Setelah perjalanan panjang, Levian akhirnya sampai di rumahnya. Pagar besar dan rumah yang sangat luas terlihat begitu indah dari kejauhan.
Levian turun dari mobil, dan para pelayan yang banyak segera keluar untuk menyambut tuannya yang baru pulang.
"Selamat datang kembali, Tuan."
"Apakah perjalanan Anda menyenangkan?"
"Saya sudah menyiapkan makanan untuk Anda, tetapi sebaiknya Anda mandi terlebih dahulu."
Suara-suara pelayan yang menyambutnya dengan hangat itu membuat Levian teringat akan masa lalu di dunia lain yang pernah ia singgahi.
Levian tidak mengomentari apa pun yang dilakukan pelayan, ia langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sebenarnya, itu semua agar dia bisa beristirahat sejenak setelah kembali dari kematiannya.
'Tak kusangka, butuh dua tahun untuk membangkitkan diriku,' pikir Levian, mengingat apa yang Uno lakukan padanya.
Mengingat tujuan awalnya adalah kembali ke tubuh asli, namun gagal, Levian tahu bahwa Uno telah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya, tanpa mengatakan sepatah kata pun, Levian bisa merasakannya.
Ada juga hal yang lebih penting bagi Levian saat ini: dia harus menyerap seluruh informasi tentang tubuh barunya dan segera beradaptasi dengan kehidupan yang baru.
Sesampainya di kamar mandi, Levian segera menghangatkan tubuhnya dengan air panas yang telah disiapkan oleh pelayan. Ia mulai merilekskan tubuhnya, sebelum akhirnya melakukan meditasi untuk mencernakan semua informasi yang terkumpul. Berkat bantuan Uno, Levian bisa lebih mudah memahami dunia baru ini, sementara Uno mulai membangkitkan seluruh ingatan sebelumnya dari bocah yang tubuhnya kini dia huni.
Ingatan tentang hari kelahirannya mulai masuk ke dalam dirinya. Tiga tahun lalu, sebelum bencana alam melanda, ia lahir dari seorang wanita yang cantik dan penuh kasih. Tangisan pertama Levian membuat sang ibu sangat bahagia, namun kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Pada hari bencana datang, ibu Levian meninggal dunia akibat serangan monster-monster yang menghancurkan segalanya.
"Untuk terakhir kalinya, kumohon, jagalah Levian dengan sepenuh hati, seperti saat pertama kali kamu mencintaiku," itu adalah pesan terakhir ibu Levian kepada ayahnya.
'Tak kusangka namanya sama denganku. Apakah ini yang disebut takdir?' pikir Levian, merasa terhubung dengan masa lalu bocah yang ia huni.
Ayahnya hanya tampak sebagai siluet akibat cahaya matahari yang menyilaukan, sehingga Levian tidak bisa melihat dengan jelas siapa ayahnya yang sesungguhnya. Itu pun mempengaruhi ingatannya, atau lebih tepatnya ingatan dari dewa iblis yang kini menguasai tubuh itu.
Levian, yang sekarang adalah dewa iblis, mulai bertanya-tanya, mengapa ayah dari tubuh yang dia ambil ini memiliki cukup kekuatan untuk menyelamatkan ibunya, namun tidak melakukannya.
'Tapi itu bukan masalahku,'pikirnya.
'Dan lagi, aku tidak menyangka.. ternyata aku adalah cucu pertama dari seseorang yang sangat berpengaruh di dunia ini.'
Levian sedikit tertarik!
Levian adalah cucu pertama dari seseorang yang dijuluki "Sky Cleaver."
Dua tahun lalu, setelah munculnya para Hunter, "enam kekuatan besar" muncul di dunia. Salah satunya adalah kakek Levian, yang dikenal dengan julukan "Sky Cleaver," yang berasal dari Korea.
Setelah bertahun-tahun bertempur, kakek Levian mendirikan keluarga baru bernama "Vermis," sebuah nama yang melambangkan keluarga pembantai naga dan makhluk berbahaya lainnya. Nama itu terdengar angkuh, namun pada masa itu, tidak ada yang mempermasalahkannya karena memang sangat cocok dengan pemiliknya.
'Aku sangat ingin bertemu dengannya.' Levian merasa tertarik dengan kakeknya yang memiliki julukan "Sky Cleaver."
Namun, saat ini, ada hal yang lebih penting. Levian menatap tangannya dan merasakan sesuatu yang hilang.
'Kekuatanku menghilang sepenuhnya. Tidak, aku yang menghilangkannya,' pikir Levian. Kekuatan yang dia miliki di kehidupan sebelumnya sangatlah kuat, namun...
