereads / Ready for Love / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

"Kalau saya boleh tau, apa mbaknya mahasiswi disini?", tanya Freddy membuka pembicaraan. Reana menatap Freddy. Gadis itu agak terkejut, tapi lalu tertawa kecil.

"Ah bukan mas. Saya terlalu tua untuk jadi mahasiswi", kelakarnya. "Saya sudah kerja mas. Lalu dapat info kalau ada seminar yang dihadiri MenHan di Bandung. Buru-buru deh saya datang."

Freddy tertawa. "Ah maafkan, habisnya saya kira mbaknya mahasiswi disini."Reana menggelengkan kepalanya. Ia memang terlihat lebih muda dari usianya. Wajahnya baby face kalau kata teman-temannya.

Reana sendiri merupakan kelahiran tahun 1993. Tahun ini ia sudah berusia 30 tahun.Setelahnya mereka mulai mengobrol. Reana terkejut saat mengetahui bahwa Freddy adalah ajudan pribadi dari MenHan. Dan juga seorang TNI aktif.

Ia buru-buru meminta maaf karena telah memanggilnya dengan sebutan "mas" saja, tidak dengan pangkatnya.

Freddy tertawa. "Nggak papa mbak saya dipanggil mas Freddy juga."

Reana tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Waduh jangan pak, nanti saya dimarahi almarhum ayah."

Freddy mengerutkan keningnya. "Kenapa begitu mbak?"

"Almarhum ayah saya seorang TNI juga mas. Nah saya suka ditegur kalau lupa memanggil teman-teman ayah dengan gelarnya", cerita Reana. Matanya berkaca-kaca saat menceritakan tentang sang ayah yang sudah berpulang.

"Maaf ya.. Saya nggak tau kalau ayah Anda sudah berpulang..", jelas Freddy. Dia bisa melihat raut sedih di wajah Reana.Reana tersenyum menatap Freddy. Sejenak dia terdiam mengingat sang ayah.

Freddy meyakinkan Reana untuk memanggilnya "mas" saja. Setelah gadis itu setuju, Reana lalu menceritakan tentang almarhum ayahnya yang menjadi seorang Mayjen TNI sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun.

Freddy lalu terkesiap saat Reana menyebutkan nama sang ayah."Jangan-jangan maksud mbak, Mayjen Thomas Clayfton?", tebak Freddy.

Reana ikut terkesiap. Dia buru-buru mengangguk. "Loh iya mas, benar. Itu ayah saya. Mas Freddy kok tau?".Freddy menepuk keningnya. "Astaga mbak..."

Reana lalu membuka handphonenya dan mencari foto sang ayah. Lalu ditunjukannya ke arah Freddy. "Apa benar yang ini, mas?".

Freddy semakin tertegun melihat foto komandannya dulu saat ia berada di batalyon 39. "Iya mbak. Ini komandan saya waktu di batalyon 39...", ucap Freddy pelan. Freddy teringat masa lalunya bersama sang komandan. Freddy ingat dengan jelas.

Mayjen Thomas memiliki perawakan yang tinggi besar, khas orang Jerman. Orangnya terlihat galak tapi aslinya beliau adalah orang yang sangat hangat.Freddy dengar kalau sang komandan memiliki 3 orang anak. Tapi Freddy hanya pernah bertemu sekali dengan anak yang nomor dua, karena diinfokan oleh sang komandan kalau anaknya ini di Akpol.

Sedangkan anak yang pertama dan bungsu, Freddy tidak pernah bertemu. Dia hanya sekilas melihat dari foto keluarga yang pernah ditunjukkan komandannya.

Freddy sekali lagi mengucapkan maaf ke Reana. Freddy tidak mengikuti berita tentang kepergian sang komandan. Reana menggelengkan kepalanya. Karena kepergian ayahnya memang secara mendadak.

Gadis itu bercerita. Semalam sebelumnya, sang ayah masih terlihat beraktifitas seperti biasa. Sempat meminta dibelikan mie ayam di dekat komplek perumahan mereka di Cijantung.

Lalu tiba-tiba keesokan harinya, sang ayah sudah berpulang.Reana seperti tidak diberi kesempatan untuk berduka. Freddy mengerutkan keningnya saat mendengarkan cerita dari Reana. Ia merasa bersalah karena tidak pernah menanyakan kabar komandannya itu.

Dia menatap Reana dalam diam.Reana sesekali tersenyum sembari menceritakan tentang kepergian sang ayah. Awalnya dia belum bisa menerima kepergian sang ayah yang sangat mendadak. Meskipun sang ibu sendiri telah ikhlas.

Terlebih lagi, sang ayah diduga meninggal saat tertidur.

Tapi menurut ibunya, paling tidak suaminya tidak merasakan sakit saat berpulang. Hanya, tetap saja, Reana belum bisa terima. Belum bisa menemukan rasa ikhlas di hatinya.

