Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

CHAOS HIGH SCHOOL

🇮🇩eclipsvenue
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
35
Views
Synopsis
[ACTION TEENFICTION STORIES] Di sebuah sekolah teknik menengah dengan reputasi buruk, pelajaran jarang menjadi fokus utama. Gang-gang sekolah dikuasai oleh berandalan, dan setiap sudut dipenuhi dengan kekacauan yang membuat siapa pun sulit belajar. Sekolah itu sudah lama dikenal sebagai tempat bagi mereka yang menyerah pada sistem-sebuah tempat di mana harapan nyaris punah. Namun, di tengah hiruk-pikuk itu, muncul sebuah perlawanan yang perlahan mengguncang tatanan lama. Ketegangan meningkat saat seseorang yang bertekad mengubah keadaan mulai menghadapi berandalan-berandalan paling berbahaya di sekolah itu. Tanpa dukungan dari guru-guru yang sudah putus asa dan dengan hanya segelintir teman di sisinya, perjuangan untuk mempertahankan impian menjadi semakin sulit. Persaingan, intrik, dan perebutan posisi menguji setiap langkah menuju perubahan. Saat kekacauan mencapai puncaknya, satu pertanyaan besar muncul: apakah semua usaha itu akan berakhir sia-sia?
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOGUE

𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴

*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*

"BEGIN!"

==========================

"Ibu apa itu kuat?"

"Kuat?. Emm bagaimana menjelaskannya ya?. Kuat itu tak hanya tentang fisik, tapi juga pikiran. Lily, menurut ibu … kamu itu kuat!"

"Hey nak!"

Gadis itu tersentak dan menengok pada seorang pria paruh baya sambil melepas headset nya

"Y-ya?"

"Gak boleh dengerin musik di lampu lalu lintas begitu, nanti kamu tidak dengar kalau ada mobil lho." Gadis itu tersenyum dan mengangguk

"Iya terimakasih pak!"

"Sama-sama. Hmm, seragam mu … ah apa kamu sekolah di Arsaloka?"

"Iya!. Ini hari pertama hehe."

Gadis bernama Lilyana Maharani itu menatap langit dan membiarkan angin menerpa wajahnya, senyum terbit di wajahnya

'Hari pertama … akan baik'saja kan?'

~•~

"OY HARUN!!"

Sang empunya nama menelan ludahnya dan menatap ayahnya yang tengah mabuk takut-takut

"I-iya ayah?"

"Ini hari pertama mu kan?!. Cepat berangkat dan belajar teknik sana!. Pokoknya kau tak boleh sepertiku yang tak berpendidikan ini!"

"Iya, aku berangkat." Laki-laki berkacamata itu segera keluar dari rumahnya dalam keadaan menunduk

BUAKH

Kacamata milik lelaki itu sampai terlempar jauh karena ditendang dari belakang, Harun terjatuh dengan bukunya yang berserakan dari dalam tas

"A-apa-apaan kalian?"

"Hee itu kan seragam Arsaloka, melihatnya membuatku muak. Hoi kau!. Beraninya lewat di kawasan kami menggunakan itu, hari ini habis kau!" Harun menutup matanya dengan sekujur tubuh yang gemetar hebat saat preman itu melayangkan kepalan tinjunya

BUAKH

"E-eh?" Dengan jelas dia mendengar suara pukulan yang keras tapi sama sekali tak merasakan apapun

"Hoi, jangan buat malu sekolah kita dong~."

Harun terbelalak melihat laki-laki berambut cokelat yang melindunginya

"K-kenapa?"

"Hm?. Karena kita kan … Arsaloka!"

Harun tersentak. Laki-laki itu maju seraya berteriak, dia menghajar orang-orang yang lebih tua darinya itu. Tapi dikarenakan kalah jumlah, dia juga tak bisa menghindari pukulan yang ia dapat

"K-kenapa?. Dia dipukul … karena ku kan?" Harun terus bergumam tak jelas, hingga seseorang memegang pundaknya

"Kau takut dia kalah?"

"Eh?. Siap-." Harun terkejut saat laki-laki yang menolongnya tadi diinjak bersamaan oleh orang-orang itu

Tapi…

BUAGH

Semuanya berhenti seketika saat dia menghajar dagu salah satu dari mereka hingga tak sadarkan diri. Laki-laki itu berdiri secara perlahan semakin membuat mereka takut

"Yang mau bonyok, maju sini."

"A-Arsaloka sialan!"

Harun cengo saat para berandalan itu melarikan diri

"Lihat kan?. Mereka itu sok aja kuat, padahal kalau dibalas mah lari terbirit-birit." Harun menengok bingung masih mempertanyakan siapa mereka berdua

"YOSHA!. Hari ini berhasil membereskan preman amatir!"

"Sudahlah hentikan, kita bisa terlambat ke sekolah."

