Deru mesin membelah udara pagi yang dingin. Para penonton bersorak dari tribun, ribuan kamera media mengarah ke para pembalap yang bersiap di garis start. Lana berdiri di samping Phoenix Blaze, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Dia tahu bahwa hari ini bukan hanya tentang balapan, tetapi juga perjuangan melawan ketakutan, dendam, dan kekuatan yang jauh lebih besar darinya.
---
Awal yang Penuh Intrik
Lampu merah menyala, diikuti dengan hitungan mundur. Tiga… dua… satu… hijau!
Mobil-mobil melesat seperti kilat, meninggalkan asap tebal di belakang. Lana berhasil memulai dengan baik, menempel di posisi tengah. Kyron, seperti yang diduga, langsung mengambil posisi terdepan bersama dua pembalap dari geng mafia, membentuk formasi pelindung.
Lintasan pertama penuh dengan tikungan tajam dan tanjakan curam. Lana mengarahkan mobilnya dengan hati-hati, menghindari tabrakan sambil menjaga kecepatannya. Tetapi dia tidak bisa mengabaikan tekanan dari para pembalap di belakangnya yang mencoba menyingkirkannya.
Sebuah mobil mendekat dengan agresif, mencoba menyenggol Phoenix Blaze. Lana dengan cepat memutar setir, melakukan manuver defensif yang dia pelajari dari latihan dengan Rai. Mobil itu meleset, hampir keluar lintasan.
"Kau harus lebih baik dari itu," gumam Lana, mencoba mempertahankan fokus.
---
Sabotase di Tengah Jalan
Saat para pembalap memasuki bagian lintasan yang lebih menantang—terowongan bawah tanah yang gelap—sesuatu yang tidak terduga terjadi. Lampu di terowongan mati total, meninggalkan para pembalap dalam kegelapan total.
"Apa ini?!" teriak salah satu pembalap melalui radio.
Namun, Lana tetap tenang. Dengan bantuan sistem baru Phoenix Blaze, yang memiliki sensor inframerah, dia berhasil menavigasi terowongan tanpa masalah. Tetapi itu bukan satu-satunya tantangan. Batu-batu besar tiba-tiba muncul di lintasan, seolah-olah sudah direncanakan.
Kyron dan pembalap mafia lainnya melaju tanpa hambatan, membuktikan bahwa mereka tahu jebakan ini sebelumnya. Lana harus bereaksi cepat, melompatkan mobilnya melalui celah sempit di antara batu-batu tersebut.
"Mereka benar-benar mencoba menyingkirkan kita," pikir Lana.
---
Kerja Sama yang Tak Terduga
Di tengah kekacauan, salah satu pembalap lokal, Alex, yang sebelumnya menjadi rival Lana, tiba-tiba mendekatinya.
"Lana, kita tidak bisa melawan mereka sendirian," katanya melalui radio. "Aku tahu aku tidak selalu mendukungmu, tetapi kali ini, kita harus bekerja sama."
Lana ragu sejenak, tetapi akhirnya setuju. "Baiklah. Apa rencanamu?"
"Aku akan mengalihkan perhatian mereka. Gunakan kesempatan itu untuk melewati mereka," kata Alex.
Dengan keberanian luar biasa, Alex mulai mengejar Kyron dan pembalap mafia lainnya, membuat mereka kehilangan fokus. Langkah ini memberi Lana ruang untuk mempercepat mobilnya dan naik ke posisi kelima.
---
Aksi Berbahaya di Jembatan Gantung
Bagian paling menantang dari lintasan adalah jembatan gantung yang sempit dan panjang. Angin kencang membuat lintasan ini sangat berbahaya. Lana tahu bahwa satu kesalahan kecil bisa membuatnya jatuh ke jurang.
Kyron, yang memimpin di depan, tampak santai, tetapi Lana bisa melihat bahwa dia sengaja melambat, menunggu kesempatan untuk menyerangnya.
Saat Lana mendekat, Kyron tiba-tiba mengarahkan mobilnya ke sisi kanan, memblokir jalannya.
"Ini lintasan terakhir bagimu, Lana," ejek Kyron melalui radio.
Namun, Lana tidak menyerah. Dengan teknik drift yang dia latih mati-matian, dia berhasil memotong jalur dari sisi kiri, melompati jembatan kecil yang retak, dan mengambil posisi ketiga.
Sorakan dari tribun meledak.
---
Sabotase di Final Lap
Ketika balapan mencapai putaran terakhir, Kyron dan geng mafia mengeluarkan trik terakhir mereka. Mereka menggunakan alat yang dipasang secara ilegal di mobil untuk menyebarkan paku ke lintasan.
Beberapa pembalap tergelincir dan keluar dari lintasan. Lana hampir terkena paku tersebut, tetapi sistem baru Phoenix Blaze mendeteksi ancaman itu dan secara otomatis menyesuaikan tekanan ban untuk menghindari kerusakan.
Di saat yang sama, Alex, yang masih berusaha membantu, terkena jebakan tersebut dan keluar dari lintasan.
"Lana… kau harus menyelesaikannya untuk kita," katanya melalui radio sebelum mobilnya berhenti total.
---
Kejutan di Garis Akhir
Di tikungan terakhir, Lana berada di posisi kedua, tepat di belakang Kyron. Dia tahu bahwa ini adalah momen yang menentukan.
Dengan manuver berani, dia memanfaatkan celah kecil di sisi dalam lintasan, mempercepat mobilnya dengan semua tenaga yang tersisa. Kyron mencoba memblokirnya, tetapi terlalu lambat.
Lana melesat melewati garis akhir, tepat satu detik lebih cepat dari Kyron.
Penonton bersorak liar.
Namun, sebelum perayaan dimulai, sesuatu yang aneh terjadi. Kyron tiba-tiba menarik mobilnya ke pinggir lintasan dan keluar tanpa sepatah kata pun. Para anggota geng mafia yang sebelumnya mendominasi balapan tiba-tiba menghilang dari tempat itu.
"Ada apa ini?" tanya Lana dalam kebingungan.
---
Penutup Bab
Lana berdiri di podium, menerima piala kemenangan dengan tangan gemetar. Dia telah mengatasi segalanya—sabotas, ancaman, dan ketakutan. Tetapi kemenangan ini terasa pahit. Ada sesuatu yang tidak beres.
Di latar belakang, Rai terlihat berbicara dengan seseorang yang mencurigakan. Dari ekspresi wajahnya, jelas bahwa ini bukan pertemuan biasa.
"Ini belum berakhir," pikir Lana, merasakan bahwa sesuatu yang lebih besar sedang menantinya.
---