masih semangat ??
.
.
Updet minimal sehari 1 bab atau
2 bab yaa.
jam nya tak beraturan mohon tunggu dan pantau terus ya.
ini aku belain lagi sakit gigi.
# PART 6
,,,,
Happy Reading ...
....
TIGA hari kemudian ...
.
.
Soal rumah Kinan saat ini tidak jadi pindah, karna Ibu meli paranoid takut di mimpikan Arsya kembali.
Ternyata ide dari Basta luar biasa membuat Kinan memeluknya sebagai tanda terimakasih.
Sejarah Rumah Pak almh Zaenal.
Keluarga Almarhum Kakek Zaenal cukup terpandang di kalangan
sekitar.
maka tak heran Pak Zaenal di kenal sebagai Kakek sepuh.
Pak Zaenal mempunyai 4 anak
yaitu anak pertamanya Kirana, keduanya, Kevan, ketiga kirey dan empat adalah ayahnya Kinan namanya Kenan.
Dahulu ... di rumah yang angker dan besar itu hanya Kenan yang tinggal bersama Pak Zaenal, bahkan Kenan si anak bungsu, juga ada Meli menantu dan ke 3 cucunya bersama di dalam rumah besar tersebut.
Sementara sisa anak yang lainnya tinggal jauh di luar kota dan sibuk dengan urusannya masing masing.
Singkat cerita, Istri Pak Zaenal sudah tiada sejak cucunya bersama Salma genap ber usia 9 tahun, sedangkan di usia segitu Kinan baru lahir.
jadi Kinan tidak tahu apa arti kasih sayang neneknya seperti apa.
Di Keluarga Zaenal itu juga, Kenan dan Meli istrinya mengkaruniai 3 keturunan, Yaitu Jenora anak pertama, ke dua Salma, dan ke tiga adalah Kinan.
paska soal nama, Kinan pernah iri tidak mendapatkan namanya dari sang nenek, jadi namanya pemberian Pak Zaenal sendiri.
Untuk anak almh Pak Zaenal yang lain, belum ada kabarnya tetapi sepertinya mereka mempunyai anak masing masing.
Pak Zaenal juga tak menyangka mendapatkan 3 orang cucu perempuan sekaligus karna doanya sendiri terkabul, mengapa ??
karna anaknya pun Kirana hanya sendiri, sisanya laki laki semua membuat Pak Zaenal kewalahan.
jadi Pak Zaenal beruntung memiliki Kenan yang mempunyai keturunan dari Meli, tiga cucu perempuan sekaligus.
Di balik mendiangnya Pak Zaenal.
meninggalnya Pak Zaenal setelah meninggalnya Jenora lebih dulu, jadi Setelah Pak Zaenal mendengar Cucunya meninggal, Pak Zaenal jatuh sakit.
Lalu Salma cucu ke duanya yang tomboy itu pergi dengan Om nya yang bernama Kevan.
...
Sore hari ini yang di penuhi kesejukan angin Sepoi Sepoi membuat para setan itu menikmati kesibukannya masing masing.
"Kemaren Kinan ada pr kan?"
Tiar berjalan melihat ke arah jendela.
"Iya kak." jawabnya sambil menulis tugas rumus rumus matematika.
"Kira kira Basta dan Arsya udah sampe rumah Salma belom ya?"
menoleh ke belakang.
"Ku rasa udah kak."
Kinan berjalan dan menoleh untuk menarik guling Saka.
"Aduh Kinan pinjem dulu lah pelit amat !" desisnya.
"Kak Saka tidur Mulu !"
sambil mengerucutkan bibir.
"Bodo, ngantuk gua."
Saka tidur dengan posisi tengkurap
kali ini.
"Ga ada kabar." Tiar kembali memandang ke arah jendela.
entah dia berbicara pada siapa.
...
Malam udah memasuki jam 7.
.
.
"Arsya, ini bukan rumahnya?"
"Tar dulu. gua coba masuk bentar
ya alamat yang di kertas Tante meli kayanya udah bener."
Basta mengangguk.
Terlihat begitu jelas rumah modern berwarna merah bata dan aquarium ikan hias terlihat dari depan.
Cahaya sedikit remang remang karna di liat liat hanya memakai gantungan lampu lentera.
...
beberapa menit berlalu ...
"Arsya lama banget, gue bosen."
"Bas, Basta ini rumah Salma."
timpal Arsya menggoyangkan tubuh temannya namun ia malas membuka mata.
