Jack terbangun di tengah kegelapan, tubuhnya terasa lemas dan tulang-tulangnya sakit. Disekelilingnya hanya ada perabotan lama yang mengeluarkan bau kayu tua dan debu. Jack mendapati dirinya terkunci dalam sebuah gudang kecil.
"Dimana i-" ucapan Jack terpotong.
Tiba-tiba kepalanya sangat sakit. Rasanya seperti dijejali oleh ingatan dan pengetahuan yang tidak ia miliki sebelumnya. Dalam rasa sakit, Jack tersenyum tipis, menikmati kondisinya. Seiring waktu ingatan yang masuk mulai tersusun rapi, membentuk roll film yang siap di tonton.
"Semakin dilawan, semakin kuat penolakan dan rasa sakitnya, aku hanya harus membiarkannya mengalir." Jack memegangi kepalanya.
Roll film itu mulai berputar, menunjukan seorang bocah yang hidupnya dipenuhi penolakan. Baik oleh orang disekitarnya, orang tuanya, bahkan oleh dirinya sendiri. Jack menyaksikan bagaimana bocah tersebut menjalani hidupnya.
"Film yang membosankan, lebih tepatnya payah. Kalau aku jadi dia, aku akan tendang semua yang menghalangi jalanku, bahkan jika artinya harus mati di prosesnya. Untuk apa meratapi dan memikirkan takdir kejam yang ia miliki. Seharusnya ia fokus melukis kehidupannya sendiri saja, daripada memikirkan omong kosong dari mereka yang tidak memahami kita."
Di tengah kegelapan gudang, napas dan suara Jack yang berat bergema. Dengan ingatan yang kini bercampur, antara Jack dan tubuh barunya, ia merasa kegilaan dalam dirinya mulai memuncak. Ia meraba tubuh barunya yang jauh lebih lemah dari tubuh lamanya. Meski begitu, dengan semangat dan kepribadiannya, Jack justru menikmati apa yang ia rasakan. Ia mencoba menyelami detail mengenai tubuh barunya. Sosok bernama Hei Xian, anak bungsu dari 9 bersaudara keluarga bela diri tingkat 3. Anak keluarga bela diri yang tidak bisa bela diri.
"Bocah ini anak terakhir, lahir dari ibu pelayan yang menyelinap ke ruangan kepala keluarga. Setelah cinta satu malam berharap diangkat sebagai istri ke-4, tapi gagal." Jack berusaha menyelam, wajahnya terlihat kecut.
"Saat lahir, statusnya diangkat sebagai anak demi menjaga kehormatan keluarga. Tapi ibunya berusaha membunuh bocah ini karena hidupnya kacau... Orang tua yang aneh, padahal dia yang nyosor ke suami orang. Orang di zaman ini benar-benar melakukan apapun demi menaikan derajat ya? Aku tidak paham, karena tidak pernah mengejar sesuatu seperti itu." Jack mengusap kepalanya.
Kini Jack masuk ke ingatan beberapa jam yang lalu. Saat dimana ia diganggu oleh dua orang kakaknya mengganggunya. Mereka melatih teknik pukulan pada adik kecil mereka yang meridiannya tersumbat dan tidak bisa membela dirinya sendiri.
"Ya... Kurasa bocah pemilik tubuh ini memiliki poin dan alasan masuk akal untuk mati hari ini, setelah apa yang terjadi." Jack menerima kondisi dan ingatan Hei Xian.
"Tapi kalian pikir aku akan diam saja jika kalian melakukannya padaku, bajingan?! Baiklah, biar aku beri mereka pelajaran menggantikanmu, Hei Xian... Tapi bagaimana? Tubuh ini sangat lemah dan tidak bisa bela diri." emosinya mereda.
Detik berikutnya, emosi Jack meluap lagi, Jack menendang perabotan kayu di dekatnya hingga terjatuh. Rasa sakit menjalar di kaki kirinya itu. Jack menyadari betapa lemah dan rapuhnya tubuh yang ia miliki sekarang, sambil menggerutu dalam gelapnya gudang itu. Perlahan Jack dapat membiasakan penglihatan dalam kegelapan, segalanya mulai terlihat dengan jelas. Ia melihat ke pojok ruangan, terdapat sebuah belati tertancap di dinding kayu gudang. Ia menghampiri belati itu dan menariknya.
[Edge Dancer]
[Rank: A+]
[Status: Activated]
[Type: Active/Passive]
[Deskripsi: ]
[Gift Yang Memberikan Penggunanya Kemampuan Dalam Penggunaan Senjata][Meningkatkan Kecepatan, Presisi Serangan, Serta Paduan Seni Gerakan Dan Serangan Pengguna]
[Syarat: Senjata Kecil Atau Berbobot Di Bawah 900 gram]
Saat Jack menyentuh belati itu, gift miliknya langsung aktif. Ia membaca deskripsi gift miliknya yang masih sama seperti sebelum ia mati. Ia memegangi dagunya sedang memikirkan berbagai kemungkinan. Sambil berjalan memutar di tempat, ia bermain main dengan belati itu.
Tidak lama setelahnya, Jack berkonsentrasi, kini tubuhnya diselimuti oleh kilatan kuning. Hanya dengan satu lompatan kecil, Jack bergerak dengan cepat hingga menabrak dinding gudang itu.
"Uhuk... Uhuk... Sial, itu sangat sakit!" gerutu Jack.
Ia melihat ke depannya, panel yang sama seperti sebelumnya muncul lagi. Kali ini menampilkan kemampuan gift kedua miliknya.
