# PART 8
,,,,,
Happy Reading ...
....
"Part sebelumnya ..."
"Dek. tolong liat Kaka ya aku ingin menatap mata kamu."
Salma menggeleng.
"Blom siap kak. gue takut meluapkan amarah ini."
Jenora menunduk.
.
.
.
Malam yang mencekam ini sepertinya sudah mulai tiba.
pukul 02:00 pagi.
Dimana Salma ingin melarikan diri dari rumah Om Kevan.
"Sini gua bawain sayang?"
Salma melirik Basta dengan tatapan menyinis.
"Lo tuh setan, ga bisa bawa ini."
Tangannya mendorong bahu Basta membuat dirinya oleng.
"Tuh dengerin bas." ujar Arsya.
"Lo juga setan Sya."
"Udah udah gue kuat. gosah perduliin gue. Ka Jenora?? siap ga kita lari dari sini?"
Gadis penuh lebam di wajah dan penuh luka baret itu mengangguk.
"Kaka lo setuju." sergah Basta.
Karna Salma memakai penutup mata tidak melihat Jenora memanggutkan
kepalanya.
.
.
"Oh ya Sal. nanti panggil dia Basta aja ya, kita semua manggilnya gitu."
"Basta?" katanya mengernyitkan dahi.
"Oke deh. nanti gue coba ya."
katanya lagi.
Basta menatap Arsya sinis.
"Gapapa biar panggilannya ga beda sendiri anjir." menepak jidat Basta pelan.
empunya hanya memutar bola mata.
Perlahan kaki Salma menurunkan tas roda itu ke luar jendela.
Tangannya di tuntun Basta untuk keluar dari jendela yang sudah terbuka lebar.
"Sal ? kamu yakin penutup matanya ga di buka?"
"Plis Arsya gue bilang ga bisa tetep ga bisa."
Arsya menganggukkan kepala dan akhirnya menyerah.
"Pemaksaan. Fyuuh ... " Basta menyinyir Arsya dan meniup udara ke telinga Arsya membuat temannya mengusap daunnya telinganya yang merinding.
HOP !
tubuhnya keluar dengan sempurna.
"Ada yang ketinggalan ga ya?"
ucap Salma mengintip dari jendela.
"Ga ada sal." jawab Arsya.
"Hp mana?" tanya Basta tepat di wajah Salma.
Tangan salma mengeluarkannya di saku cardigannya.
"Ada."
di angguki Basta.
"Tangan lo ada yang ke gores ga, pas turun dari jendela ?"
"Ga ada." respon Salma dingin pada Basta.
"Yaudah yuk tunggu apa lagi." kata Kak Jenora menyambar.
"Kak Jenora. di tuntun sama Arsya ya." Salma terlihat mencemaskan kakaknya.
"Iya dek. aku pegangan kok."
jawabnya lembut.
Tangan Salma menyatu untuk memanggil sesuatu.
"KINAN BANGUN !"
...
di sisi lain ...
Kinan membuka matanya dan mendengar suara Kak Salma di dalam jiwanya.
Karna sudah terhubung akhirnya dia menjawab.
"KINAN SUDAH BANGUN."
"Kinan panggil pak Harun jemput gua
di Malioboro." ucap Salma.
"OKE." respon Kinan berjalan turun dari kasur.
...
"Si Kinan ngapain ?"
kata Tiar pada Saka.
"Ga tau." Saka memejamkan matanya lagi.
terlihat 2 setan itu ternyata belum tidur.
...
Di dapur Kinan mencari Pak harun.
karna sedari tadi Kinan mencari ke bawah pak Harun tidak ada.
"Pak Harun ?"
"POCONG GUNDUL !?" kagetnya
pak Harun memegang dadanya.
ketika ia berbalik badan Kinan muncul secara tiba tiba.
"Uhh dasar kamu !"
"Pak ..jemput kak Salma di Jogja."
"Hah ? jam segini ?"
sambil meletakkan kopi.
"Kinan ikut ya."memamerkan gigi rapihnya.
"Ayo pak ih." tangan Kinan menarik narik baju supir pribadinya.
"Nanti nyonya meli ---"
"Udah gapapa pak, ga lama kok."
"Iya deh."
...
Di halaman rumah Kinan ...
"Kak Tiar, Kak Saka bangun !"
panggilnya dari luar.
...
"Heh Saka. Kinan manggil kita."
menepuk pantat temannya.
"Anjir gua ngantuk. tuh anak ga kira kira bangunin jam 2 suntuk !"
berbalik badan sambil memeluk guling kesayangan Kinan.
"Ehh sak. siapa tau ada yang dadakan."
"Lu aja ahh. gue ngantuk."
sambil menepis tangan Tiar yang memegang pantatnya.
"CK !" Tiar mendecak.
membangunkan saka ternyata sangat sulit.
