Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

guess who?

lyoudrubylod
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
40
Views
Synopsis
pembunuhan? ah hal yang mengerikan. kenapa harus ada pembunuh? apa yang mereka pikirkan hingga berani mengambil nyawa seseorang. bukankah itu terlalu keji, pasti korban nya sangat ketakutan dan histeris. aku bertanya tanya, apa pembunuh pernah menyesali perbuatan mereka setelah melakukan aksinya? seperti pada dilena kali ini, malangnya dilena. wanita baik hati dan cantik itu harus berakhir mengerikan di gang sempit rumahnya. di sana gelap dan sepi, aku rasa dia sudah menangis dan terus kesakitan. "tolong ampuni aku" kata kata itu, pasti dia menyebutnya dengan menggosok kedua tangannya meminta ampun. aku benar benar membenci pembunuh, apa dia menyesal membunuhnya? apa dia tau gadis seperti apa yang dia renggut nyawanya? apa dia pernah datang ke lokasi kejadian dan minta maaf? apa dia pernah sekali saja menangis untuk setiap nyawa yang ia ambil? kapan Tuhan akan menghukum mereka? aku ingin menjadi Tuhan sekali saja dan membuat nya merasakan hal yang setimpal. haruskah? maka aku harus. "tebak, tebak, tebak, ayo sembunyi. aku mulai mencari mu, jadi berlari dan sembunyi saja. aku akan mengantar mu dengan setiap dosa mu, bahkan neraka pun akan enggan menerima mu" credit by @lyoudrubylod

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - tebak siapa?

Harap perhatian!

Bab ini mengandung kekerasan, pembunuhan, dan penganiayaan.

jika merasa begitu terganggu, harap jangan di baca!

22:45

"Hah..hah.."

nafas yang seperti akan segera habis, kaki yang terasa sakit dan ingin berhenti, keringat yang meluncur di setiap tubuh, mata yang basah dan bibir yang bergetar. bahkan di musim dingin ini sama sekali tidak terasa dingin, setiap langkah demi langkah yang dia ambil angin yang dia dapat terasa sangat membakar.

jidat dan pelipis nya basah karna keringat, kera baju nya basah kuyup. gadis cantik itu terus berlari dengan kaki nya yang tidak panjang. setiap detik, waktu yang berjalan. mulutnya hanya mengucapkan doa doa kecil, permohonan yang bahkan tidak akan di dengar siapapun.

"Siapapun, tolong aku"

Siapapun, siapapun? bahkan tidak ada orang di sana, lampu saja tak Sudi menerangi jalan itu. tikus, kucing, dan anjing liar saja bahkan tak terlihat di sana. sampah, dimana mana hanya ada sampah.

"Siapapun tolong aku" bibir itu tak berhenti berucap.

'dorrr' apa? suara kencang itu berdengung di telinga nya, keseimbangan nya hilang. tubuhnya jatuh ke tanah usang itu, mengotori baju dan wajahnya.

tangannya meraih kakinya, pahanya terus mengeluarkan darah.  wajahnya meringis sakit, bahkan untuk menyeret tubuhnya saja dia sudah tidak sanggup.

seseorang tampak diam di depannya dengan sedikit terengah, mata nya tidak bisa menangkap dengan jelas. tubuhnya begitu bergetar, pisau di tangan orang itu cukup membuat nya menangis sejadi jadinya.

"tolong ampuni aku"

kata yang tak seharusnya dia ucap kan, dia tidak berbuat salah lantas mengapa minta ampun? mengangkat tangannya, meminta tolong dengan di penuhi rasa  takut luar biasa dan tubuh yang gemetar. kedua telapak tangan itu menyatu dan terus saling menggesek.

"tolong ampuni aku, tolong ampuni aku"

mata itu menatap dengan putus asa, sakit di kaki nya bahkan tidak sebanding dengan ketakutannya sekarang. bukan lagi bantuan, melainkan pengampunan yang ia harapkan.

setan mana yang akan mengampuni? jelas saja tidak ada pengampunan di sana. orang di depannya melayangkan tangan dan menusukkan Sajam itu ke lengannya membuat nya histeris kesakitan.

sayatan demi sayatan, dia terus meringis hingga tersungkur di tanah. mencoba melindungi tubuhnya dari segala arah yang di ambil untuk menyayat habis dirinya.

"ampuni aku, ampuni aku!"

Kasihan sekali, itu sangat sakit. hentikan itu, akhiri saja. mata nya bahkan sampai memerah karna menangis, lengannya penuh dengan sayatan, dosa apa yang dia perbuat sehingga dia layak menerima ini.

bukan lagi bantuan atau pengampunan, dia berharap ini segera berakhir meski itu dengan kematian. itu menyiksanya, harapan tak ada habis nya sedari tadi.

mata manis itu benar benar lelah, dia bertanya tanya kesalahan apa yang di lakukan sehingga di hukum seperti ini? sejauh mana dia melukai seseorang hingga di balas seperti ini?

begitu banyak luka yang dia terima, dengan tusukan keras akhirnya pisau itu menancap di leher nya dan kemudian jantungnya. mulut manis yang sedari tadi memohon itu akhirnya diam tak bergerak, mata yang sedari tadi menangis itu berhenti mengeluarkan air mata.

tubuhnya berhenti dengan di penuhi genangan darah dan luka sayatan, dunia nya terasa gelap. entah neraka atau pun surga, tapi bumi bukan lagi tempatnya.

siapapun itu, hukum dia yang memperlakukannya seperti ini. itu mungkin adalah permohonan terakhir nya.

