Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Last Leaf: Power of the Forgotten Fantasy

mwehehemwehe
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
53
Views
Synopsis
Di dunia yang dikuasai oleh fraksi-fraksi besar dan misteri yang tersembunyi dalam setiap sudutnya, seorang pemuda ceria bernama Elios menemukan dirinya menjadi pemegang kekuatan dari daun fantasi yang hanya ada satu di dunia—sebuah kekuatan yang sangat langka dan misterius. Walau kekuatan ini tampaknya biasa dan tidak terlihat kuat, ada sesuatu yang tersembunyi jauh di dalamnya. Di perjalanan penuh petualangan dan tantangan, Elios harus mencari tahu apa makna dari kekuatannya dan bagaimana cara menguasainya, sambil menghadapi berbagai fraksi yang ingin menguasai dunia dan artefak kuat yang tersebar di seluruh lautan dan daratan. Bersama dengan teman-teman yang ia temui sepanjang perjalanan—sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu dengan kekuatan unik—Elios berjuang untuk menjaga keseimbangan dunia dan mengungkap rahasia yang terkubur dalam masa lalu. Setiap fraksi yang mereka temui memiliki ambisi dan kekuatan yang beragam, namun siapa yang benar-benar bisa dipercaya? Mungkinkah kekuatan yang dipunyai oleh Elios adalah kunci untuk memecahkan misteri yang melibatkan dunia mereka yang rapuh, atau justru kehancuran dunia itu sendiri? ini novel terinspirasi dari one piece
VIEW MORE

Chapter 1 - Pencarian di mulai

Sinar matahari pagi menembus awan, menyinari samudra luas yang terbentang tak terbatas. Ombak berdebur lembut, menggulung permukaan lautan yang tenang. Di atas kapal kecil yang terombang-ambing, seorang pemuda dengan rambut hitam legam yang sedikit berantakan berdiri dengan tangan terangkat, menikmati angin laut yang segar. Matanya yang cerah penuh semangat mencerminkan kebebasan yang ia rasakan. Elios. Siapa pun yang melihatnya takkan menyangka bahwa pemuda ini adalah pemegang kekuatan yang belum terungkap sepenuhnya.

"Ahh, ini baru enak!" teriak Elios, suaranya penuh dengan keceriaan.

Di atas kapal itu, tak ada kekhawatiran. Hanya kebebasan yang terasa nyata. Namun, di balik senyum ceria dan tawa yang selalu menyertai dirinya, Elios menyimpan banyak pertanyaan—pertanyaan tentang kekuatan misterius yang dimilikinya, kekuatan yang datang dari daun fantasi yang hanya ada satu di dunia ini.

Ia memandang ke arah kapal yang berlayar di dekatnya, lalu menoleh ke belakang, melihat teman-temannya yang juga ikut dalam petualangannya.

Di dekat kemudi, seorang pria kekar dengan tubuh berotot berdiri sambil mengawasi peta. Dren, si ahli pedang. Dren memiliki rambut pirang pendek dan mata hijau yang tajam, selalu penuh kewaspadaan. Dengan senyum kecil, Dren berkata, "Jangan terlalu ceria, Elios. Kita masih belum tahu apa yang akan kita hadapi di depan."

Elios terkekeh, "Ah, Dren, kau terlalu serius! Kita berada di tengah lautan luas ini, tak ada yang bisa menghalangi kita!" Ia melompat ke samping, berjalan ke sisi kapal, dan memandang horizon, merasa angin laut menyapu wajahnya.

"Sampai kapan kamu mau hidup begitu?" tanya Dren, setengah bercanda. "Kamu tahu, dengan kekuatan yang kamu miliki, kita bisa menghadapi banyak bahaya."

Elios berhenti sejenak, matanya yang cerah tampak berbinar. Namun, sesaat kemudian ekspresinya berubah menjadi serius. "Aku tahu, Dren. Aku tahu kekuatanku... tapi aku masih belum mengerti sepenuhnya apa itu. Daun yang aku makan, itu memberi kekuatan, tapi..."