"Gosah bohong."
"Salma pacar lu kan?"
Bagai geledek di malam hari membuat Basta Syok tidak berkutik.
"Ka--kata siapa, mana orangnya gua ngantuk."
"Yeh gosah ngalihin pembicaraan lu
kentang goreng !"
membuat Basta memutar bola matanya.
Krk !
Terdengar seseorang membuka pintu.
"Berisik lo dedemit !"
Sosok rambut panjang sebahu memakai cardigan tengah membuka sedikit pintu.
"Sal, plis saya bawa pacar kamu."
Basta melotot melihat gadis tomboy itu dengan mata di tutup kain merah.
"Gue, cuma denger lo ye demit."
"Ini loh saya serius bawa, Nergan."
"Ga tau, masuk buruan sebelum gue tutup."
"Salma aku minta maaf !"
bathin Basta melihat gadis tomboy itu memakai penutup matanya dengan kain merah.
entah ada apa dengan kekasihnya.
"Mau ada juga, dia ga bakalan temuin gue, Om Kevan bilang dia pergi buat nikah."
"Sal, gua dateng apa lo denger suara gu--gue?" Basta berderai air mata.
Salma terdiam.
"Yaudah, masuk dulu aja pegel kaki,
Sal saya mau ngobrol penting tentang adekmu."
"Masuk."
Kemudian Basta melirik Arsya dan mereka berjalan memasuki rumah om Kevan, di Jogja.
...
Salma adalah anak ke dua dari cucu almarhum pak Zaenal sayangnya dia berpisah dengan Kinan karna om Kevan mencuci pikirannya, Bahkan karna sifat Salma yang berbeda dia tak sekolah.
Di kamar Salma yang Gelap.
Ya. hanya ada 1 lilin.
"Astaga Salma, ru--rumah lo apa tem--tempat uji nyali?"
timpal Basta sesekali ia sesegukan.
Namun Salma tetap fokus meraba raba ruangan kamarnya, sudah 3 tahun dia menutup matanya seperti itu.
"Duduklah di kasur, gue siapin sesajen dulu."
"Anjir gue bukan setan yang di jaman purbakala sal. gila aja gua makan kembang kembang .. ehghhh."
Basta meringis.
Arsya menoleh dan memberi anggukan juga.
"Arsya. langsung aja to the point. kenapa sama ade gue?"
"Adek lu lagi menutupi bahwa dia membuka mata bathinnya. sedangkan Bu meli ga tau."
"Melisa? emak gue?" jawabnya
meraba gelas yang di meja belajarnya.
namun Basta mendorong benda tersebut dan Gadis tomboy itu mendapatkannya.
"Hmm." Arsya berdehem.
Salma meminum susu vanila kesukaannya.
Namun Basta hanya tersenyum sibuk memerhatikan susu itu seperti ada hal yang perlu di putar ulang.
"Kenapa sama Melisa?"
katanya sambil menaruh gelas.
"Kinan masih dalam kondisi berbohong jika mata bathinnya di tutup, sedangkan kamu masih bisa melihat hantu hantu yang---"
Selama memutus pembicaraan Arsya.
"Gua tonjok sini muka lu."
Arsya menyingkir dan mengenai dada Basta lah terkena pukulannya.
Sempat terkejut namun Salma terdiam.
"Udah lah sal, ngaku aja buka tutupan matanya. saya tau kamu menyembunyikan kakamu di ruangan ini."
"Jangan asal ceplas ceplos mulut lo, berisik !"
Salma tak ingin kalah berdebat.
"Sal saya mohon. saya kangen Jenora." Arsya memegang bahunya.
"Salma gua janji, akan membantu lo buat nyari pelaku kematian Jenora Kaka lu." sergah Basta penuh semangat.
Namun Salma hanya diam.
"Sal, ada Nergan di sini."
"Ga ada." datarnya.
"Mending lu jelasin deh masalahnya bas, sama si Salma. capek gua."
Basta memberikan anggukan keyakinan.
"Sal, gua mau jelasin sesuatu. terserah mau lo denger atau engganya."
Lagi lagi Salma hanya diam tak berbicara.
"Saat itu kita emang lagi dalam status hubungan kan, pas kondisi hujan jam 5 sore Jenora ada di warung, gua ga tau kalo dia kakak lo sal."
Lagi lagi sama tetap dalam diam seperti patung.
