# PART 7
,,,,
Happy Reading ...
....
Masih di rumah keberadaan Salma.
"Kak Jenora, maaf kak. aku ga bisa melihat kaka dulu. maaf aku ga tau cara nolong kaka saat itu."
"Nergan, ambilin penutup mata di samping bantal gue."
Basta menurut dan berjalan untuk mengambilnya.
Basta nama tengahnya.
namun Salma memanggilnya Nergan.
"Kak Jenora, Arsya udah di sin--"
"Salma ??" panggil Becky anak tiri dari Om kevan.
Becky membuka pintu.
Om Kevan punya riwayat mandul ( tidak memiliki kesuburan).
dan istrinya tulus menemaninya dalam keadaan kakinya lumpuh.
"Ada apa ?"
sambil berdiri.
karna dia yang punya rumah jadi gadis itu harus patuh.
"Bisakah gua tidur di sini?"
Namun Mata Basta mengeluarkan bola mata hitam full, mengerikan.
"Dasar tukang emosional."
Matanya melihat ke arah Basta yang tampaknya sedang marah.
"Maaf. gue lagi butuh ... sen--sendiri gue kangen Kaka gue Jenora. jangan sampe lo kena marah gue kaya setahun lalu."
"Lu bebas mau tampar gue, tapi lu cantik."
"Jangan Becky, lo udah kaya saudara gue. ga ada perasan melebihi itu."
"Tahan Bas." sementara Arsya terus memegangi tubuh Basta yang sudah terbakar emosi.
"Sedikit aja sal." Becky menyeringai.
krk !
Pria yang di anggap saudara oleh Salma itu menutup pintu.
"Becky jangan gila."
ujar Salma memundurkan langkahnya.
"Becky, lu gak tau gue bisa liat hantu?"
"Ahh ga kemakan omongan lagi. ayah udah tau. lu ga bisa liat hantu apalah itu."
Becky menyerang leher gadis itu dengan mencekiknya pelan.
"DENGAN SELURUH JIWA INDRA KE 6 INI. BANTULAH AKU TEMAN TEMAN."
Salma mengucapkan ritual pemanggilan hantu ghaib yang segera memasuki tubuh Arsya.
sementara Basta meluapkan emosinya dan di tariklah oleh sosok wanita rambut pendek sepundak.
"Siapa lu."
Basta terkejut seseorang menarik lengannya.
"Aku Jenora. Kakaknya Salma."
senyumnya manis giginya gingsul.
"Selamatin dia Jenora."
"Salma bisa, dia aman. Becky setiap Minggu selalu seperti itu."
"Bajingan dia." timpal Basta.
...
Salma mengucapkan beberapa ritual.
dan memundurkan langkahnya.
"KALIAN ADALAH TEMAN SEJATIKU, MAKA BANTULAH JIKA INGIN DIBANTU. USIRLAH BECKY KELUAR
DARI KAMAR INI !"
Suara Salma berubah karna kerasukan hantu lain dari dalam dirinya.
"Ehh apaan nih !"
Becky melihat jari jari Salma menyatu berbentuk permohonan.
mulutnya komat kamit sangat cepat.
Berbagai angin memasuki kamarnya.
hordeng berkibar begitu cepat seakan akan ada badai menyerang.
"Sedikit aja sal !" Becky merobek baju Salma menyisakan Bra-nya di sana.
"DEMI CINTA ARSYA PADA JENORA !"
ritual tersebut membuat Arsya memasuki tubuh Salma.
Angin jendela ber letup letup bergerak bergoyang goyang menyebabkan lampu ber kedap kedip.
DEPP !
serta lentera pun seketika PADAM.
Menyebabkan di depan rumah Om Kevan gelap gulita.
Salma pun di rasuki Arsya.
jika tidak begitu, Becky tidak akan kapok melec*hkannya.
Tangan Salma mendorong Becky dan menghempaskan Becky terlempar ke pintu.
Salma mengambang karna kekuatan indra bathinnya.
BRUUUUUGH !!!
Dia merintih.
"Sal. ternyata bener ya, lu masih bisa membuka mata bathin itu."
Becky melihat salma dengan mata merahnya menyala.
walau mata salma tertutup kain pada matanya.
"KEVAN ITU PEMBUNUH ! KAU ADALAH ANAK TIRINYA ! KAU TIDAK DAPAT WARISAN APA APA HAHAHAH ! HANYA SALMA YANG MENDAPAT WARISAN ITU !"
ucap Salma di rasuki Arsya.
Sementara Basta ingin bergantian memasuki tubuh Salma untuk mencekik Becky manusia sampah itu.
"Jangan. justru Salma akan masuk penjara." titah Jenora begitu lembut.
"Salma gak dapet warisan ! yang dapet warisan itu adeknya ! dia cemburu sama Kinan ! mangkanya dia tinggal dan numpang disini !"
"Arghh ..." Arsya terpental.
"Sal. kenapa melemparku, belum puas tadi." ringis Arsya memegang sebelah bahunya yang ngilu.
Tak ada jawaban dari Salma.
Salma tahu jika om Kevan segera membuka pintu kamarnya.
Jadi dia terjatuh dari atap lampu ke kasur dengan rintihan.
"Hey Salma ! gua bilangin ayah lu buka mata bathin lu ya."
Bruak !!!
