Chereads / Elenthar / Chapter 2 - Kembalinya sang dewa iblis

Chapter 2 - Kembalinya sang dewa iblis

Seluruh dunia dan planet-planet di alam semesta berada di ambang kehancuran. Manusia menghadapi hari akhir.

Di salah satu dunia yang paling rendah, Bumi, situasi yang sama terjadi. Hari akhir seakan tak terelakkan.

Sepuluh tahun lalu, langit tiba-tiba retak, dan makhluk-makhluk mengerikan bermunculan dari celah itu. Manusia tidak punya kesempatan untuk melawan; mereka dibantai tanpa ampun.

Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Energi monster yang memenuhi atmosfer berubah begitu padat hingga manusia perlahan mulai membangkitkan kekuatan.

Kekuatan ini membawa harapan. Manusia mulai melawan balik. Mereka berhasil mengusir para monster dan mengamankan kemenangan pertama mereka. Orang-orang ini dikenal sebagai "Hunter," pelindung umat manusia.

Ketika semua tampak membaik, sesuatu yang lebih buruk terjadi. Sebuah entitas turun ke Bumi. Ia menyebut dirinya "Curator," makhluk raksasa setinggi dua kali manusia biasa dengan tubuh berlapis armor. Wajahnya tertutup helm logam, dengan angka "1" terukir di atasnya.

Curator membawa kehancuran sekali lagi. Ia memperkenalkan sesuatu yang disebut "Skenario," tugas-tugas yang harus diselesaikan manusia untuk bertahan hidup. Jika mereka gagal, konsekuensinya adalah mati.

Delapan tahun telah berlalu sejak saat itu. Kini manusia menghadapi tantangan terakhir dari "Skenario Terakhir." Mereka berhadapan langsung dengan Raja Iblis, musuh terkuat yang pernah mereka temui.

"Terus serang! Jangan berhenti!" teriak salah satu Hunter, memimpin serangan. Para Hunter mengerahkan seluruh kekuatan mereka melawan Raja Iblis, tapi makhluk itu tak terhentikan.

"Manusia bodoh, meski kalian menyerang seperti kawanan semut, tidak ada bedanya—Kheuk!?" Raja Iblis terhenti. Sebuah pedang tiba-tiba menusuk punggungnya. Ia menoleh dan melihat, seorang pria muda dengan kulit pucat dan rambut hitam, berusia sekitar 25 tahun, menusukkan pedang itu lebih dalam.

"Kau, kau akan menyesal, manusia" raung Raja Iblis, mendorong pria itu hingga terlempar. Namun, sebelum ia bisa menarik pedang tersebut, rantai muncul dan mengikat tubuhnya. Salah satu Hunter lain telah melancarkan serangan.

"Heh.. Ini sia-sia!" Dengan hentakan kuat, Raja Iblis memutus rantai itu. Ia mencoba menarik pedang dari dadanya, tetapi gagal. "Apa-apaan ini? Mengapa pedang ini tak bisa ditarik?"

Pria yang menusukkan pedang itu tersenyum kecil. "Bodoh, pedang itu telah dilumuri dengan energi harapan seluruh umat manusia. Kau tak akan pernah bisa melepaskannya."

Seketika, sebuah barier aktif di bawah Raja Iblis, diikuti oleh semburan api dahsyat yang membakar tubuhnya.

Arrrrrrrrggh!! Jeritan Raja Iblis menggema di medan pertempuran saat tubuhnya terbakar..

"A-apakah... kita menang?" bisik salah satu Hunter, penuh harap. Namun, sebelum jawaban tiba, sebuah tangan besar meraih leher pria yang menusukkan pedang. Raja Iblis, meski terbakar parah, belum mati. Ia mencengkeram pria itu dengan erat.

Kheuk!

"Jika aku akan mati, maka aku akan membawamu bersamaku!" raungnya dengan tawa jahat. Para Hunter ragu untuk bertindak. Mereka tahu, jika menyerang, mereka juga akan membunuh pria itu. Tapi, pria tersebut memberi isyarat dengan matanya, sebuah pesan yang jelas: Lakukanlah.

Hunter yang tersisa menutup mata mereka. Mereka telah membuat janji sebelumnya: jika salah satu dari mereka harus dikorbankan, mereka tidak boleh ragu. Dengan berat hati, sebelas Hunter lainnya melancarkan serangan gabungan.

Boom!!

Ledakan dahsyat mengguncang tempat itu, menghancurkan Raja Iblis bersama pria yang dikorbankan. Semua terdiam, tak sanggup menatap puing-puing tempat teman mereka terkubur.

Tujuh tahun lalu, mereka memulai perjalanan ini bersama. Mereka dikenal sebagai "The Twelve Guardians," 12 pelindung terkuat umat manusia. Tapi kini, salah satu dari mereka telah gugur.

Di tengah keheningan, Curator muncul kembali, melayang di udara. Ia bertepuk tangan pelan. {Mengesankan. Sungguh mengesankan. Kalian melebihi ekspektasi kami.}

Para Hunter menatap Curator dengan kebencian yang tak terhingga, namun tak ada yang berani bergerak. Mereka tahu apa yang terjadi pada mereka yang berani menentangnya.

