Chereads / Lajur Takdir [Malay edition] / Chapter 7 - Bab 7: Tekad yang Menyala

Chapter 7 - Bab 7: Tekad yang Menyala

Pagi yang baru menyapa kota dengan sinar mentari hangat, tetapi di dalam bengkel kecil itu, Lana terjaga sepanjang malam. Matanya yang lelah menatap Falcon-X yang kini berdiri gagah dengan modifikasi baru. Meski perbaikannya belum sepenuhnya selesai, mobil itu terasa berbeda. Ada sesuatu dalam setiap baut dan komponen yang kini terpasang—harapan, cinta, dan warisan keluarganya.

Di tengah keheningan itu, Vera muncul di pintu.

"Kau terlihat seperti tidak tidur selama seminggu," katanya dengan nada bercanda, meski ada kekhawatiran dalam suaranya.

Lana tersenyum tipis. "Tidur bisa menunggu. Ada hal lebih penting yang harus kulakukan."

---

Harapan Kecil, Langkah Besar

Lana tahu, Falcon-X masih jauh dari sempurna. Mesin itu lebih cepat, tetapi belum sebanding dengan teknologi pembalap profesional seperti Axel Kane atau Vera. Namun, ia tidak peduli. Baginya, setiap langkah kecil adalah kemenangan.

Dengan bantuan Vera, Lana mulai berlatih di lintasan-lintasan kecil di sekitar kota. Falcon-X berlari lebih cepat dari sebelumnya, meski terkadang terdengar suara mesin yang mengeluh. Setiap tikungan, setiap lintasan lurus, ia manfaatkan untuk memahami batasan mobilnya—dan dirinya sendiri.

"Kau harus percaya pada Falcon-X," kata Vera saat Lana hampir kehilangan kendali di tikungan tajam.

"Aku sedang mencobanya," jawab Lana sambil menekan pedal gas.

---

Kembali ke Lintasan Bawah Tanah

Beberapa hari kemudian, Vera membawa Lana ke lintasan bawah tanah yang tersembunyi di pinggiran kota. Tempat itu penuh dengan pembalap amatir dan profesional, suara mesin memenuhi udara.

"Kau akan balapan di sini," kata Vera.

Lana terkejut. "Di sini? Aku belum siap untuk ini."

"Tidak ada kata siap dalam dunia balap, Lana," jawab Vera. "Kau hanya perlu mencoba."

Dengan keraguan yang menghantuinya, Lana memutuskan untuk mengikuti balapan tersebut. Falcon-X menarik perhatian banyak orang. Mereka menertawakan mobil tuanya, tetapi Lana mengabaikan ejekan itu.

Balapan dimulai. Lintasan bawah tanah itu penuh dengan bahaya—tikungan sempit, permukaan yang licin, dan pembalap yang tidak segan-segan menggunakan taktik kotor. Namun, Lana berhasil bertahan, bahkan menyalip beberapa pembalap di tikungan tajam, menggunakan pelajaran yang diberikan Rai.

Meski tidak memenangkan balapan, ia berhasil mencapai posisi keempat. Itu adalah pencapaian besar bagi seseorang yang baru kembali ke lintasan.

Vera menepuk bahunya setelah balapan usai. "Lihat? Kau bisa melakukannya."

---

Semangat yang Menyala Kembali

Malam itu, Lana duduk di atas kap Falcon-X, memandangi langit malam. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa sesuatu menyala di dalam dirinya.

"Ayah, Ibu, aku tahu kalian ingin aku melanjutkan ini," gumamnya.

Ia teringat kata-kata terakhir dalam surat ibunya: "Jangan takut menghadapi apa pun yang ada di depan."

---

Panggilan yang Mengejutkan

Ketika ia hendak kembali ke bengkel, komunikatornya berbunyi. Nama pengirim membuat jantungnya berhenti sejenak: Rai Ardent.

Dengan tangan gemetar, Lana menjawab panggilan itu. "Rai? Kau di mana?"

Suara Rai terdengar pelan, penuh kelelahan. "Lana, aku tidak punya banyak waktu. Aku tahu kau menemukan rahasia ibumu, dan aku tahu kau marah padaku. Tapi dengar, mereka sedang mencariku. Aku tidak bisa membiarkan mereka menemukanmu juga."

"Siapa mereka? Apa yang sebenarnya terjadi?" Lana bertanya, suaranya penuh emosi.

Rai terdiam sejenak sebelum menjawab, "Kau harus percaya padaku. Jangan berhenti. Apa yang kau lakukan sekarang adalah satu-satunya cara untuk menghormati warisan keluargamu. Aku akan kembali ketika waktunya tepat."

Panggilan itu terputus sebelum Lana sempat berkata apa-apa lagi.

---

Janji Pada Diri Sendiri

Dengan hati yang berat tetapi tekad yang semakin kuat, Lana berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan menyerah. Falcon-X adalah simbol harapan kecil yang ia miliki, dan ia akan menggunakannya untuk melangkah lebih jauh.

"Ini baru permulaan," katanya sambil memandang Falcon-X. "Aku akan terus maju, untuk Ayah, untuk Ibu… dan untuk diriku sendiri."

---