Buffa langsung terkena telak serangan Knight hingga akhirnya meledak.
"RETIRED!" Driver milik Buffa mengeluarkan suara dan jatuh begitu saja. Buffa telah gugur.
Di pihak lain... Neon terbangun di sebuah kamar yang baginya sangat asing. Dan, pemandangan yang pertamakali dilihatnya adalah Kai yang sedang duduk menatapnya dari samping kasur.
"Kau??" Kening Neon mengernyit kemudian berusaha duduk. "A-aku dimana? Agh!" Tapi tiba-tiba ia merasakan sakit di dadanya.
Kai merebahkan Neon perlahan ke kasur. "Kau terluka parah. Jangan banyak bergerak!"
"Lalu ini dimana? Di kamarmu?" tanya Neon yang kemudian memeriksa dadanya yang sekarang ditempeli perban. "Hey, kau tidak mengambil keuntungan dariku kan?"
"Apa maksudmu?"
"Maksudku, itu ... Anu ..."
Kai tersenyum kecil. "Tenang saja, perban di dadamu dipasang oleh dokter perempuan."
Neon menghela napas lega. "Kupikir kau ..."
"Mana mungkin aku melakukan hal itu. Apalagi dengan orang yang tidak kukenal!" ujar Kai.
Neon tersenyum jahil. "Memangnya kau pernah melakukannya dengan orang yang kau kenal yaaa? Hihihi..."
"Namaku Kai. Dan kau?" Kai mengalihkan pembicaraan.
"Hah, Kau tidak mengenalku? Kita kan baru saja bertemu di cafe?" tanya Neon sambil menunjuk dirinya sendiri. "Aku ini streamer terkenal di Neon TV. Namaku Kurama Neon. Panggil saja Neon.
"Baik, Neon, lebih baik kau makan dulu. Aku akan menyuruh juru masak untuk membuatkan bubur." Kai beranjak dari bangkunya.
"Ekstra daging sapi yaaa...," balas Neon.
Kai hanya menghela napas dan pergi keluar.
Beberapa menit kemudian, Kai kembali sambil membawa semangkuk bubur ekstrak daging sapi.
"Waahh... Baunya enak," ucap Neon. Saat itu, Kai duduk di bangku yang sebelumnya ia duduki.
"Ayo, buka mulutmu!" perintah Kai sambil menyuapi bubur ke arah Neon.
Wajah Neon memerah padam. "K-kau menyuapiku?"
"Memangnya kenapa? Kau kan sedang sakit," jawab Kai malas.
"Tapi ... Aku baru kali ini disuapi seorang pria. Apalagi pria yang ..."
"Apa?"
Neon menggeleng. "Lupakan! Baiklah, aku makan..."
Neon pun memakan bubur yang disuapi Kai.
"Wah, enaknyaaa...," ucap Neon, sebelum akhirnya Kai kembali menyuapinya, lagi dan lagi, hingga bubur itu habis.
"Nafsu makanmu besar juga ya, padahal sedang sakit." Kai tersenyum tipis.
"Habis buburnya enak sih," balas Neon. "Oh iya, Kai, bisa ... Temani aku jalan-jalan? Aku bosan kalau di kamar terus."
"Tapi kau kan-"
Ucapan Kai terputus begitu Neon menempelkan telunjuknya di bibir pemuda itu.
"Please... Aku tidak mau mati kebosanan."
Kai menghela napas. "Baiklah."
Mereka pun akhirnya jalan-jalan. Mereka pergi ke mall dan Neon berbelanja banyak pakaian, kosmetik, serta aksesoris. Sementara Kai tidak tertarik membeli apapun. Puas berbelanja, mereka pergi ke arena permainan dan bermain beberapa game seperti game melempar bola basket, game pertarungan, game karpet dance, sampai game balap motor. Neon begitu menikmatinya sampai ia lupa kalau DGP masih berjalan hingga saat ini. Setelah itu, ia dan Kai makan di restoran cepat saji.
Daritadi, Neon terus curi-curi pandang pada Kai yang sedang menikmati makanannya. Beberapa kali Kai memergokinya tapi Neon cepat-cepat melihat ke arah lain. Kai hanya menggelengkan kepala melihatnya. Saat itu, ada beberapa orang yang memperhatikan mereka.