"Gua harap lo denger ya sal. entah pikiran lo sedang di cuci sama siapa. yang jelas gua jujur demi diri gua sendiri. kalo gua tiba tiba KECELAKAN !"
"Kenapa Nergan kecelakaan?"
"Kenapa ga ada yang ngasih tau !"
"Apa ini semua ada kaitannya sama Kaka Jenora ?"
bathin Salma.
pecahlah tangisan Basta.
Ya. dulu seorang remaja SMK usia
18 thn kecelakaan mobil.
"Jadi kejadian kematian itu lu kecelakaan bas ?"
"Hmm. gua ga berani cerita ke Kinan.
gue nya belom siap liat seseorang nangisin gua."
Salma diam, terlihat buliran air mata turun di pipinya namun Basta melihat itu.
Salma menyadari rasa sesak di dadanya. kekasihnya sudah meninggal selama ini.
"Salma, lo denger gua kan !"
oke syukurlah gua akhirnya tahu kalo saat ini gua bahagia ketemu pacar gua lagi, sifat lo itu siapa si yang ga paham."
"Sal. masih ga mau bicara?"
Salma mengalihkan topik.
"Arsya. udah selesai blom gua ngantuk."
Sementara Basta masih sesegukan.
Namun Arsya melihat suatu energi di dalam jiwa Salma.
Mata Salma menutup. tangannya mengepal kuat.
"Sal, kamu ga boleh balas dendam !"
Membuat Basta terkejut dan bingung harus berbuat apa.
"NERGAN SEBASTA PURBALINGGA."
"Iya sal gua disini !!!!!" teriaknya.
"Giofano Arsyadila." panggilnya.
"Apa sal."
"Kalian keluar dari kamar gua !"
"Pegangin Sya."
ucap Basta terlalu canggung karna baru bertemu dengan kekasihnya namun dirinya sudah meninggal.
"Salma, plis ! itu berbahaya jangan nekat kamu !"
gadis itu ingin membuka pintu dengan niat ingin mencekik omnya sendiri.
Arsya semakin memakai energinya.
"Dia mau apa!" kata Basta.
akhirnya meraih tubuh Salma agar tidak meluapkan amarahnya.
"Salma mencari Om Kevan !"
Basta melirik ke wajah gadis tomboy yang meluapkan amarahnya.
"Sal. tenang ! gua ga akan kemana mana ! gua janji ! kita akan bersama selalu ! inget kata kata gua sal. saat ini gua emang mati ! mati gua akan selalu di sini sama lo ! dan ga akan kemana mana !"
Salma terdiam setelah berontaknya sudah mereda.
"Nergan ... kenapa ini semua terjadi !"
Hanya sebuah tangisan, Salma menangis tanpa suaranya, menyesakkan dada, matanya memanas.
Basta melepaskannya.
"Dia udah tenang." lirih Arsya kewalahan.
"OM KEVAN BEJAT !"
gertaknya.
Gadis itu melepas kepalan tangannya.
"Oke tenang sal. gua dateng juga nyari
cewek gua. taunya ketemu lah lewat Arsya demit ini."
"Ternyata gue bodoh ya?"
"Engga cuma kepolosan." Arsya mengejeknya.
"Diem lu demit." Basta membela Salma.
"Ngapa jadi ikutan demit ??"
Arsya tak terima.
...
beberapa menit kemudian ....
"Jadi kalian bertemu secara ga sengaja ?"
Salma membuka tutupan matanya.
Lalu mengerjap sejenak.
perlahan membuka matanya samar.
Ya. sebuah bayangan sekilas.
semakin lama sangat jelas.
"ASTAGA KEPALA LO NERGAN !!"
Namun Salma memejamkan matanya cepat, karna Jenora menampakkan dirinya.
"Tenang dulu. oke aku gapapa."
Basta mengulum senyuman.
Namun gertakan Salma menyurut.
Hanyaa isakan tangis.
"Saya jadi nyamuk kesannya."
"Diem lu bekicot."
Arsya membuat kekehan tipis.
"Kak Jenora ... Arsya datang. kakak
boleh keluar, tapi setelah aku tutup mata lagi dengan kain yang baru, karna ini sudah basah."
Tidak ada sahutan.
"Hah Jenora ada di sini?"
Arsya mencari sosok Jenora di setiap sudut.
Basta terdiam.
.....
TBC.
Gimana ? lanjut ... apa bosen?