09:28

Gang Gieu

mobil polisi berhenti dimana mana, banyak mata menatap ke arah nya yang sudah tidak bernyawa di samping tumpukan sampah itu. mereka menutup mulut, menatap prihatin dan juga sebagian menatap jijik.

beberapa kamera memotret, mata nya masih terbuka dan hampir memejam. tangannya di penuhi luka sayat. polisi polisi itu mengamankannya dan mendekatinya.

mata itu di tutup sehingga sedikit layak untuk di lihat, semua benar benar berkerumun hanya untuk melihat pemandangan mengerikan itu.

berita itu heboh kemana mana, bahkan media sosial terus membahas dan foto itu tersebar begitu luas. warga sekitar merasa begitu terancam.

total 34 sayatan dan 3 tusukan

"kasian sekali, padahal dia masih kecil"

Kata kata itu lah yang banyak terucap, orang orang mengasihaninya dan bersedih untuknya. tapi, apa bajingan gila yang melakukan ini bersedih atau justru tertawa atas karya nya yang mendunia?

2 hari kemudian

08:40

"Udah liat kabar?"

suara tapak sepatu yang bersentuhan dengan lantai terdengar sedikit jelas. sosok yang dia tanya melayangkan pandangan ke arah nya.

"udah, baru baru kabar nya panas gw udah liat"

wanita itu duduk di depan lawan bicaranya, dirinya kemudian melipat kedua tangannya di meja. tubuhnya sedikit condong, menatap penasaran pada pria di depannya.

"lo kemana Kel? semalam kita pada ngelayat tapi lo ga keliatan di mana mana"

celetuk nya dengan sedikit penasaran, pria di depannya memutar mata malas menanggapi perkataannya. lagi lagi dia memulai, ini selalu saja di lakukan jika ada kejadian aneh di sekolah.

"aku udah bilang ra, nenek ku sakit aku gak bisa datang. emang gak ada yang sampein ke kamu gitu?"

• lelaki lawan bicaranya saat ini..

Michael millian clovis

putra sulung keluarga clovis.

usianya tak lagi 17/18 tahun seperti teman temannya. Michael, atau yang karib di panggil kael ini kini sudah menginjak usia 20 tahun. dirinya yang masih duduk di bangku SMA ini di karenakan scandallnya 3 tahun lalu.

Kael, memang miliki sifat semena mena karena tau ayah nya memiliki kuasa tinggi. dirinya selalu terlibat dalam kasus perundungan dan juga penganiayaan sesama teman sekelas.

Kael memiliki sifat buruk yang bahkan sulit di tangani gurunya sendiri. hal itu terus terjadi hingga akhirnya dia terlibat kasus penganiayaan keji pada teman sekelas yang amat dia benci.

Keluarganya yang lelah mengurus hal itu membiarkannya di penjara 2 tahun lamanya untuk membuat nya sadar, bahwa mereka tidak bisa selalu melindungi nya.

Back to story

"Menurut lo gw bakal percaya gitu?" Ucap nya sedikit terkekeh meremehkan "sejak kapan lo perduli sama keadaan keluarga? mustahil banget"

kael berhenti melahap makanannya dan menatap ke arah perempuan di depannya merasa jengkel, dia menghela nafas dan meletakkan sumpit nya.

"terserah deh ra mau percaya atau engga, jangan ganggu gw sehari aja"

• Wanita menjengkelkan yang kael maksud...

Aurora salina andersn

putri bungsu keluarga andersn.

Kini usianya menginjak yang ke 17 tahun

Aurora, atau yang karib di panggil rora ini amat cantik. kemana saja dia melangkah pasti banyak mata yang menatap padanya, penampilan nya anggun dan elegant.

Aurora, primadona dan juga siswi terpintar di sekolah. Aurora tidak banyak bergaul dengan yang lain, orang pertama yang ia kenal jelas adalah lawan bicara nya sekarang, kael.

dia bertingkah begitu berbeda di depannya, seperti orang yang kosong, dan kadang begitu terasa menjengkelkan. scandal? tentu Aurora tau scandal Michael 3 tahun lalu.

Back to story.

"Lo ngerasa gw ganggu? padahal gw cuman mau ngobrol huh"

rora menyerngit kesal, dirinya memalingkan wajah dari kael yang membuat pria itu hanya bisa menggeleng tak bisa berkata kata. kenapaa di saat nikmat begini rora harus selalu mengganggunya? bahkan makanan ini jadi terasa membosankan.