"Hey, itu kan Neon dan Kai si Petarung Diatas Petarung," ucap seorang wanita bersweater abu-abu.
"Waahh... Apa mereka mau collab ya?" ucap wanita berambut merah disebelahnya.
"Apa jangan-jangan mereka sedang terlibat cinta lokasi?" balas wanita bersweater abu-abu.
Neon yang mendengarnya langsung memerah wajahnya. Ia tak tahu kenapa bisa seperti itu. Mungkin cinta dadakan? Sementara Kai, ia cuma menghela napas, terlebih ketika orang-orang yang melihat mereka meminta tanda tangan mereka.
Setelah memberikan tanda tangan, Kai mengajak Neon pergi. Ia tak betah dengan situasi seperti itu.
Namun, begitu tiba di luar mall, mereka melihat orang-orang sekitar tersedot oleh sesuatu. Hal demikian membuat mereka bingung. Sampai akhirnya, kebingungan mereka terjawab ketika melihat sesosok monster bermulut lebar tengah orang-orang yang tersedot ke arahnya. Di saat seperti itu, Kai dan Neon juga ikut terbawa angin penyedot yang berasal dari mulut monster itu. Untunglah Kai cepat-cepat memegang salah satu tiang kokoh agar tak tersedot seperti yang lainnya. Sementara Neon, memegang erat pinggang Kai.
Kai langsung mengambil Riderphone dari dalam saku celananya, mendekatkan ponsel pintar tersebut ke mulutnya sambil berseru, "Henshin!"
Rider Belt langsung muncul melingkari pinggang Kai, begitu pula Kabuto Zecter yang segera menempel di depan Rider Belt.
"HENSHIN!" Rider Belt mengeluarkan suara.
Tubuh Kai langsung dilapisi pakaian pelindung berwarna dominan merah dengan bagian atas yang terlihat berat dan tanduk yang membentuk huruf V. Kai telah berubah menjadi Kamen Rider Kabuto. Kemudian dengan cepat ia menarik tanduk Kabuto Zecter ke arah kiri.
"CAST OFF!" Rider Belt kembali bersuara dan lempengan-lempengan baja pelindung tersebut pun terpental ke segala arah.
"CHANGE BEETLE!" Rider Belt kembali bersuara lagi persis ketika tanduk yang mirip tanduk kumbang badak mencuat ke atas dan menempel di tengah-tengah lensa helm Kabuto.
Tubuh Kabuto kini nampak lebih ringan walau armornya masih didominasi warna merah dengan bagian dada seperti tubuh kumbang badak.
"CLOCK UP!" Sabuk Kabuto mengeluarkan suara untuk kesekian kali begitu Kabuto menepuk kotak kecil yang ada disamping sabuk.
Tubuh Kabuto langsung lenyap dari pandangan mata dan tiba-tiba sudah ada di lantai paling atas mall sambil menggendong Neon. Neon yang tiba-tiba sudah ada di atas gedung bingung dibuatnya, apalagi Kabuto tidak kelihatan sama sekali.
Dengan kecepatan Clock Up, Kabuto berlari ke tempat monster yang menghisap orang-orang. Begitu sudah tiba dihadapan monster tersebut, ia segera menghajarnya dengan pukulan dan juga tendangan sambil berlari dari segala arah.
"ONE TWO THREE!" Kabuto Zecter bergaung begitu Kabuto menekan tombol yang mengarah ke atas di kaki Zecter tersebut satu persatu seraya membalik tanduk benda itu ke arah kiri.
"Rider ... Kick," ucap Kabuto sambil menarik tanduk Kabuto Zecter ke arah sebaliknya.
"RIDER KICK!" Kabuto Zecter mengeluarkan suara.
Kaki kanan Kabuto langsung diselimuti oleh listrik biru. Sesaat setelahnya, Kabuto segera menendang tubuh monster tadi yang saat ini seperti tak bergerak di udara. Sambil menendang, Kabuto berputar ke belakang.
"CLOCK OVER!" Kabuto Zecter bergema.
Efek kecepatan Clock Up telah habis. Monster yang ditendang Kabuto langsung meledak dan hancur tanpa sisa.
