Chapter 3 - Crysol

"Merry... Surat dari siapa ini?" Seorang pria yang duduk dimeja kerja didalam ruang yang penuh dengan buku dan berkas, bertanya dengan wanita yang ada disampingnya setelah melihat amplop surat tergeletak dimejanya

"Surat ini diberikan oleh Tuan Wynton, Dia berkata surat ini adalah proposal yang ingin diajukannya." Dengan sigap wanita itu menjawab pertanyaan yang diberikan untuknya.

Setelah mendengar penjelasan dari wanita itu, dia membuka amplop dan membaca surat yang ada didalamnya. "Pengajuan untuk penelitian robot yang bisa melakukan pekerjaan?" Dia berkata sambil membaca judul surat itu. Melakukan pengajuan untuk penelitian teknologi benda canggih seperti robot adalah hal yang cukup wajar. Seperti yang kita ketahui, untuk zaman sekarang orangĀ berlomba - lomba untuk membesarkan nama mereka dengan penemuan - penemuan yang bisa membantu kegiatan sehari - hari manusia. Membaca dan memahami isi surat itu tidak perlu waktu yang lama. Beberapa saat kemudian ujung mulutnya terangkat menunjukkan ekspresi tersenyum.

"Aku tertarik dengan proposal ini! Panggil Tuan Wynton!" Menunjukkan ketertarikan setelah membaca surat itu. Dia menjadi tidak sabar untuk membahas kelanjutan permintaan yang ada diproposal itu.

"Baik... Akan saya panggilkan." Setelah menjawab, dia pergi untuk memanggil orang yang telah mengajukan proposal itu.

Tidak lama kemudian, wanita itu kembali dengan seorang pria yang terlihat cukup muda dibelakangnya. Pria itu memiliki wajah dengan ekspresi yang lembut.

"Selamat Sore Wakil Kepala Akademi, Tuan Herry Colson. Orang yang memiliki pencapaian yang tak bisa dihitung jari. Suatu kehormatan bagi Saya bisa bertemu dengan Anda. Ini kejadian langka bagi orang - orang yang ada diAkademi ini, karena Anda dan Kepala Akademi adalah orang yang jarang menemui dan berbicara dengan orang - orang rendahan seperti saya." Pria itu mengucapkan salam dan memberikan beberapa sanjungan untuk pria yang sedang duduk diruangan itu.

"Kau terlalu berlebihan menyanjungku Tuan Wynton. Bukankah Anda juga memiliki nama yang cukup terkenal? Edgar Wynton, salah satu pengajar diAkademi kita ini dengan reputasi dan kepribadian yang sangat baik. Tidak pernah tunduk pada kesalahan dan selalu membela kebenaran. Aku sangat sering mendengar beritanya." Wakil kepala Akademi, Herry menyanjung balik orang yang ada dihadapannya. Bukan hal berlebihan bagi Pengajar Edgar untuk menyanjung orang yang ada dihadapannya, karena itu bisa membantu untuk melancarkan diterimanya prosol yang diajukan.

"Hahaha..., senang mendengar bahwa orang seperti Saya sampai ketelinga Anda." Pengajar Edgar tertawa lembut.

"Silahkan duduk Tuan Wynton! Aku sudah tidak sabar untuk mendengar cerita tentang penelitian yang Kau ajukan." Mendengar perkataan Herry, Edgar langsung duduk untuk menceritakan penelitian yang ingin dilakukannya.

Pembicaraan yang panjang berlalu lama hanya untuk membahas penelitian itu. Keduanya asik bicara, sambil meminum teh yang disajikan oleh Merry. Satu jam berlalu, karena ini adalah hobi sama yang disukai kedua orang itu sampai mereka tidak sadar kalau sudah berbicara terlalu banyak.

"Aku sangat tertarik pada penelitian ini. Setelah mendengar ceritamu, sudah kuputuskan bahwa Aku menerima proposalmu. Untuk dana yang dibutuhkan, kau tidak perlu khawatir. Akademi akan mendanai penuh penelitian ini!"

"Terima kasih Wakil Kepala, Saya sangat senang bisa diberi kesempatan untuk melakukan penelitian besar ini. Saya akan berusaha semaksimal mungkin!" Dia berbicara dengan nada yang semangat dan gembira.

"Ngomong - ngomong, apa kau sudah mendengar cerita itu?" Herry menanyakan suatu hal pada Edgar.

"Apa maksud Anda mengenai Pengajar Ronald Gerda?"Edgar menjawab dengan serius.

