Dengan sakit kepala yang mengerikan, saya terbangun dan duduk tegak. "Apa yang terjadi?"
"Seperti yang mereka katakan dalam film." Saya mendengar tawa kecil, membuat saya menoleh ke kanan. Christian, yang memegang kain di tangan, menekan lengannya ke dahi saya. "Kamu pingsan."
Pingsan?
Saya bernapas dengan berat, mengingat setiap detail kecil. Saya berada di rumah Berto, dan dia mulai menembak ke segala arah seperti orang gila, tapi entah bagaimana kami bisa keluar.
"Di mana saya?" Saya melihat sekeliling, menyadari ini adalah kamar tidur yang aman dan terlindungi. "Oh, tidak apa-apa."
"Ramiro bilang kamu akan baik-baik saja." Christian mengusap rambut saya dan mendorong saya kembali berbaring.
"Bayi—"
Dia menggelengkan kepala. "Bayi kita baik-baik saja."
"Dan Siena—"
"Dia tidak di sini." Dia sekali lagi memotong percakapan. "Dia di rumah kakek nenek saya."