Sosok pria bernama Kevan memasuki kamar Salma.
"Apa ini ??"
"Om !! Becky ingin menodai saya."
Kevan melihat baju salma yang sudah robek dan kondisi rambutnya acak acakan.
Dengan cepat Kevan menjewer telinga Becky dan menyeretnya keluar.
"DASAR ANAK KURANG AJAR ! DIA SAUDARAMU SETAN !!"
"Becky belum sentuh dia, ayah!"
Om Kevan membawanya keluar dan memarahi anaknya.
"Jika kau sudah menyentuhnya. saya yang ga dapet warisan darinya dasar ANAK BODOH !"
Sementara Salma menangis sesegukan kemudian Basta menutup pintu dengan energinya.
Kak Jenora terlihat sedih melihat adiknya terus diperlakukan seperti ini.
"Nergan. maaf gue ga pernah menduga kalo om Kevan itu licik. dia memanfaatkan gue dan menjauhkan lo dari gue."
"Salma, kamu udah hebat. saya puas sekali mendorongnya sampe mental kaya tadi." Arsya tersenyum lebar.
.
.
"Dia lebih tinggi ilmunya dari pada Kinan. maka dari itu Salma dan Kinan 1 generasi neneknya."
Jenora berbicara begitu lembut.
Membuat Basta mereda.
"Dari semenjak pacaran. gua udah tau lu seorang indigo."
Basta melembar baju ganti ke arah Salma.
"Maaf gue bohong Nergan."
Matanya tertutup kain.
"Arsya, gue mau pulang ga mau di sini. gue takut sama Becky."
"Saya akan bawa kamu ke rumah Tante Kirana gimana?"
usul Arsya secara dadakan.
"Ga. bawa gue ke rumah almarhum kakek."
membuat Arsya dan Basta terkejut dan saling berpandangan.
"Kapan lo mau berangkat."
tanya Basta.
Jenora menyimak.
"Jam 2 malem. hari ini."
"Oke." jawab Arsya di angguki Jenora.
Lalu Basta berjalan dan melempar tubuhnya bersantai di kasur milik Salma.
"Surganya rebahan."
Kakinya Basta menggesek gesek sprei.
membuat Jenora melirik dan menggeleng kepalanya.
...
Malam ini tas roda Salma sudah penuh persiapannya.
barang barang seperti buku catatan.
note book warna hijau mint, bingkai foto keluarga, dan lainnya.
namun Basta dan Arsya sedang menatap gadis tomboy itu penuh beribu pertanyaan.
.
.
1 jam kemudian ...
"Arsya. jadi awal lu masuk ketemu salma gimana?"
Basta masih mencari pertanyaan yang sebelumnya itu.
"Gua pas masuk. gue bilang ke salma kalo gua ketemu Nergan, udah Ter ikat janji si kalo gue bisa temuin lu biar gue bisa bicara sama Jenora tapi ... Kinan bilang dia ga tau Jenora dimana. ber arti selama ini kinan tau Jenora, Arghh bocah itu membohongiku. Yaudah taunya pas ada lu dan ke 2 yang lainnya dateng ke rumah almarhum kakek Zaenal.
ternyata gua ketemu lu Basta, kekasih salma yang selama ini gua cari sampe mau muntah."
"Jadi udah kesusun kalo Kinan udah kenal lu bas?"
Basta tersenyum.
"Kinan pintar membuat drama."
timpal Basta.
"Arsya. makasih udah mau ketemu aku." Jenora berjalan dan memeluk Arsya dari belakang.
Empunya menangis sesegukan.
"Cengeng najis." Basta menyindir.
dia tak tau dan tersadar bahwa dia juga seperti itu di depan Salma.
"Dek. tolong liat Kaka ya aku ingin menatap mata kamu."
Salma menggeleng.
"Blom siap kak. gue takut meluapkan amarah ini."
Jenora menunduk.
Salma Melodila Arizi.
Gadis tomboy yang pemberani
itulah nama lengkapnya, anak ke 2. seorang indigo dari dia lahir dan ahli supranatural.
Salma ikut dengan Om Kevan bukan karna iri ga dapet hak warisan, jika tinggal di rumah Dia tertekan, namun itu sama saja, Jenora tetap mengikutinya karna dirinya trauma melihat kematian kakaknya.
Sifatnya pendiam, mempunyai seorang kekasih bernama Nergan Sebasta Purbalingga.
namun takdir tak bisa menyatukannya Basta meninggal.
jika pria itu masih hidup maka hidup Salma ga akan menjadi buruk.
Jenora Sabitara Arizi.
Gadis pendiam lemah lembut.
beda setahun dengan Salma, anak pertama, jika dia masih hidup usianya tetap 19 thn, meninggal di keroyok warga.
Kinan Melina Arizi.
Gadis ceria. anak bungsu dan sifatnya berubah
semenjak ibunya menjadi kasar.
usianya 10 thn, dia sangat menyayangi Arsya kekasihnya kak Jenora, dekat dengan Kak Jenora
tapi selalu rebutan makanan dengan Ka Salma, sama seperti kakanya Kinan, anak indigo.
anak ini mulai dapat penglihatan di usia 6 tahun, berbeda dari Kak salma dia dapat penglihatannya dari bayi.
_______
TBC.
udah selesai aja.
semoga ga bosen, tungguin ketegangan di setiap bab nya oke !!