๐๐๐พ๐๐ ๐ฑ๐ @๐ด๐ฒ๐ป๐ธ๐ฟ๐๐ ๐ด๐ฝ๐๐ด
โข
*โข.ยธโก HAPPY READING โกยธ.โข*
"THE RULES"
===============================
"Hey udah dengar belum?. Katanya Giga dikalahin anak cewek kelas satu di kantin tadi!"
"Eh iya, yang katanya cuman sekali hajar itu kan?!"
"Haha apa dia itu aslinya cuman pembual?. Kalah dari cewek lho."
"Hee Giga sekarang melemah ya. Tapi tetap saja pecundang seperti kalian gak boleh ketawa dong."
Laki-laki itu menghantupkan kepala mereka berdua hingga jatuh terkulai
"Tapi kalau aku sih boleh hahaha!. Dasar si Giga tubuhmu saja yang besar ya hahaha!"
Kedua laki-laki tadi dengan cepat langsung kabur dari sana karena takut
"Diego." Sang empunya nama menengok dan tersenyum
"Aku sudah dengar, ceritanya jadi booming banget nih haha!"
"Daripada itu Aslan menyuruh kita berkumpul di kelas 2-3."
"Oke ini mau kesana kok, tapi Sebastian wajahmu jangan tegang begitu dong. Rileks saja rileks~."
Sebastian tak menanggapi. Mereka berdua segera menuju atas dimana kelas dua berada. Di sepanjang jalan, banyak anak-anak yang menyingkir dan menatap mereka takut
Diego Bianggara dan Sebastian Halim, mereka berdua adalah salah satu dari lima anggota inti Orion kelas dua. Bersama dengan Aslan mereka memimpin angkatan 59 SMK Teknik Arsaloka
Drkk
"Aslan kami datang~." Diego masuk ke kelas dengan riang tapi langsung berhenti melihat Aslan yang duduk diatas meja dan Giga yang babak belur sedang berlutut
"Kau datang โฆ untuk meminta bantuan?. Aku, Aslan Arkatama, harus menolongmu yang kalah dari anak cewek kelas satu?!"
Tubuh Giga kembali bergetar. Diego melirik ketika Sebastian menutup kedua pintu kelas
"Hey kenapa ini?" Aslan menengok dan menghela nafas
"Bajingan ini malah memintaku untuk menyelesaikan masalah yang dia buat," ucap Aslan kesal
"Hmm begitu, Giga kau gak tau ya?. Aslan itu โฆ gak bisa memukul wanita." Giga tertegun
Sebastian tersenyum datar melihat Aslan memalingkan wajahnya yang memerah
"Yahh lagian dari cerita yang ku dengar, katanya kau membuat onar di kantin saat istirahat pertama. Mungkin itu cewek kelaparan sampai kelepasan begitu." Diego mengibas tangannya
"T-tapi-."
BUAGH
Lantai kelas itu sudah dipenuhi oleh darah milik Giga. Anak-anak yang lain tak mampu berbuat macam-macam atau bisa saja mereka selanjutnya
"Bangsat, itu kan masalahmu ya kau selesaikan sendiri dong. Dasar rendahan, enyah sana."
Giga bangun dibantu teman-temannya, mereka segera keluar dari kelas tapi rupanya Sebastian sudah menunggu disana
"S-Sebastianโฆ"
"Giga, harga dirimu tercoreng kan saat ini. Coba bilang, setelah ini kau mau bagaimana?"
Giga diam, diantara yang lain sebenarnya dia lebih takut pada Sebastian karena otaknya yang jenius dan juga licik
"A-aku akan mengalahkannya!" teriak Giga tanpa sadar mengejutkan teman-temannya
Sebastian tersenyum, dia menepuk pundak Giga kemudian masuk ke kelasnya kembali
"Hey kau serius?. Itu perempuan lho."
"Justru itu. Aku yakin yang tadi itu cuman kebetulan karena aku sudah lelah menghajar pecundang yang lain. Tenang saja, aku bisa memperlihatkan diriku pada mereka dan berdiri dengan gagah sebagai pemimpin Orion kelas dua!"
~โข~
"Hmm, mau diliat dari manapun kok kayaknya gak cocok ya."
Lya berkedip bingung pada Asa yang terus memperhatikannya, tak hanya itu dia menyadari perilaku anak-anak di sekitarnya berbeda. Dia seolah-olah tanpa sengaja menarik perhatian mereka semua
"Tapi Lya tanganmu gapapa?" kata Nisa, dia dari tadi mengkhawatirkan tangan Lya yang merah
"Ah gapapa kok, kamu gak usah khawatir Nisa hehe." Nisa menghela nafas lelah
"Betulan deh gak nyangka!. Kamu jadi terkenal banget nih haha!" ucap Asa
Lya menatap sekeliling membuat anak-anak di kelas yang dari tadi memperhatikannya segera melihat ke arah lain
"Jadi lo yang bikin kakak gue malu?!"
Semuanya menengok saat perempuan yang sebelumnya membuat masalah dengan bu Dara datang ke kelas bersama teman-temannya
"Kakak?"
"Iya Giga itu kakak gue!. Sialan lo pikir siapa lo ha?!" Asa hendak bangun tapi langsung ditahan Lya
"Lho kok marah?. Kan kakak mu duluan yang bikin ribut di kantin sampai bikin bonyok beberapa murid."