"Pluto kau disini?!. Oh iya sekolah!. Kenapa aku bisa lupa?!" Pluto menutup telinganya dengan wajah datar

Pertarungan baku hantam tadi seketika menyadarkan Harun kalau dirinya selemah itu, kalau tidak ada yang membantu tadi mungkin dia bisa habis

"Nah." Harun tersentak dan mengambil kacamatanya

"Dia Pluto dan namaku Evan, kau?"

"H-Harun."

"Oke sobat ayo berdiri!. Disana kotor tau!" Evan menarik Harun dan membersihkan pakaiannya dari pasir

"Ayo, delapan menit lagi bel. Lewat bawah jembatan mungkin bisa sampai dengan cepat," kata Pluto seraya memeriksa arlojinya

"Kau ini memang tertib ya Pluto hahaha!. Ayo pergi!" Kedua laki-laki itu mulai berjalan sampai mereka menyadari Harun yang tertinggal

"Ayo Harun!. Ini hari pertama lho!"

Harun tersenyum dan mengangguk. Mereka bertiga segera pergi dengan Evan yang terus bercerita tanpa ada jeda, Harun yang tertawa sesekali dan Pluto yang tersenyum

~•~

"Ahh Arsaloka, namanya memang bagus tapi lihatlah. GIMANA BISA SATU GEDUNG PENUH DENGAN CORETAN BEGINI?!"

Nisa tersenyum kikuk mendengar teriakan kembarannya itu yang menggema. Dia melirik menyadari kakak-kakak kelas yang memperhatikan mereka dari lantai atas

"Nah karena sudah terlanjur masuk sini, mana berandal yang harus ku pukul ya." Asa membunyikan tulang-tulang jarinya

"Asa bunda bilang kan kita gak boleh macam-macam di hari pertama. Masuk kesini juga kan karena nilaimu yang anjlok." Asa tertohok

"Kalau begitu kenapa kau ikut-ikutan ha?!"

"Yahh kita memang terlahir untuk terus bersama kan?. Aku disini untuk memastikan kau tidak dikeluarkan dari sekolah," ucap Nisa santai

"Aku ini lebih tua darimu tau!"

"Hanya beda tiga menit mana terasa!"

Dan berakhirlah kedua kembar tak identik saling beradu cekcok sampai tak sadar seorang perempuan berjalan mendekati mereka

"Anu permisi." Nisa yang pertama kali mendengar itu langsung menahan Asa

"Apa kalian tau dimana mading?. Aku terlambat saat penyambutan."

"HEE TERLAMBAT?!" Ketiga gadis itu terkejut saat tiga laki-laki yang juga bernasib sama datang

"Malah bagus terlambat sih, aku malas berkumpul di lapangan. Kita cari kelas saja," ucap Pluto yang diangguki Harun

"Hey kalian!" Asa tiba-tiba memanggil mereka

"Hee kalian terlambat juga?!" seru Evan

"Gak usah teriak geblek!. Iya kami terlambat juga, katanya pembagian kelas lewat mading kan?" tanya Asa

Tapi karena tak kunjung menjawab, mereka semua menatap gadis berjaket kelabu itu dengan bingung sampai mereka menyadari tatapan tajam gadis itu yang mengarah ke kakak-kakak kelas

"K-kenapa?" kata Nisa. Lya tersentak dan langsung tersenyum manis

"Ah enggak, ayo cari kelas!"

Mereka saling tatap tapi kemudian masuk ke wilayah sekolah dan langsung berpisah. Sekolah ini punya sistem unik dimana kelas perempuan dan laki-laki nya dipisah antar gedung

"Oh ya siapa namamu?" tanya Nisa

"Lilyana Maharani, panggil Lya."

"Hai Lya, aku Nisa dan ini kembaranku Asa." Lya membalas lambaian tangan Asa dengan senyuman

Nisa kemudian pergi ke masing yang ada di depan gedung kelas perempuan untuk mencari nama mereka

"Hmm, kau terlihat seperti anak baik-baik. Kenapa masuk sini?" tanya Asa

"Hm?. Karena … nilaiku jelek."

"Hee kita senasib rupanya hahaha!. Hey kau dengar itu Nisa?!. Aku gak sendirian!"

Nisa melirik malas dan kembali menatap ke mading, sementara Asa dan Lya saling memperdekat diri

"Oh ketemu!. Wah kebetulan ya, kita sekelas!"

Sementara itu di gedung laki-laki…

"Wah besarnya!!" Pluto dengan cepat menarik kerah belakang Evan

"Jangan masuk dulu bodoh, kita belum tau kelas kan?!"

"OH IYA!"

"Berhenti teriak!"

Harun tersenyum datar kemudian berjalan ke mading, senyumnya merekah melihat nama mereka bertiga di deretan yang sama

"Wahh kok bisa begini?"

"Hm?. Kenapa Harun?"

"Kita sekelas hehe."

Dan disinilah … kisah masa SMA kami, dimulai!

T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