"Ya... Meraka kali ini berlebihan, Aku sangat malu karena hanya bisa diam mengenai masalah ini. Kau tahukan orang yang dibelakang mereka?" Herry terlihat pusing setelah bicara masalah ini.

"Tidak hanya Anda, tapj saya juga tidak bisa berbuat apa - apa. Orang - orang sangat tamak kalau masalah uang dan ketenaran. Apakah Kepala Akademi tidak ada mengambil tindakan atas kejadian ini?" Edgar bertanya.

"Dia sengaja tidak mengambil tindakan, karena dia juga mendukung perilaku itu." Perkataan Herry membuat Edgar kecewa.

Kepala Akademi adalah salah satu orang berpengaruh didunia, karena nafsu ambisinya Dia jadi memiliki sifat tamak. Walaupun Edgar memiliki sifat yang selalu membela kebenaran, tapi dia tetap tidak dapat mengalahkan kekuasaan.

"Aku sarankan padamu untuk tidak melakukan tindakan apapun yang membuat diri kita rugi. Kita tidak bisa melepaskan masa depan kita hanya karena keyakinan naif kita." Herry memberi peringatan kepada Edgar.

"Huh~ Saya akan mendengarkan Anda." Edgar mendesah.

"Terima kasih atas waktunya Tuan Wakil Kepala dan Nona Marlowe, teh yang anda buat sangat nikmat." Edgar menunduk dan meninggalkan ruangan itu.

"Merry, jangan sebarkan pembicaraan tadi kepada orang lain!" Herry menatap tajam Merry

"Baik Wakil Kepala." Merry menjawab dengan menunduk.

Merry Marlowe. Dia adalah asisten Herry Colson yang menjabat sebagai Wakil Kepala Akademi. Dia membantu menangani pekerjaan Herry sehari - hari. Sudah belasan tahun Dia bekerja dengannya, dan keduanya sudah saling mempercayai.

***

Setelah tiga puluh menit berlalu dari perjalanan pulang Akademi, Cheryl akhirnya sampai dirumah. Dia memasuki pintu bergaya modern, dibalik pintu itu ada adiknya yang duduk membaca buku pelajaran diruang tamu.

"Erise, aku pulang." Cheryl mengabari sesaat memasuki rumah.

"Selamat dat... Kakak! Ada apa denganmu? Kenapa penampilanmu seperti ini?" Erise yang sedang membaca abuku bergegas menyambut tetapi sebelum menyelesaikan kalimatnya, Dia terkejut melihat wajah Cheryl yang terluka.

"Ah... Ini tidak apa - apa. Saat Aku diAkademi tadi, Aku tersandung dan terjatuh. Kau tau kan aku orangnya memang tidak terlalu kompeten." Dia lebih memilih berbohong untuk menutupi kejadian diAkademi. Perasaan Cheryl takut membuat adiknya khawatir.

"Kau selalu membuat alasan seperti itu. Baiklah kali ini aku akan percaya padamu. Tapi kumohon kak, tolong pedulikan dirimu sendiri!"

"Apa kau tadi sedang membaca buku? ....Maafkan aku. Karena aku, kau tidak bisa bersekolah" Cheryl mengalihkan pembicaraan.

Karena sekolah membutuhkan biaya yang sangat besar, Erise bersedia mengalah untuk tidak sekolah. Jadi Cheryl menggantikan Erise untuk sekolah diAkademi.

"Apa yang kau katakan? Ini bukan salahmu! Ini semua keinginanku untuk berhenti sekolah!" Erise menyangkal perkataan kakaknya.

"Kau tidak perlu merasa bersalah, kak!" Erise sekali lagi meyakinkan kakaknya.

Cheryl termenung karena rasa bersalahnya.

"Aku mau bersiap - siap dulu untuk bekerja!" Karena mereka hidup berdua, Maka Cheryl lah yang menjadi tulang punggung keluarga yang beranggotakan dua orang ini.

"Baiklah, aku akan menyiapkan makanan untukmu" Erise bergegas menyiapkan makanan untuk disantap oleh kakaknya.

Setelah selesai makan, Cheryl siap berangkat untuk bekerja.

"Erise, aku berangkat. Kalau ada sesuatu, kau bisa menelponku!" Karena rasa khawatir pada adiknya, Dia mengingatkan untuk mengabari jika ada suatu masalah yang terjadi.

"Ya! Semoga pekerjaanmu lancar kak!"