Kabuto melepas Zecter dari Rider Beltnya dan membiarkan Zecter itu terbang. Kabuto kembali ke wujud Kai yang langsung memeriksa Riderphonenya.
Kai mengetuk siluet sesosok Rider berhelm seperti kepala belalang dengan nama 'Kamen Rider 50'. Begitu sudah dibeli dengan poin siluet tersebut berubah menjadi Rider berhelm motif belalang warna merah dengan motif wajik di dada serta bahunya.
Tring!
Riderphone memunculkan tulisan:
*Kamu telah membeli semua Kamen Rider Utama. Selamat! Kini kamu bisa membeli semua Kamen Rider selain Main Rider.
*Kamu telah membuka sistem VIP yang bisa dibayar dengan poin. Dengan ini, kamu bisa menukar uang sungguhan dengan poin. Kamu juga bisa menyewa minimal 10 Kamen Rider dengan VIP.
|Kelebihan VIP System|
*Mendapatkan bonus 100 Poin setiap membunuh 1 monster atau Kamen Rider.
*Menukar uang sungguhan dengan poin.
*Menyewa 10 Kamen Rider (VIP 1 Bulan = 500.000
Poin).
*Menyewa 20 Kamen Rider (VIP 5 Bulan = 1.000.000 Poin).
*Menyewa 50 Kamen Rider dan juga Form-formnya (VIP 1 Tahun = 5.000.000 Poin).
Setelah itu Kai kembali memasukkan Riderphone ke saku celananya.
"Akhirnya, kutemukan juga kau!" Tiba-tiba muncul Kamen Rider Ouja dengan pedangnya. "Aku sudah melihat wujud Ridermu, serangga!"
Ouja kemudian berlari dan langsung mencekik Kai serta mengangkatnya. Kai berusaha memberontak, namun sia-sia.
"Sekarang, aku akan membunuhmu!" teriak Ouja. "Tapi sebelum itu, aku akan menyiksamu lebih dulu."
Tapi, persis ketika ingin menghunuskan pedangnya ke perut Kai, Ouja dihantam oleh sesuatu yang diselimuti api hingga Ouja terlempar beberapa langkah.
Rupanya itu perbuatan Kamen Rider Nago dengan gitarnya.
"Kau ... Sekarang mungkin kuampuni. Tapi lain kali, kau takkan lolos," ucap Ouja, sebelum akhirnya ia naik di kepala ular besar yang merupakan Contract Monster miliknya dan pergi begitu saja.
Nago kembali ke wujud Neon dan langsung menghampiri Kai. "Kau baik-baik saja?"
Kai mengangguk.
Setelah itu, mereka berdua pergi ke sebuah kafe dan mengobrol. Neon bersyukur Kai tidak mengalami cedera yang berarti.
"Memangnya kau mendapat kekuatan Kamen Rider darimana?" tanya Neon pada Kai setelah Kai menyuap steak sapi yang terhidang diatas piring ceper.
"Maaf, soal itu, aku tidak bisa memberitahu," jawab Kai.
Neon menghela napas. "Lalu, kau tinggal bersama orangtua atau sendiri? Atau bersama istrimu?"
"Aku tidak punya orangtua dan istri."
Neon terkejut. "Apa?? Kenapa bisa??"
"Entahlah. Begitu aku terbangun, aku tiba-tiba saja berada di rumah itu dan tak ingat apapun. Di rumah itu tidak ada siapapun kecuali pelayan yang memanggilku 'Kai'. Mereka bilang rumah itu milikku. Tapi, ketika aku bertanya siapa keluargaku, mereka bilang tidak tahu. Sudah berkali-kali kutanyakan, jawaban mereka tetap sama."
Dahi Neon mengernyit. "Kenapa bisa begitu?? Atau jangan-jangan kau manusia yang diciptakan oleh seseorang, atau sebuah sistem??"
"Maksudmu?" tanya balik Kai.
Neon menggeleng. "Ah, tidak tidak." Ia teringat kalau dia adalah manusia yang diciptakan oleh orang-orang dari masa depan.
"Bagaimana dadamu? Apa masih sakit?" tanya Kai.