"Aku membutuhkan kekuatan baru."
Di kehidupan sebelumnya, Levian tidak bisa memperbaiki kekuatan itu lagi, karena akan merobohkan fondasi yang sudah dia bangun. Mengembangkan kekuatan itu mungkin bisa dilakukan, tetapi memperbaikinya dari awal lagi akan berakibat fatal. Oleh karena itu, dengan tubuh baru ini, dia akan menciptakan sesuatu yang sempurna.
'Kalau begitu, aku akan segera memulai.' pikir Levian, dan tanpa menunda lebih lama, ia mulai membangkitkan kekuatan barunya dari awal.
Dengan tubuh telanjang yang tertutup uap air panas, Levian mulai bermeditasi dan mencoba menciptakan kekuatan baru.
Dalam kehidupan sebelumnya, di dunia seni bela diri, Levian pertama kali mengenal kekuatan. Di dunia itu, dia berhasil menciptakan kekuatan hanya dengan melihat orang lain. Julukan "jenius gila" diberikan oleh orang-orang terdekatnya setelah mereka melihatnya mampu menciptakan sesuatu hanya dengan sekali lihat.
Di dunia tersebut, Levian mengembangkan qi yang sangat ekstrim, yang dia namakan "Tanpa Batas." Nama itu terasa berlebihan, terutama jika dibandingkan dengan qi baru yang sedang ia bangkitkan sekarang.
Qi adalah energi kehidupan yang mengalir dalam tubuh, yang dapat digunakan untuk memperkuat fisik, meningkatkan kemampuan bertarung, dan memungkinkan manipulasi elemen atau kekuatan fisik luar biasa.
Namun, qi yang Levian hasilkan di kehidupan sebelumnya jauh tertinggal dibandingkan dengan qi yang dia bangkitkan sekarang. Kini, setelah berkeliling ke berbagai dunia dan dimensi, dengan bantuan inti alam semesta, yaitu Uno, Levian akan menemukan seluruh informasi alam semesta.
Ini adalah kombinasi yang sangat mengerikan.
[Menciptakan 'Soulstone' mencapai 74%]
Suara Uno bergema dalam pikiran Levian yang sedang bermeditasi. Levian terus melanjutkan proses tersebut, dengan bantuan Uno yang mengumpulkan seluruh informasi alam semesta.
[Menciptakan 'Soulstone' mencapai 79%]
Setiap persen yang tercapai, Uno memberi tahu Levian untuk tetap fokus dan bersabar. Proses ini sangat berbahaya dan hanya bisa dilakukan dengan konsentrasi penuh, jika tidak, tubuhnya akan hancur.
[Menciptakan 'Soulstone' mencapai 90.9%]
Semakin mendekati 100%, semakin tinggi konsentrasi yang dibutuhkan.
[Berbahaya! Tubuh saat ini tidak mampu menahannya. Mengaktifkan pertahanan tubuh. Pertahanan dihancurkan.]
Retakan mulai terlihat di tubuh Levian. Tubuhnya mulai pecah seperti kaca.
[Pertahanan tingkat tertinggi diaktifkan.]
Uno mengaktifkan pertahanan tertinggi untuk menjaga tubuh Levian tetap utuh, meskipun tidak bisa memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.
[Menciptakan 'Soulstone' mencapai 93.6%]
Proses ini adalah untuk menciptakan sebuah tempat yang bisa menampung seluruh energi, dan membutuhkan konsentrasi penuh. Jika konsentrasi hilang, Levian akan mati.
[Menciptakan 'Soulstone' mencapai 98.7%]
Pertahanan sudah aman, meski tubuh Levian masih retak. Uno hanya bisa mempertahankan, tetapi tidak bisa memperbaiki.
[Menciptakan 'Soulstone' mencapai 99.4%]
Levian tetap fokus, wajahnya tidak menunjukkan kepanikan sedikit pun.
[Menciptakan 'Soulstone' mencapai 99.9%]
Pada saat 'Soulstone' hampir selesai, retakan pada tubuh Levian semakin parah, hampir menghancurkan tubuhnya. Namun, Uno tidak bersuara sama sekali.
Sekilas cahaya terang menyilaukan seluruh ruang kamar mandi, dan suara terdengar.
[Rekonstruksi sepenuhnya berhasil.]
[Menciptakan 'Soulstone' mencapai 100%.]
Levian berhasil menciptakan sebuah tempat yang bisa menampung seluruh energinya. Sekarang dia merasakan sensasi baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
'Soulstone... nama yang cocok,' pikir Levian, merasa puas. Namun, dia penasaran.
