Setibanya di Kota Tianhe, Xian Yu dan Mei Ling mulai mencari informasi tentang Turnamen Empat Sekte yang semakin mendekat. Mereka menemui beberapa pedagang dan kultivator yang baru saja kembali dari tempat penyelenggaraan turnamen, dan mendengar bahwa para peserta harus melewati serangkaian ujian ketat sebelum memasuki arena utama.
"Turnamen ini bukan hanya soal bertarung," kata salah seorang pedagang tua. "Tapi juga soal mendapatkan dukungan dari sekte-sekte besar. Jika kamu tidak memiliki sekutu yang kuat, peluang untuk menang sangat kecil."
"Apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan dukungan?" tanya Xian Yu.
Pedagang itu mengangguk bijak. "Cari sekutu yang tepat. Tapi ingat, tidak semua yang tersenyum padamu adalah teman sejati."
Xian Yu berpikir keras. "Aku harus lebih berhati-hati. Jika aku ingin memenangkan turnamen ini, aku perlu lebih dari sekadar kekuatan."
Dengan pemikiran tersebut, mereka mulai merancang strategi untuk berhadapan dengan sekte-sekte besar dan mencari sekutu yang dapat membantu mereka di masa depan. Namun, mereka juga harus siap menghadapi pengkhianatan yang mungkin datang dari pihak yang tidak terduga.
"Apa pun yang terjadi, aku tidak akan mundur," kata Xian Yu dengan tekad bulat. "Takdirku akan aku capai, apapun harganya."