Chereads / Sèdingin Àngin / Chapter 7 - Kenyataan

Chapter 7 - Kenyataan

Pagi tanpa cahaya, kehidupan Aleya berjalan seperti biasanya.

Meski tanpa damai, pikiran malamnya terus ramai.

Seperti hujan dan badai.

Tenang tanpa damai.

Ping

"Leya".

1 pesan belum terjawab dari wajah sedingin angin.

"Iya". Jawab Aleya pada pesan tersebut

"Alvin, dia minta kamu buka blokiran nya". Jelas Elvano pada Aleya

"Hmm, malas". Jawab Aleya

"Alasannya apa?". Tanya Elvano

"Cape harus jelasin sesuatu yang udah sering terjadi". Grutu Aleya

"Kamu ga akan buka?". Tanya Elvano pada Aleya

"Ngga". Jawab Aleya singkat.

Elvano mengirimkan pesan pada Alvin.

"Dia ga mau buka, katanya". Elvano

"Kenapa, cuma mau temenan aja kok". Tanya Alvin

"Gatau, katanya malas". Jelas Elvano

"Coba bilangin, gua cuma mau temenan". Ujar Alvin

"Ok, nanti gua kabarin". Jelas Elvano

Elvano mengirimkan pesan Alvin pada Aleya

"-kenapa, cuma mau temenan aja kok".

"Itu dari Alvin?". Tanya Aleya

"Iya, gimana menurut kamu". Ujar Elvano

"Hmm,cuma temenan ? Yaudah". Jelas Aleya dan langsung membuka blokiran Alvin.

"Kamu buka?". Tanya Elvano

"Udah". Jawab Aleya singkat

1 pesan belum di baca

"Akhirnya di buka".

"Hmm iya". Jawab Aleya pada Alvin

"Gimana kabar nya". Tanya Alvin pada Aleya

"Gpp". Jawab Aleya singkat

"Kita cuma temenan, kenapa cuek". Ujar Alvin

"Aku emang kayak gini". Jelas Aleya

"Ga bisa kayak dulu lagi ? , dulu juga temenan tapi ga kayak gini". Ujar Alvin

"Hmm". Jawab Aleya singkat

'Kalau aku deket lagi sama dia, dia ga akan bisa move on. Lagian dia kan udah jadi mantan, jadi buat apa deket lagi'. Grutu Aleya dalam hati nya.

"Baiklah". Jawab Alvin

Aleya tidak membalas pesan Alvin, namun..

"Kamu deket lagi sama Elvano?". Tanya Alvin pada Aleya

"Cuma temenan". Jawab Aleya

"Masa?" Grutu Alvin

"Iya cuma teman, lagian emang harus suka terus sama dia?". Jelas Aleya

"Emang, kamu udah move on". Grutu Alvin

"Udah". Jawab Aleya singkat

Pernyataan yang Aleya tulis tidak sama dengan hati nya, Aleya masih mencoba untuk menjaga jarak dengan wajah sedingin angin itu.

"Caranya?". Grutu Alvin pada Aleya

"Hmm, setiap dia pergi, selalu ada cewek lain. Aku gatau itu jujur atau hanya alasan, jadi buat apa suka sama seseorang yang udah nyakitin kita berkali kali". Jelas Aleya dengan dada yang terasa sesak

"Kita ga bisa maksa seseorang untuk jatuh cinta sama diri kita, mau se effort apa pun. Kalau bukan kita orang nya, bisa apa?". Lanjut Aleya pada Alvin.

"Hmm". Jawab Alvin singkat

"Vin, mau aku suka sama kamu juga, takdir ga ada yang tau, aku gatau rencana tuhan mempertemukan aku dengan kalian itu apa, tapi setidaknya.. aku belajar, bahwa yang aku mau, belum tentu baik untuk diri aku, tuhan lebih tau tetang kalian dari pada aku".

"Maaf.. kalau aku nyakitin kamu, maaf kalau seakan aku mempermainkan perasaan kamu, aku ga bermaksud nyakitin, tapi ternyata aku ga bisa maksa diri aku". Jelas Aleya pada Alvin Alfiansyah.

Alvin terdiam, tidak ada balasan untuk Aleya.

"Kamu boleh marah sama aku, boleh benci sama aku. Tapi satu hal, aku cuma mau jaga hati aku sendiri. Cepet sembuh ya. Masih banyak wanita lain di luar sana". Jelas Aleya.

"Aku ga benci, aku udah move on, aku cuma mau temenan. Kalau misalkan kamu ga bisa kaya dulu lagi, setidak nya.. aku tau keadaan kamu. Jangan blok aku ya". Jelas Alvin pada Aleya

"Hmm bebas". Jawab Aleya singkat.

Hening

Satu kata yang menggambarkan suasana hari ini.

Setelah selesai membalas pesan Alvin, Aleya membaringkan tubuhnya di kasur kesayangan nya.

"Hmm ternyata.. jahatnya aku sama dia, sama aja". Lirih Aleya dengan embun di mata nya.

"Kenapa wajah sedingin angin itu, bisa se-menyakitkan ini". Grutu Aleya dengan menutup mata cantik nya.