***

Jam menunjukkan pukul 18:00 sore, akhirnya Cheryl sampai ditempat kerjanya. Cheryl bekerja disebuah toko roti yang dimiliki oleh seorang lelaki tua. Toko roti itu memiliki pekerja yang tidak banyak, hanya tiga orang termasuk Cheryl. Disana menjual berbagai macam roti. Tokonya berukuran tidak terlalu besar.

"Akhirnya sampai, untung saja sempat!" Cheryl bersyukur karena dia datang tepat waktu.

Cheryl bekerja ditoko roti ini mengambil jadwal malam, mulai dari jam enam sore sampai jam sepuluh malam. Dia bekerja setiap hari dengan jangka waktu lima jam. Mengambil jadwal malam karena hanya itu waktu yang bisa Dia lakukan untuk bekerja, sedangkan siang Dia harus menghadiri Akademi.

"Kau baru datang? Cepat ganti baju diruang ganti dan mulai bekerja!" Salah satu pekerja ditoko roti itu berbicara dengan nada sinis.

"Maafkan aku pak! Aku akan segera bersiap" Cheryl hanya bisa meminta maaf walaupun sudah tepat waktu, karena dia adalah seniornya ditempat ini.

(Sabarlah Cheryl, dia seniormu. Jadi sabarlah.) Dia menahan diri untuk tidak melawan.

Ding~ Suara lonceng diatas pintu toko roti berbunyi yang menandakan bahwa ada pelanggan masuk.

Pelanggan pria yang masuk menggunakan pakaian formal dengan topi tuxedo dikepalanya terlihat seperti pria berusia dua puluh lima tahun.

"Selamat malam Tuan Morris!" Cheryl yang sedang menjaga toko berdiri dibalik meja kasir menyapa pelanggan yang datang. Dia adalah tuan Morris Depson, pelanggan yang sering membeli roti ditoko ini.

"Selamat malam juga Tuan Cheryl! Hm? Ada apa dengan wajahmu?" Tuan Morris bertanya memastikan apa yang terjadi dengan Cheryl.

"Tidak apa - apa, Aku hanya tersandung jatuh dan mengenai suatu benda. Itu membuat wajahku meninggalkan bekas luka. Kau tidak perlu khawatir Tuan Morris." Lagi dan lagi Dia membuat alasan.

"Benarkah? Kau harus hati - hati! Dan lebih mempedulikan dirimu sendiri!" mendengar perkataan Tuan Morris, Cheryl terkejut dan tersenyum setelahnya.

"Perkataanmu mengingatkanku pada adikku Tuan Morris, Dia juga berkata hal yang sama sepertimu."

Dia menjadi mengingat kembali perkataan Erise.

"Suatu kebetulan. Seperti biasa, dua roti ukuran sedang Tuan Cheryl!" Setelah pembicaraan pendek, sebagai pelanggan Dia mengatakan pesanan yang ingin dibeli.

Mengambilkan roti yang dipesan pelanggan, sudah menjadi tugas Cheryl karena bekerja ditoko roti ini.

"Ini dia dua roti ukuran sedang! Untuk totalnya, 30 Crysol Tuan." Dia memberikan dua roti ukuran sedang, dengan harga 15 Crysol untuk satu roti.

Tuan Morris langsung memberikan uangnya.

"Permainan yang Anda sarankan... Saya sudah mencobanya! Jujur, Saya sangat menyukainya."

"Jika kau tidak keberatan, Aku bisa menemanimu untuk beberapa saat kalau ada waktu luang!" Tuan Morris merespon perkataan Cheryl dan mengajaknya untuk bermain bersama.

"Saya akan sangat senang kalau Anda mau mengajari Saya beberapa trik." Memiliki mentor berpengalaman adalah hal yang sangat bagus untuk orang - orang yang baru bermain. Sudah semestinya Dia senang ada orang yang ingin mengajarinya

"Kau bisa menghubungiku nanti!" Dia berbalik ingin meninggalkan toko roti itu.

"Terima kasih sudah membeli! Lain kali datang lagi Tuan!" Cheryl menundukkan kepala.

"Ya... Sampai jumpa."

Berbicara tentang peradaban dunia dan mata uang. Tahun 2357, Ini adalah bumi dimana berbagai macam negara tidak ada lagi. Semua sudah menjadi satu, disatukan oleh orang - orang dengan kemampuan menciptakan teknologi menjadi maju, atau bisa juga disebut orang - orang yang jenius. Seluruh permukaan bumi memakai mata uang Crysol. Mata uang ini berbahan dari kristal energi yang diolah menjadi lembaran kertas.