"Oh iya!" Neon kemudian menyentuh-nyentuh dadanya. Ia merasa lebih baik, tidak ada rasa nyeri yang berarti. "Sepertinya sudah tak apa-apa." Ia menyunggingkan senyum lebar.
"Kalau begitu di mana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang," ucap Kai sembari menyilangkan sendok dan garpu di tengah piring setelah steak sapinya habis.
"Eh? Kenapa buru-buru sekali??" sanggah Neon.
"Tidak baik seorang pria dan wanita yang tidak satu keluarga berada di rumah yang sama."
Neon memiringkan kepalanya. "Maksudmu?" Dan tiba-tiba saja ia teringat sesuatu dan tersenyum jahil. "Tenang saja, aku bukan gadis penggoda kok. Dan aku percaya kau tidak akan melakukan apa-apa padaku."
Senyum tipis terukir di bibir Kai.
"Eh, tapi tunggu!" Neon mendadak ingat kalau ia sedang mengikuti kompetisi di Desire Grand Prix. Ia pun segera berdiri dari bangkunya. "Aku harus pergi, ada urusan mendadak. Semoga kita bertemu lagi." Setelah mengedipkan sebelah mata sembari tersenyum, ia pun berlari meninggalkan kafe.
Sementara itu... Geats dan Tycoon tengah beradu fisik dengan Zolda, Ryuga, dan Ouja. Mereka mengerahkan kemampuan terbaik mereka untuk menjatuhkan lawan masing-masing. Di saat seperti itu, Neon yang sudah berubah menjadi Kamen Rider Nago tiba-tiba datang membantu Tycoon yang tengah dipojokkan oleh tembakkan dari peluncur roket di kedua bahu Zolda.
Lalu...
"Katakan siapa dan apa tujuan kalian melawan kami!" paksa Geats setelah menangkap pergelangan tangan Ouja yang menebasnya, sebelum akhirnya ia pelintir.
"Tanya saja pada Tsumuri!" jawab Ouja.
"Apa?!" Geats terkejut dan tanpa sadar pelintirannya mengendur yang membuat Ouja dengan sekuat tenaga menebasnya hingga mundur beberapa langkah dan terjatuh. Saat itu, Tycoon dan Nago terlempar ke arahnya.
"Sebenarnya aku sedikit mengenal yang ungu." Nago menunjuk Ouja. "Tapi aku tak tahu kenapa kalian berkelahi. Aku juga asal bantu saja, yang penting kalian selamat."
"FINAL VENT!" Pistol Zolda menggema begitu ia memasukkan kartu Final Vent dari bawah pegangannya.
Robot banteng yang berdirinya seperti manusia warna hijau keluar dari dalam tanah. Kedua tangannya mirip seperti peluncur roket.
"Rider seperti kalian lebih baik mati saja," ucap Zolda.
Namun, hampir Zolda menempelkan ujung pistolnya di punggung robot banteng tersebut, ia serta Ouja dan Ryuga terhantam-hantam oleh sesuatu dengan kecepatan di luar batas normal. Begitu ketiganya jatuh tersungkur, sesosok Rider merah yaitu 'Kabuto' muncul di tengah-tengah mereka.
"KAI!" seru Nago. Ia kemudian memandang Geats dan Tycoon. "Tenang saja, Rider merah itu di pihak kita." Dan kemudian menghampiri Kabuto dan memegang pundaknya. "Terimakasih, kau-"
Kabuto menepis kasar lengan Nago yang membuat Nago terdiam beberapa saat.
"Kai, apa yang kau-"
"Aku ini pencari poin!" Kabuto memutus kata-kata Nago. "Siapapun akan kuhabisi, monster ataupun Rider. Pertemanan kita cukup sampai disini saja, Neon."
Dada Neon langsung sesak. Ia benar-benar tak menyangka dengan apa yang Kabuto lakukan.
"Baiklah, kalau begitu habisi aku!" Kata Nago agak keras.
"Itu tidak akan terjadi, Neon." Tiba-tiba muncul suara dari arah lain yang membuat semua orang menoleh kesana.
Ternyata suara tersebut adalah milik Kamen Rider Kabuto yang lain. Kini, ada dua Kabuto di tengah-tengah para Rider. Semuanya kaget bukan main, dan Nago tertegun.