"Ngomong ngomong Kel, gw serius deh kali ini" ucap wanita itu sedikit mencondongkan tubuhnya dan menatap lekat ke arahnya

"Gw bukan sekedar ikut campur, tapi benar benar pengen tau siapa yang bunuh Delina" ucapnya, kael yang duduk di depannya tak merespon apapun. dia terus mencapit makanan dan memasukkannya ke mulutnya.

"Kasian tau, Delina tuh baik banget, cantik, pinter, ramah. kenapa bisa ada orang yang berniat buat bunuh dia. Gw ngerasa dia gak cocok buat nerima semua ini" oceh rora semakin memanjang, dirinya tampak begitu semangat menceritakannya.

"Ra, bisa diam gak?"

sontak ucapan dari kael membuat rora bungkam seribu kata, dirinya bisa melihat kekesalan amat jelas di mata lelaki itu. rora menarik mundur badannya, matanya mengedip kaku.

"Hah.. gw lagi makan ra, bahasnya nanti aja ya?"

wanita itu merasa badannya kembali mencair, dia dengan pelan mengangguk dan sedikit cemberut. jarang kael memperlakukan nya seperti ini, di dalam diamnya rora masih berfikir, kata kata mana yang membuat kael begitu kesal.

jika terkait makanan, rora tidak menyebutkan detail luka dan kejadian. dia hanya mengatakan semua kebaikan dan sifat Delina sedari tadi. ah mungkin saja kael tidak suka pada perempuan itu.

rora mengangguk paham, dirinya berdiri dari kursi kemudian menatap pada kael yang baru saja selesai makan

"Gw ke kelas duluan ya, ada yang mau gw omongin ke Jennifer"

Lambaian Aurora hanya di balas anggukan kecil oleh kael, dirinya menatap Aurora yang pergi menjauh. sembari membersihkan sumpitnya, kael menghela nafas berat.

mengapa makanan kali ini bukannya menambah malah seperti menguras tenaganya?

setelah membersihkan sumpit, kael berdiri dari duduk nya kemudian membawa nampan makannya ke arah tong sampah. sebelum membuang, dirinya menatap lekat tong sampah di depannya dan kemudian membuang nampannya.

Ruang kelas.

kael memasuki kelas, jelas susannya terasa berbeda. hari hari yang di jalani kael selalu seperti ini, dia selalu menatap pandangan takut atau tidak suka dari siswa/i yang ada di kelasnya.

pria itu tak perduli, sekarang tujuannya hanya menyelesaikan sekolah kemudian pergi kuliah keluar negeri. kaki jenjangnya menuju pada kursi belakang dimana di sebelahnya terdapat siswa yang tampak sedang tertidur.

dirinya menepuk pundak siswa itu dan kemudian duduk di kursinya dengan tenang.

"guru Ken"

Ucapan kael membuat pria itu meregang dan mengangkat kepalanya, matanya yang masih mengantuk mengamati kiri kanan dan kemudian berdecak kesal.

"biar apa sih? gw ngantuk banget ini, Jagan gangguin dulu ngapa dah" ucapnya kembali meletakkan kepalanya.

Kael menatap pria itu yang kembali menidurkan kepalanya di meja, tidak lama tangannya menarik kera bajunya membuat nya duduk dengan tegak di kursinya.

"Udah jam masuk, lo gak tidur apa di rumah?"

pria itu menggeleng, dirinya mengedip kedipkan matanya berulang kali agar dapat menatap jelas. "kagak tidur gw, takut sumpah. kejadiannya di gang ke rumah gw, gimana mau tidur coba kalau udah gitu"

kael berdecak kesal, dirinya melepas tangannya dari pundak pria di sampingnya. "itu lagi itu lagi, capek gw dengar kasusnya di bahas dimana mana"

"siapa yang ga bakal bahas coba, buka kuping deh kel. semua orang di kelas juga pada bahas si Delina Delina itu. gw denger denger orang nya cantik, pulen, ramah. katanya gak pantes dapat perlakuan begitu"

Bisa di lihat dari mana saja bahwa kael tampak kesal dengan semua itu, dirinya terus mendengar pria itu mengoceh dengan terus menerus membuat nya benar benar jengkel. dia mendorong kasar kursinya ke belakang membuat semua orang diam dan menatap ke arahnya.

"gw bolos, bilangin ke pak Harto gw di UKS"

setelah mengatakan itu kael pergi dengan tenang, seluruh mata menatap padanya. sedikit dari mereka mulai membicarakannya dan selebihnya kembali membicarakan Delina.

Sementara pria temannya mengobrol tadi menatap nya dengan heran, dia tidak merasa mengucapkan sesuatu yang mungkin akan menjengkelkan kael sedari tadi.

"Apa apaan.."

25 November 2025

hallo

senang bisa menyapa kamu.

aku menulis imajinasi baru ku,

memendamnya begitu lama, sekarang aku berani mempublikasikannya. jika memang kalian suka, tolong dukung aku. sangat senang rasanya jika mau berkomentar untuk berbagi beberapa tips menjadi penulis baik.

Terimakasih.