[Luminous Shift]
[Rank: B+]
[Status: Activated]
[Type: Active]
[Deskripsi: ]
[Gift Yang Memungkinkan Pengguna Bergerak Sekejap Dalam Pola Satu Garis Lurus Di Lokasi Terbatas]
[Ketika Diselimuti Oleh Kilatan Kuning Dapat Membuat Bergerak Sangat Cepat Hingga Terkesan Seperti Teleportasi]
[Range: Max 10 Meter]
"Dewa itu ingin aku hidup lebih baik, tapi ia membiarkan gift ini tetap ada padaku." Jack mengutuk langit gudang.
"Oh, tunggu. Apa dia bisa mendengar jika aku mengatakannya dari dalam sini? Kurasa aku harus keluar dulu."
Jack berjalan menghampiri pintu gudang. Tanpa ragu, Jack berdiri, menarik napas dalam, dan menendang pintu gudang kayu tua itu dengan seluruh kekuatan yang ia miliki.
Bang!
Pintu berguncang keras, bergeming tetapi tetap kokoh. Rasa frustrasi bercampur dengan kegilaan di hatinya, membuat Yu Jian semakin bersemangat. Dengan sedikit tawa kecil yang terdengar gila
"Kalau kau tidak mau buka, aku akan memaksa! Kau hanya seonggok kayu, tidak lebih baik dari orang-orang yang pernah aku bunuh atau saudara-saudara Hei Xian!"
Pintu mulai retak di bagian engsel, menunjukkan tanda-tanda menyerah. Suara ribut itu jelas menarik perhatian di luar gudang. Langkah kaki terdengar mendekat, diikuti suara mengejek dari luar.
"Hei, lihat siapa yang mencoba melawan! Si anak bungsu bodoh itu ternyata ingin keluar." terdengar suara pelayan yang Jack kenali sebagai pelayan salah satu saudaranya.
"Biarkan dia, dia hanya ingin membuat kita tertawa. Lagipula kita tidak bisa melanggar perintah tuan muda ke-7." ucap yang lain.
"Lagipula, menyenangkan melihat anak rendahan sepertinya berusaha keras. Kau tahu dia tidak bisa apa-apa tanpa meridiannya yang tersumbat. Bahkan anak kecil pun lebih kuat darinya!" balas yang lain terkekeh.
Tawa mereka membakar amarah Jack. Ia berhenti sejenak, membiarkan kata-kata mereka tenggelam dalam pikirannya yang kacau. Lalu, perlahan, ia tersenyum. Senyum itu bukan senyum biasa, melainkan senyum penuh kegilaan.
"Ah, nostalgia. Rasanya seperti kemarin mereka menginjakku, walau bukan dari ingatanku sih. Namun aku juga merasakan hal yang sama karena kini aku menggunakan tubuhnya. Tapi kali ini, mari kita lihat siapa yang tertawa terakhir." Dengan energi yang dipenuhi tekad, Jack melancarkan tendangan terakhir.
Pintu gudang terlempar, kayu tua itu patah berkeping-keping. Cahaya matahari menyeruak masuk, menerangi wajah Jack yang penuh dengan ekspresi sinis dan gila. Di luar, tiga pelayan kakaknya tertegun, tidak percaya bahwa tuan muda mereka yang "lemah" bisa menghancurkan pintu yang mereka kunci.
"Awalnya aku mau protes, tapi setelah dipikir-pikir lagi… Tapi terima kasih, makhluk mozaik dengan wujud labil yang mengaku sebagai Dewa. Akan aku gunakan gift ini sebaik mungkin." Jack berteriak sambil melambaikan tangannya ke langit, mengabaikan tiga pelayan di dekatnya..
"Apa-apaan?!" ucap salah satu pelayan panik.
Jack berjalan keluar dengan langkah tenang, tangannya menyapu debu dari bajunya. Wajahnya tetap tersenyum, tetapi matanya menunjukkan sesuatu yang lain, kegilaan yang baru saja bangkit kembali.
"Oh, maaf, apakah aku terlalu keras? Aku hanya ingin keluar untuk berbicara... Tapi sepertinya, kalian lebih suka aku menghancurkan sesuatu dulu, ya?"
Tangan kanannya mengepal, meskipun tubuh barunya belum mencapai bahkan sepersepuluh kekuatan penuhnya, auranya yang tidak terduga mulai membuat para pelayan itu sedikit gelisah.
Cahaya matahari menerangi wajah Jack yang penuh dengan ekspresi sinis dan senyuman tipis. Ia menatap ketiga pelayan itu sebentar dengan pandangan yang tidak menunjukkan rasa takut atau amarah. Tetapi sesuatu yang jauh lebih dalam, keinginan untuk mempermainkan mereka.
"Aku mau melakukan sesuatu dengan kalian awalnya, tapi... Anak baik seperti aku tidak perlu buang-buang waktu meladeni anak-anak nakal seperti kalian."
Tanpa menunggu balasan, Jack berjalan melewati mereka dengan langkah angkuh. Setiap gerakannya tampak santai, tetapi auranya begitu mencolok hingga kedua kakaknya terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Saat ia melewati mereka, ia menyapu bahunya seperti ingin membersihkan kotoran yang tidak terlihat.
Jack, atau yang sekarang Hei Xian, berjalan menjauh dari gudang. Berkat menggunakan luminous shift sebelumnya, tubuhnya semakin sakit. Ia berjalan menuju tempat manapun yang terlihat memiliki obat-obatan. Sambil sedikit terhuyung, Hei Xian berjalan sembari menegakkan tubuhnya dan membusungkan dadanya.
_________________
Gift: Kemampuan/bakat yang diberikan kepada seseorang oleh sistem. Umumnya seseorang hanya memiliki satu gift, namun dalam kasus khusus, seperti tekanan dan kondisi ektrim dapat memicu pemberian gift baru.