```
Arwen telah bersiap untuk didorong atau hal yang lebih berbahaya lagi. Namun, yang menyelimutinya selanjutnya bukan dorongan atau penderitaan; melainkan pelukan hangat.
Dia belum pernah memeluknya sebelumnya, namun dia masih bisa mengenali bahwa itu adalah dia. Saat aroma parfum khasnya menyeruak ke hidungnya, dia bergumam pelan, "Aiden!" Itu keluar seperti helaan lega.
"Tidak apa-apa. Aku di sini."
Dia mendengar dia berbicara menenangkan, dan bagi dia, semuanya terhenti. Kerumunan orang tak lagi mengganggunya, tak lagi dia takutkan. Tiba-tiba dengannya, dia merasa seolah semuanya akan baik-baik saja — atau paling tidak akan menjadi begitu.
Saat dia tenggelam dalam hakikat keberadaannya, sebuah komentar jahat membangkitkannya kembali ke situasi yang sebenarnya; dan dia ingat bahwa kerumunan masih mengepungnya.
"Siapa bajingan ini? Berani sekali dia datang untuk menyelamatkannya?"
"Ayo, ajar dia pelajaran juga."