{Selamat, kalian telah menyelesaikan skenario terakhir... dari lantai pertama.}

Kata-kata itu membuat semua orang membeku. Lantai pertama? Apa maksudnya? Suara keributan mulai terdengar, namun Guardian hanya diam, seolah sudah menduga hal ini.

{Sekarang, kalian semua akan naik ke lantai dua. Jika ada yang memilih untuk tinggal, itu tak masalah...} Curator berhenti sejenak, memberikan sedikit harapan. {...tapi, dalam waktu satu minggu, dunia ini akan dihancurkan.}

!!?? Wajah mereka terdiam membeku atas pernyataan itu.

--

Dengan portal besar yang terbuka, pada hari itu seluruh manusia mulai naik ke lantai dua. Namun, beberapa di antaranya memilih untuk tidak langsung masuk. Mereka memutuskan beristirahat sejenak di Bumi, memanfaatkan waktu satu minggu yang tersisa sebelum portal tertutup.

Pada akhirnya, semua manusia, termasuk beberapa anggota yang tersisa dari The Twelve Guardians, memasuki portal pada hari kelima. Mereka melakukannya setelah memberikan penghormatan terakhir kepada Park Hyun-woo, yang telah mengorbankan dirinya dalam pertempuran melawan Raja Iblis.

Hari ketujuh akhirnya tiba—hari di mana Bumi akan dihancurkan.

Beberapa jam sebelum portal benar-benar tertutup, sesuatu yang aneh terjadi di bawah reruntuhan medan pertempuran Raja Iblis. Sebuah getaran muncul, mengguncang puing-puing yang ada.

[Penggabungan dengan tubuh baru berhasil.]

Dari balik reruntuhan, seseorang perlahan bangkit. Tangannya terangkat untuk memegang lehernya yang kaku, dan dengan suara serak ia mulai berbicara.. "Sialan... serangan terakhir itu benar-benar menyakitkan."

Pria itu berdiri di atas puing-puing, menatap tubuhnya sendiri dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Tangannya mengepal, merasakan kekuatan yang mengalir di dalam dirinya.

__

Satu minggu yang lalu, setelah pertarungan besar yang menghancurkan segalanya, Raja Iblis dan Park Hyun-woo mati bersama, tubuh mereka tertanam dalam reruntuhan. Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Dari tubuh Raja Iblis yang hancur, sebuah serpihan cahaya kecil melayang keluar, memancarkan energi yang aneh dan mengancam.

[Bahaya! Bahaya! Bahaya! Wadah yang ditentukan telah rusak. Segera mencari wadah baru.]

Suara itu terdengar mekanis, seperti perintah tak terbantahkan yang menggema di udara. Cahaya itu mulai bergerak, terbang tanpa arah seolah mencari sesuatu. Kemudian, ia menemukan tubuh seorang manusia—Park Hyun-woo yang tidak jauh darinya, yang tergeletak dengan luka parah, dia terlihat baru saja mati.

[Perintah diberikan.] Cahaya itu berhenti sejenak, lalu inti energi dari tubuh Raja Iblis yang hancur keluar dengan sendirinya. Inti itu tampak retak, namun tetap memancarkan kekuatan luar biasa. Dengan satu gerakan cepat, ia melesat menembus dada Park Hyun-woo, langsung menuju jantungnya.

[Mencoba menggabungkan dengan tubuh baru]

Meski retak dan tidak sempurna, inti itu mulai bekerja. Sisa energi dahsyat dari pertempuran sebelumnya, yang tertinggal di sekitar medan perang, diserap dan diarahkan ke dalam tubuh manusia itu.

Secara perlahan, luka-luka di tubuh Park Hyun-woo mulai menutup. Daging dan tulangnya yang hancur kembali utuh, seperti waktu yang diputar ulang.

Hari-hari berlalu. Tubuh itu terus beregenerasi, perlahan namun pasti. Hingga pada hari ketujuh, di bawah tumpukan reruntuhan, dua mata tiba-tiba terbuka.

Park Hyun-woo, atau lebih tepatnya tubuhnya, bangkit perlahan. Dengan tatapan dingin, ia mengangkat tangannya yang tertimpa, tanpa banyak usaha, reruntuhan yang menutupinya hancur berterbangan ke segala arah.

[Penggabungan dengan tubuh baru berhasil.]

Suara itu terdengar tanpa emosi dan menggema di dalam pikirannya.

Pria itu berdiri di atas puing-puing, menatap tubuhnya sendiri dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Tangannya mengepal, merasakan sedikit kekuatan yang mengalir di dalam dirinya.

[Wadah yang Anda siapkan sebelumnya telah rusak, Tuan.] Suara itu menjelaskan dengan nada hormat..

Pria itu tersenyum, senyum yang tidak bisa dijelaskan. "Tidak buruk juga." gumamnya dengan suara yang berat.

Namun, sosok yang kini berdiri di sana bukanlah Park Hyun-woo, juga bukan Raja Iblis yang telah dikalahkan. Ia adalah sesuatu yang jauh lebih mengerikan.

Dia adalah Levian, Sang Dewa Iblis yang telah kembali.