'Kenapa kamu menamainya begitu?'
[Karena kita sedang menciptakan Soulstone.]
'Apa itu jawaban? Apa tidak ada sedikit penjelasan?' Levian berpikir, sedikit merasa kecewa.
[Mencoba mencari penjelasan yang cocok. Soulstone artinya adalah Batu Jiwa. Batu Jiwa yang Anda ciptakan mampu menyerap dan menyimpan seluruh energi yang ada di alam semesta, jadi itu adalah nama yang cocok untuk diberikan.]
Levian mengernyitkan dahi, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan terhadap jawaban Uno, meskipun ia mulai mengerti.
[Nama tersebut saya ambil dari bahasa benua barat yang ada di dunia ini. Jika Anda tidak menyukainya, saya dapat mengubahnya dengan nama lain.]
Uno merasa bahwa Levian tidak puas dengan penjelasannya dan berpikir itu karena nama yang diberikan kurang bagus.
"Yah, itu bukan masalah besar. Tidak perlu diganti," jawab Levian, meski tetap merasa tidak sepenuhnya puas.
[Mendaftar dengan nama "Soulstone."]
"Kamu itu sangat kaku sekali," keluh Levian.
Tiba-tiba, suara ketukan terdengar dari pintu kamar mandi, disertai suara pelayan yang panik.
"Tuan muda, apakah Anda masih di dalam?" Pelayan itu terus memanggil beberapa kali hingga Levian akhirnya menjawab.
"Yah, tunggu sebentar, aku akan segera keluar."
Tidak butuh waktu lama bagi Levian untuk keluar dari kamar mandi. Tubuhnya kini sudah bersih, namun ekspresi wajah pelayan wanita yang menunggunya di luar membuatnya terkejut.
"Tuan, Anda terlihat sangat tampan hari ini. Tubuh Anda... Kyaaa!"
"Bukankah Tuan sudah tampan sejak dulu?" seorang pelayan lain menimpali.
"Untuk seorang Tuan muda yang baru berusia tiga tahun, tubuhnya sudah secantik ini..."
Levian sempat bingung mendengar komentar-komentar itu. Namun, ia segera menyadari bahwa itu disebabkan oleh proses rekonstruksi tubuhnya yang telah membuat penampilan fisiknya jauh lebih sempurna. Wajahnya lebih cerah, postur tubuhnya terlihat lebih proporsional, dan tentu saja, para pelayan terkesan.
"Tuan, apakah Anda sudah mulai menyukai seseorang?" tanya seorang pelayan dengan senyum nakal.
"Hei, jaga ucapanmu! Tuan masih anak anak" Ucap pelayan lainnya.
"Tapi, Tuan mandi sangat lama malam ini. Biasanya Tuan hanya mandi sebentar, tapi sekarang... lebih dari tiga jam."
Levian terkejut mendengar komentar itu.
"Hei, kamu, apa kamu sudah bosan hidup?" Ucap pelayan disampingnya lagi..
Pelayan itu cepat-cepat meminta maaf. "Tuan, saya minta maaf atas kelancangan saya."
Levian mengangkat tangannya, memberi isyarat bahwa itu tidak masalah.. "Antarkan aku ke tempat makan."
Namun, bukan itu yang paling mengejutkan Levian. Yang membuatnya terkejut adalah kenyataan bahwa ia sudah berada di kamar mandi selama lebih dari tiga jam tanpa disadari. 'Sepertinya itu membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dari yang aku kira.' pikir Levian.
Ia sempat mengira bahwa cukup dengan waktu kurang dari satu jam untuk menyesuaikan diri, tetapi ternyata proses itu memakan waktu jauh lebih lama. Jika ia tahu, ia pasti akan makan terlebih dahulu baru kemudian melakukan meditasi.
'Untungnya mereka memanggilku saat semuanya sudah selesai.'
Levian berpikir bahwa jika mereka memanggilnya saat proses rekonstruksi masih berlangsung, itu bisa mengganggu konsentrasinya dan menyebabkan kerusakan total pada tubuhnya, menghilangkan kemampuannya untuk menggunakan kekuatan seumur hidup.
'Yah, intinya untuk saat ini, tahap pertama telah selesai. Mari kita makan terlebih dahulu.'
Setelah mengambil alih tubuh bocah tersebut, Levian telah melewati tahap pertama menuju sesuatu yang lebih besar.
Jadi untuk saat ini tidak perlu terburu buru karena dia telah menetapkan pondasi awal yang bagus.