"Itu bukan urusan lo!"
"Terus, kalau memang kenyataan aku yang ngalahin kakakmu, mau apa?" Semuanya tertegun
Si kembar saling tatap, sebelumnya di kantin intonasi suara Lya juga berubah menjadi rendah
"L-lo-!"
BRAKK
"SEMUANYA KEMBALI KE KURSI MASING-MASING!"
"Awas lo!" Perempuan itu berdecak kesal kemudian kembali ke kursinya bersama teman-temannya
Lya mengangkat pundaknya dan duduk. Dara menatap sekeliling tapi sebenarnya yang paling menarik perhatiannya adalah Lya, cerita di kantin tadi sudah menyebar sampai ke telinga para guru
Tapi karena berurusan dengan salah satu anggota Orion, para guru tentunya tidak berani
'Tapi aku berbeda!'
Dara berjalan mendekat ke meja Lya
"Lilyana kan?" Lya tersentak dan tersenyum sopan
"Iya bu, kenapa?"
Dara diam menyadari tangan kanan Lya yang terluka, dia merogoh kantungnya dan mengeluarkan sebuah plester
Semuanya tertegun saat guru itu menempelkan plester ke tangan kanan Lya
"Nah kalau begini baru enak belajarnya kan?. Kalau ada apa-apa kamu cerita sama ibu ya." Lya tersenyum dan mengangguk
"Makasih bu hehe." Si kembar tersenyum
Dara mengacungkan jempolnya dengan riang kemudian kembali ke mejanya
"Oke ayo buka buku kalian!"
Tak terasa bel pulang berbunyi ketika petang hari datang. Seluruh anak yang ada di sekolah itu langsung membubarkan diri
"Lya kamu jalan kaki?" tanya Nisa
"Eh iya, rumahku dekat."
"Ya udah kami duluan ya." Kedua kembar itu masuk ke sebuah mobil mewah dan pergi begitu saja
Lya diam dan menghela nafas
"Ngapain sih ngikutin orang dari belakang begitu?"
"Dia cewek yang ngalahin Giga?" Lya menyipit tak suka pada Gina, adik Giga, yang mengadu pada kakak kelas
"Iya kak dia orangnya!"
Perempuan itu menghembuskan asap Vape nya dan berjalan mendekat
"Jadi lo. Dengar ya, ada peraturan tak tertulis di Arsaloka. Yaitu pertarungan yang harus dilakukan antar angkatan." Dahi Lya mengernyit
"Maksud?"
"Maksudnya lo gak boleh sembarangan berantem sama kakak kelas. Jadinya anak-anak yang satu angkatan sama lo gak terima, itu artinya lo ngerendahin mereka."
Lya menatap tajam para gadis berandalan yang mengelilinginya. Gina menyeringai
"Ah aku paham, kalian pikir aku ngelawan Giga buat pangkat?. Aku lapar waktu itu."
"Sama aja!. Gara-gara lo sekarang semua orang jadi ngeremehin kakak gue!" Gina berteriak marah
"Kak jangan diam aja dong!"
"Hahh iya iya. Habisi cewek ini."
Keempatย perempuan itu menyeringai. Salah satunya maju sambil melayangkan tinjunya tapi Lya dengan mudah menghindar
Dengan wajah tanpa ekspresi, Lya menyerang leher dan ulu hati gadis itu hingga terjatuh kesakitan
"A-apa-apaan cewek sialan ini?!"
"K-kita serang dia bersamaan!"
"Hey tunggu!" Kakak kelas perempuan itu, Liodra, mencoba untuk menahan karena dia melihat Lya yang tersenyum
Lya berjongkok membuat mereka bertiga malah saling menyerang. Salah satu dari mereka jatuh saat Lya menendang kakinya, tak hanya disana dia melilit tangan perempuan itu menggunakan tasnya
BRUAKK
Lya menghantam kepala perempuan itu ke tanah dengan keras hingga tak sadarkan diri. Gina bergetar di tempatnya sementara Liodra menatap dingin
"C-curang lo sialan!"
Satu perempuan lagi maju dan histeris saat matanya di colok jari Lya
"Argh mataku!" Lya melirik saat ada seseorang di belakangnya, dia membiarkan perempuan itu memukul punggungnya
"Hmm, gak kerasa apa-apa tuh." Lya meraih kepala perempuan itu lalu melayangkan lututnya
BUAGH
Lya beralih pada perempuan yang tadi matanya dia colok, dia berlari dan melayangkan tendangannya hingga jatuh tak berdaya bersama ketiga temannya
"Gini aja nih?."
"Hebat."
Gina dan Lya menengok saat Liodra bertepuk tangan dengan tertawa gila
"K-kakak apa-apaan?!" seru Gina
Liodra mendekat dan menepuk pundak Lya
"Itu tadi jeet kune do ya. Jarang lho ada cewek yang hebat begini, kamu mau masuk Orion?"
"Ha?" Lya menatap aneh kakak kelasnya itu
Tubuh Gina bergetar wajahnya penuh amarah, dia merogoh kantungnya dan tak disangka mengeluarkan sebuah cutter yang memang sudah dia siapkan
"S-sialan!. Orang-orang sialan!"
Liodra tersentak saat Lya menariknya ke belakang
"Hey tunggu-."
SRAKK
TO BE CONTINUE>>>