Kabuto yang baru datang mengangkat telunjuknya ke arah langit. "Nenek berkata, kepercayaan adalah hal yang harus dijaga karena lebih mahal dari berlian."
"Kenapa kalian bisa ada dua??" ucap Nago bertanya-tanya.
"Baiklah, tidak ada gunanya lagi berpura-pura." Kabuto yang tadi menepis tangan Nago pun berubah menjadi monster bertanduk dan bertubuh merah dengan kuku runcing.
Nago langsung kaget dan mundur beberapa langkah. Begitupula yang lain, juga sama kagetnya.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Zolda.
"Oh, Rider Banteng? Aku adalah orang yang menghajarmu ketika sedang bertarung pertamakali," kata monster tersebut.
"Kurang ajar! Apa maumu sebenarnya??" kata Zolda dengan nada geram.
"Tak ada. Hanya bersenang-senang. Sebetulnya Desire Grand Prix kali ini adalah hasil manipulasiku. Namaku Magna, akulah monster bernama Spirit yang dibilang Tsumuri yang merupakan hasil manipulasiku." Monster tersebut menjelaskan.
"Brengsek! Beraninya kau mengadu domba kami!" Zolda langsung berdiri.
"Tahan! Biar aku yang menghabisinya!" sergah Kabuto.
Nago yang melihatnya langsung gembira. "Ayo Kai hajar dia!!!" teriaknya.
Kabuto mengangguk. "Clock Up!" Ia berseru sambil menepuk sisi sebelah kanan sabuknya.
"CLOCK UP!" Sabuk Kabuto pun bergema.
Tubuh Kabuto langsung menghilang dari pandangan mata. Tubuh monster tadi juga menghilang dari pandangan. Dan, tak ada lagi yang terlihat kecuali bayangan-bayangan yang saling berbenturan dengan kecepatan luar biasa.
Kabuto menendang lalu memukul dada dan perut Magna berkali-kali, lalu menendangnya sampai mundur beberapa inchi.
"ONE TWO THREE!" Kabuto Zecter berbunyi begitu Kabuto menekan ketiga tombolnya secara berurutan sambil membalik posisi tanduk benda tersebut ke arah kiri badannya.
"Rider Kick!" ucap Kabuto dengan tubuh membelakangi Magna.
"RIDER KICK!" Zecter kembali berbunyi.
Pada saat yang nyaris bersamaan, Magna berlari ke arah Kabuto. Namun, begitu dekat, Kabuto dengan cepat menendang kepalanya sembari berputar balik. Tubuh Magna terjatuh dan akhirnya meledak.
"CLOCK OVER!" Sabuk bergaung, efek Clock Up Kabuto telah habis dan Kabuto sudah bisa dilihat lagi oleh pandangan mata. Saat itu, Kabuto menunjuk ke arah langit.
Semua Rider kembali ke wujud manusianya dan menghampiri Kai.
"Kau luar biasa Kai!" kata Neon sambil menepuk bahu Kabuto yang sudah kembali ke wujud Kai.
Kai tersenyum.
"Sebetulnya kau ini siapa? Rider di dunia ini?" tanya Keiwa pada Kai.
"Aku hanya Kamen Rider yang sedang lewat," jawab Kai.
Tiba-tiba, secara perlahan namun pasti, tubuh orang-orang itu kecuali Kai memudar. Kai sontak kaget. Neon dan yang lainnya memandangi tubuh mereka yang perlahan menjadi transparan.
"Neon, mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi," ucap Kai sambil tersenyum.
"Apa yang sebenarnya terjadi??" kata Neon bingung.
"Kalian akan kembali ke dunia kalian." Kai tersenyum lagi. Tapi sepertinya, kali ini ekspresinya terlihat agak sedih.
"Begitu ya?" Neon menitikkan air mata. "Selamat tinggal, Kai. Aku akan merindukanmu."
Usai Neon berkata begitu, mereka semua pun menghilang.
Kai berbalik. Kemudian melangkah pergi. Ia tak sadar kalau sesosok Rider yang sama seperti wujud Ridernya namun memiliki armor berwarna kecoklatan dengan garis-garis hitam tengah memperhatikannya dari atas sebuah bangunan.