Dia menggertakkan giginya, berusaha untuk mengingat detail tentang daun yang telah mengubah hidupnya. Daun Fantasi—sebuah kekuatan yang hanya ada satu di dunia. Daun yang membuatnya mendapatkan kemampuan yang sangat besar, namun juga sangat sulit untuk dipahami. Kemampuan yang datangnya tak terduga dan sulit untuk dikuasai.

Kekuatan itu bukan seperti kemampuan biasa. Tidak ada pedoman atau petunjuk. Hanya sebuah kekuatan yang menyatu dengan dirinya, dan terkadang terasa sangat tidak terduga. Ia merasa seperti... sebuah misteri yang harus dipecahkan.

"Hei, Elios," suara lembut itu memanggilnya, mengalihkan pikirannya. Elios menoleh, dan matanya langsung bertemu dengan Alira, seorang wanita muda dengan rambut hitam panjang yang tergerai bebas. Alira adalah teman lama yang telah ia kenal sejak kecil. Matanya yang hangat dan selalu tenang, dengan senyum yang penuh arti, membuat siapa pun yang melihatnya merasa nyaman.

"Alira," jawab Elios, sedikit tersenyum.

"Kau pikir kita akan menemukan apa di pulau itu?" tanya Alira sambil memandang ke depan, matanya mengikuti arah kapal. "Apakah ini benar-benar tempat yang kita cari?"

Elios mengangguk, meskipun tidak sepenuhnya yakin. "Aku rasa kita akan menemukan sesuatu yang penting di sana. Entah itu jawabannya... atau justru lebih banyak pertanyaan."

"Berhati-hatilah, Elios," kata Alira, wajahnya tiba-tiba berubah serius. "Kekuatan yang kamu miliki... aku rasa itu lebih berbahaya daripada yang kamu kira."

Elios menatap Alira dengan penuh rasa ingin tahu. "Kau pikir begitu?"

"Tidak hanya aku," jawab Alira, kemudian menatap ke bawah, ke laut yang tenang. "Fraksi-fraksi besar sudah mencium keberadaanmu, Elios. Mereka tahu ada sesuatu yang berharga dalam dirimu. Sesuatu yang mereka inginkan."

Elios terdiam. Kata-kata Alira menembus pikirannya. Fraksi-fraksi besar, mereka yang selalu mencari kekuatan, yang selalu berusaha menguasai dunia dengan cara mereka sendiri. Mereka sudah mulai mengincarnya. Tapi apakah kekuatan daun fantasi yang ia miliki benar-benar begitu besar?

"Tenang saja," Elios akhirnya berkata dengan penuh keyakinan. "Jika mereka ingin mencariku, mereka harus melewati kita dulu."

Namun, jauh di dalam dirinya, dia tahu, jalan yang ada di depan tidak semudah yang dibayangkan. Ada lebih banyak bahaya yang menanti di dunia ini, dan meskipun ia ceria dan penuh semangat, dia juga tahu bahwa kekuatan yang ia miliki bisa membuatnya menjadi incaran banyak pihak.

Sebuah rumor beredar di seluruh dunia bahwa ada artefak kuno yang memiliki kekuatan besar tersembunyi di pulau yang akan mereka tuju—sebuah tempat yang disebut Pulau Kayangan. Elios dan teman-temannya sudah cukup mendengar tentang hal itu. Tetapi, tidak ada yang tahu apa yang sesungguhnya tersembunyi di pulau itu.

"Kita akan sampai sebentar lagi," kata Dren, yang sudah selesai memeriksa peta. "Semoga saja kita menemukan sesuatu yang berguna."

Elios menatap ke arah pulau yang semakin dekat. Begitu banyak yang harus dia pelajari, begitu banyak yang harus dia ungkapkan. Namun, satu hal yang pasti—perjalanan mereka baru saja dimulai.