Denting halus suara malam menyelimuti suasana garasi kecil tempat Lana dan teman-temannya berkumpul. Aroma oli dan logam bercampur di udara, sementara mereka sibuk mempersiapkan mobil untuk balapan berikutnya. Namun, di balik semangat kerja keras itu, atmosfer terasa berat. Ada sesuatu yang mengganjal—sebuah pertanda akan badai besar yang belum terlihat.
"Lana, ini bukan balapan biasa," kata Vera, menghentikan gerakannya sejenak. Matanya menatap Lana dengan penuh kekhawatiran. "Aku dengar geng mafia membawa pembalap baru. Orang itu tidak hanya ahli, tapi juga terkenal karena taktik kotornya."
Lana mengusap pelipisnya, berusaha menekan rasa gelisah yang perlahan merayap ke dalam hatinya. Nama pembalap itu, Kyron, sudah menjadi bisikan di dunia balap. Dia bukan hanya seorang legenda, tapi juga mimpi buruk bagi mereka yang pernah melawannya.
"Aku tahu, Vera," jawab Lana dengan nada yang lebih tenang daripada yang dia rasakan. "Tapi aku tidak akan mundur. Apa pun yang terjadi, aku harus melawan."
---
Hari Balapan
Arena balapan kali ini jauh lebih megah daripada yang pernah Lana datangi sebelumnya. Ribuan penonton bersorak, memenuhi tribun, sementara drone-drones melayang di atas lintasan, menyiarkan langsung setiap detik perlombaan. Namun, yang membuat Lana tercekat adalah kemunculan Kyron.
Dia melangkah keluar dari mobil futuristiknya, seorang pria dengan aura dingin dan tatapan tajam yang seolah mampu menembus hati. Kyron tidak mengatakan apa-apa, hanya memberikan senyuman kecil yang mengintimidasi sebelum masuk ke dalam kendaraannya.
Lintasan balapan itu sendiri adalah monster yang penuh tantangan. Ada jebakan gravitasi rendah, jalur licin dengan medan magnet, dan terowongan yang memutar pandangan para pembalap. Tantangan fisik dan mental berpadu menjadi satu, dan Lana tahu ini adalah balapan yang hanya bisa dimenangkan oleh seseorang dengan ketenangan luar biasa.
---
Balapan Dimulai
Sinyal hijau menyala, dan mobil-mobil melesat seperti peluru. Lana merasakan adrenalin memuncak saat dia menjaga posisinya di tengah-tengah peserta. Tapi tak lama, tekanan mulai datang. Kyron, dengan mobilnya yang jauh lebih canggih, langsung mendominasi lintasan, meninggalkan semua orang di belakang.
Lana menggertakkan giginya. Mobilnya mungkin tua, tapi ia telah mempelajari lintasan ini hingga ke setiap tikungannya. Dia mengatur strateginya dengan cermat, menggunakan celah di antara rintangan untuk memotong jalur lawan-lawannya.
Namun, seperti yang sudah diduga, sabotase kembali terjadi. Beberapa jebakan yang seharusnya netral mulai aktif secara tak terduga, menyebabkan beberapa mobil keluar dari lintasan. Lana nyaris kehilangan kendali saat mobilnya terhantam gelombang magnet.
"Tetap tenang, Lana," suara ayahnya seolah berbisik di pikirannya. "Kamu sudah melewati yang lebih buruk."
Dia menarik napas dalam-dalam, membiarkan intuisi dan pengalamannya memandu. Dengan manuver yang sulit dipercaya, Lana berhasil menghindari jebakan itu dan kembali ke lintasan utama.
---
Pertarungan dengan Kyron
Saat balapan hampir selesai, hanya tinggal Lana dan Kyron di depan. Penonton menahan napas, menyaksikan dua pembalap dengan gaya yang sangat kontras saling beradu. Kyron dengan tekniknya yang dingin dan efisien, melawan Lana yang penuh semangat dan keberanian.
Di tikungan terakhir, Kyron mencoba memblokir jalur Lana. Tapi Lana, dengan keberanian yang luar biasa, mengambil risiko. Dia mempercepat mobilnya, memanfaatkan momentum untuk melewati celah sempit di antara tembok dan mobil Kyron.
Penonton meledak dalam sorakan saat Lana berhasil melewati garis finis terlebih dahulu.
---
Setelah Balapan
Namun, kemenangan ini tidak membawa kebahagiaan sepenuhnya. Saat Lana turun dari mobil, Kyron mendekatinya.
"Kamu mungkin menang kali ini, tapi ini baru permulaan," katanya dingin. "Geng kami tidak akan berhenti sampai semua ini selesai. Dan percayalah, kami selalu menyelesaikan apa yang kami mulai."
Lana menatapnya dengan penuh tekad.
"Aku tidak takut. Aku akan melawan kalian, sampai akhir."
Di tengah sorakan penonton dan ancaman yang membayangi, Lana tahu bahwa perjuangannya baru saja memasuki babak yang jauh lebih berbahaya.
---