...
"Kita mau jemput mas Arsya ih !"
dengus Kinan sangat kesal.
dan menghela napas di dalam mobil.
...
"HAH ? JEMPUT ARSYA ?!"
Tiar dan Saka terbangun bersama.
mereka melepaskan selimut dan bersiap siap.
...
Setelah beberapa menit ...
"Non. kamu yakin nyonya meli udah tidur ?"
"Iya pak Harun, mama tidur."
Kinan memakai penutup kepala dan jaket tebal karna udara mulai mendingin.
"Maap telat." Saka muncul.
dan muncullah Tiar kemudian.
"Kalian lama banget. takut mama bangun tau."
"Yeh maap. ini jangkrik susah di bangunin." Tiar menjitak Saka kasar.
Sakan mengusap bagian yang sakit.
"Ngantuk Kinan." jawab Saka.
"Udah udah, pak jalan." Kinan menyuruh pak Harun bergegas takut keburu subuh.
"Baik nona." Pak harun menjalankan mobilnya tepat di luar jalanan rumahnya Kinan.
jika menyalakan mesin di dalam takut Meli ibunya Kinan terbangun.
...
2 jam kemudian ...
"Mana sih lama banget."
Salma menepuk nyamuk di pipinya.
kakinya berhenti di papan kayu bertulisan Malioboro.
"Sabar Sal." ujar Arsya.
.
.
"Non, sendiri ?" tanya tukang becak.
"Ahh saya indigo pak. ada 3 orang di samping saya."
"Bapak kira sendiri."
ucapnya pergi.
tak lama datang lagi ...
.
.
"Neng, jangan sendirian, pulang gih."
"Ini mau pulang." datarnya pada pemuda yang merokok.
"Berisik tuh orang. kalo gua masih idup gue tembak kepalanya liat aja."
Salma menoleh dan memegang lengan Basta.
kekasihnya ini mudah tersulut emosi.
"Jangan emosi."
sambil menoleh menatap Basta.
"Hmm." respon basta lebih tenang.
"Jenora. maapin aku karna aku, kamu mati dan kehilangan --"
"Arsya bisa diem ga."
Salma memotong topik
"Tapi Sal---"
"Nanti aja di mobil pak Harun."
"Oke. sorry." Arsya menunduk.
Sinar cahaya menerangi mata Salma membuat Basta dan Arsya menutup mata dengan tangannya.
"SILAU"
.
.
"Kaka !!" Kinan berlari dari ujung dan memeluk kakaknya begitu erat.
Salma meraih pinggang adiknya dan merasakan kehangatan saat Kinan mendekapnya.
"Maap Kinan, gua bangunin lu jam segini."
"Kaka. Kinan kangen ... mama galak."
erangnya bergoyang goyang.
"Nanti Kaka hajar si meli kentut
itu."
Salma mencoba menenangkannya.
"Heheh, ayo kak pulang."
Kinan menarik tangan kakaknya.
"Ada yang perlu kita bahas dek. di dalam mobil aja."
Kinan memberi anggukan cepat.
lalu Salma menarik tasnya lagi dan lagi.
Sambil berjalan menuju mobil ...
.
.
"Kaka Jenora !! kangen aku ga ?"
"Siapa sih yang ga kangen anak bawel kaya kamu ?"
Jenora mengusak rambut adeknya itu
penuh sayang.
...
Di dalam mobil pak Harun ...
.
.
Bruk !
Pintu sudah tertutup rapat.
"Arsya gua kangen Ama lu bangs*t !"
Saka memeluk arsya.
Tiar melihatnya tak suka.
"Awas lu tidur peluk peluk gua."
"Yeh sirik aja lu." saka menjulur lidah pada Tiar.
.
.
"Non Salma. bapak rindu banget !"
sambar di depannya.
"Lebay deh pak Harun."
Salma membuat kekehan kecil.
"Kenalan dulu ga si." Saka menatap Salma penuh antusias.
"Kinan aja. biar ga ada drama drama kecot."
Membuat Basta terkikik.
"Dari siapa?" kata Salma.
"Kak sal. ini namanya kak Saka ...
ini kaka Tiar, ini udah kenal ga usah kenalan."
Kinan membuat Basta tersenyum lebar.
Arsya tersenyum miring.
"Jadi kamu bohong sama. mas ya?"
Arsya merasa tersakiti oleh bocah ber usia 10 thn.
"Bukan mas. Kak Salma yang nge janjiin sama Kinan."
Salma memahami situasi.
"Ceritanya di rumah almarhum Kakek aja. pak Harun bawa kita ke rumah peninggalan kakek Zaenal."
Basta, Tiar Saka dan Arsya saling berpandangan.
"Ke rumah kakek?" membuat Kinan ber tanya tanya.
_______
TBC.
nextt chapter ...