Yang menjadi pelipur lara Reana adalah saat ia mendengar kabar tentang kelahiran Sophie.Rupanya itu adalah anak dari kakaknya yang nomor dua, Adam. Reana bercerita kalau mas Adam sekarang sudah memilih untuk menetap di Melbourne.

Anak mas Adam yang nomor dua adalah keponakan terkecil Reana. Karena itulah Reana memakai fotonya sebagai wallpaper. Karena kehadiran Sophie kala itu perlahan menyembuhkan luka di hati Reana.

Dari situ juga, Freddy jadi tahu kalau putri sang komandan merupakan lulusan S2 dari kampus terbaik di Melbourne dan empat bekerja di salah satu firma hukum terbaik juga.Sebelum kembali ke Indonesia, Reana juga bekerja di Supreme Court of Victoria, setara dengan Mahkamah Agung. Freddy terkagum melihat Reana.

Freddy menghabiskan waktu istirahatnya dengan mengobrol bersama Reana. Dalam hatinya, dia mulai tertarik dengan gadis ini. Tutur katanya yang sopan dan santun, senyumannya yang manis dan paras wajahnya yang cantik, membuat Freddy tertarik.

Tapi ia merasa sedikit ragu. Selain karena Reana merupakan putri dari komandannya dulu, Freddy sendiri pernah membangun rumah tangga dan berakhir dengan perpisahan.

Freddy digugat cerai oleh sang mantan istri dengan alasan dirinya terlalu sibuk dan tidak bisa memilih antara pekerjaan atau istrinya. Jelas Freddy tidak bisa memilih. Pekerjaannya saat itu adalah sebagai asisten ajudan pribadi presiden RI.

Sebagian besar waktunya dihabiskan mendampingi sang presiden. Freddy sudah pernah menjelaskan ke mantan istrinya bahwa ia akan selalu menomorsatukan negara.

Tapi rupanya sang mantan istri hanya bisa menerima kondisi itu di beberapa bulan awal pernikahan mereka. Lama kelamaan mereka semakin sering bertengkar untuk alasan yang sepele.

Sampai akhirnya puncaknya ketika Freddy berhasil lolos masuk ke pendidikan di Amerika. Mantan istrinya lalu bertanya sekali lagi.

Pilih dirinya atau pendidikan. Freddy dengan mantap memilih pendidikannya. Di hari itu pula Freddy sepenuhnya tersadar. Pernikahan ini telah usai.

Sang mantan istri diam dan mengemasi semua barangnya. Ia lalu berlalu pergi dari kediaman mereka berdua. Freddy hanya diam. Dia tidak menahan sang istri. Pun dia tidak lagi berjuang mempertahankan biduk rumah tangganya.

Setelah resmi berpisah, tak lama kemudian Freddy mendengar kabar bahwa mantan istrinya telah menikah lagi. Yang mengejutkan, mantannya menikah dengan teman satu angkatannya saat berada di akademi militer dulu.

Freddy tertawa miris dalam hati. Semenjak itu Freddy mulai menjaga hatinya dari wanita. Ia tidak mau menyakiti hati wanita lain lagi ataupun mengulangi kejadian yang sama.

Empat tahun lamanya Freddy betah sendiri sejak bercerai. Ia memfokuskan semua waktunya ke pekerjaannya. Di hari liburnya, Freddy memilih melakukan hobinya, seperti bermain dengan hewan peliharaannya. Atau berkunjung ke rumah orangtuanya dan menghabiskan waktu disana.

Sering kali juga ia dikenalkan dengan perempuan, tapi Freddy dengan sopan menolak. Belum saatnya untuk memikirkan hal itu, pikir Freddy.

Sampai akhirnya dia ditugaskan untuk menjadi ajudan pribadi MenHan, pak Prabowo Subianto. Setelah pak MenHan maju sebagai capres di pemilu tahun 2024, kesibukan Freddy menjadi semakin padat. Ia kerap kali pulang malam karena menemani sang MenHan. 

Dua tahun berlalu dan ia rajin mengikuti kegiatan pak Prabowo, terutama kampanye. Dan dari situlah tiba-tiba namanya menjadi bahan perbincangan warga Indonesia.

Sosoknya yang tegap dan berkharisma membuatnya dikagumi para wanita. Setiap Freddy ikut menemani pak Prabowo, Freddy selalu disorot kamera. Setiap hari namanya semakin melambung. Ini membuatnya agak pusing dan kewalahan.

Sosial medianya di geruduk massa. Fotonya tersebar luas. Bahkan masa lalunya dengan sang mantan istri juga ikut tersebar. Kepala Freddy terasa pusing setiap mengingat hal itu.

Dia tidak menyangka netizen akan mencari tau semua hal tentang dirinya. Bahkan dia sering sekali di gosipkan dekat dengan artis ini dan itu. Padahal Freddy selama ini hanya bersikap profesional saat menjalankan tugasnya. Dari situlah dia semakin menjaga jarak.

Sejak menjadi sorotan publik, ruang gerak Freddy terbatas. Ia merasa tidak nyaman karena banyak kamera menyorot ke arah dirinya.