Matahari pagi memancarkan sinarnya ke atas Falcon-X yang berdiri di bengkel kecil milik Lana. Selepas malam yang penuh emosi dengan panggilan misteri dari Rai, Lana memutuskan untuk mengubah perspektifnya. Ia tahu, jika ingin bertahan di dunia balap yang keras ini, dia harus berlatih lebih keras, belajar dari kesilapan, dan mengasah Falcon-X menjadi lebih daripada sekadar warisan.
---
Meninjau Kembali Kesalahan
Di atas meja kayu bengkel, Lana menyusun catatan hasil balapannya yang terdahulu, termasuk balapan bawah tanah terakhir. Setiap kesalahan—dari tikungan yang terlalu melebar hingga kecepatan yang tidak stabil—dicatat dengan teliti.
"Lana, kau terlalu defensif di tikungan ketiga. Dan rem belakang Falcon-X tidak cukup responsif untuk lintasan licin," kata Vera yang membantunya menganalisis rekaman balapan.
"Aku tahu," Lana mengangguk. "Tapi aku butuh waktu untuk membiasakan diri dengan perubahan ini."
"Kau tidak punya waktu, Lana," Vera menegaskan. "Balapan lokal berikutnya akan menjadi batu loncatan penting. Kau harus siap."
---
Latihan yang Melelahkan
Selama beberapa hari berikutnya, Lana dan Vera menghabiskan waktu di lintasan latihan. Vera, yang sebelumnya hanya seorang pengamat, kini ikut terlibat aktif sebagai mentor.
"Lana, jangan takut menekan gas lebih awal di tikungan," kata Vera saat Falcon-X melesat di lintasan.
"Kalau aku terlalu cepat, aku akan kehilangan kendali!" Lana membalas sambil mengemudi.
"Itu masalahnya. Kau terlalu khawatir gagal. Terkadang, untuk menang, kau harus mengambil risiko," Vera menjawab tegas.
Lana mencoba saran Vera, dan meskipun ada beberapa insiden kecil seperti tergelincir atau menabrak penghalang, ia mulai merasakan perubahan. Setiap latihan membangun kepercayaan dirinya sedikit demi sedikit.
---
Perubahan Besar pada Falcon-X
Selain meningkatkan kemampuannya di lintasan, Lana juga memutuskan untuk mengubah Falcon-X. Dengan blueprint dari ibunya sebagai panduan, ia memasang teknologi baru yang lebih canggih.
"Suspensi yang lebih stabil, aerodinamika yang lebih baik, dan mesin turbo ringan," Lana menjelaskan kepada Vera sambil menunjukkan modifikasi terbarunya.
"Mobil ini mulai terlihat seperti sesuatu yang bisa menyaingi Axel Kane," Vera mengakui dengan senyuman.
Namun, perubahan ini bukan tanpa tantangan. Beberapa komponen baru memerlukan penyesuaian, dan Falcon-X mengalami beberapa kerusakan selama pengujian. Tetapi Lana tidak menyerah. Setiap perbaikan memberinya pelajaran baru, setiap kegagalan menjadi pijakan untuk bangkit.
---
Perlawanan Tempatan
Hari perlawanan tempatan akhirnya tiba. Lintasan balap penuh dengan pembalap yang datang dari berbagai penjuru kota. Suasananya meriah, tetapi juga penuh tekanan.
Salah satu pembalap yang menarik perhatian Lana adalah seorang pria muda bernama Cyrus, yang dikenal sebagai "Meteor Jalanan." Mobilnya yang berwarna biru elektrik terlihat seperti kilat, dengan reputasi sebagai salah satu pembalap lokal terbaik.
"Kau Lana Veil?" Cyrus mendekatinya sebelum balapan dimulai.
"Ya. Kenapa?" Lana menjawab dengan nada waspada.
"Aku dengar kau pemula dengan mobil tua. Jangan anggap balapan ini sebagai tempat bermain," katanya dengan nada mengejek.
Lana tidak membalas. Ia hanya tersenyum kecil, membiarkan mobilnya berbicara di lintasan.
---
Balapan yang Menegangkan
Saat balapan dimulai, Falcon-X melesat keluar dari garis start, mengejutkan banyak orang yang sebelumnya meremehkannya. Namun, lintasan itu sulit—penuh tikungan tajam, tanjakan curam, dan jalan licin akibat hujan semalam.
Cyrus, dengan pengalaman dan kecepatannya, memimpin di awal balapan. Tetapi Lana, yang kini lebih percaya diri dengan Falcon-X dan strateginya, mulai mendekati posisi depan.
Di tikungan terakhir, Lana menggunakan teknik yang diajarkan Vera—memasuki tikungan dengan kecepatan tinggi sambil mengandalkan kontrol suspensi baru Falcon-X. Ia berhasil menyalip Cyrus, membuat penonton bersorak.
---
Dari Musuh Menjadi Rakan
Setelah balapan usai, Lana tidak menang, tetapi ia berhasil finis di posisi kedua—pencapaian luar biasa untuk seseorang yang baru saja memulai kariernya. Cyrus, yang kalah darinya di tikungan terakhir, mendekatinya dengan senyuman tipis.
"Aku meremehkanmu," kata Cyrus. "Kau pembalap yang hebat. Dan mobil itu... luar biasa."
"Terima kasih," jawab Lana dengan tulus.
Cyrus mengulurkan tangannya. "Bagaimana kalau kita bekerja sama? Aku bisa membantumu bersiap untuk balapan yang lebih besar. Kau punya potensi besar, Lana."
Lana terkejut dengan tawaran itu, tetapi ia melihat kesungguhan di mata Cyrus. Ia menerima uluran tangannya, menyadari bahwa di dunia balap, kadang-kadang musuh bisa menjadi sekutu yang paling berharga.
---
Langkah Menuju Masa Depan
Malam itu, Lana kembali ke bengkel dengan semangat baru. Ia menyadari bahwa meski perjalanan ini penuh tantangan, ia tidak sendirian. Dengan Vera sebagai mentornya dan Cyrus sebagai rakan baru, ia merasa lebih siap untuk menghadapi apa pun yang ada di depannya.
"Kalian belum melihat apa yang Falcon-X mampu lakukan," katanya dengan senyuman penuh tekad.
---