Di tempat lain, Kuroto nampak sedang duduk-duduk di sebuah bangku panjang kayu di sebuah taman yang terbilang cukup ramai. Kuroto memain-mainkan pistol yang ternyata adalah pistol yang merubah manusia menjadi monster 'Chemybugs'. Ia jugalah yang telah merubah orang dari balik semak-semak dekat rumah Lisa menjadi Horse Chemybugs. Kuroto melakukannya karena sebuah rencana.
Cukup jauh sebelum ini, Dan Kuroto yang sedang meneliti di ruang pribadinya berhasil menemukan sebuah alam bernama 'Alam Keabadian'. Disana, ia bertemu dengan seorang pria misterius yang mengajaknya bekerjasama untuk kesejahteraan abadi umat manusia. Pria yang diketahui bernama Shota itu bilang ingin membentuk sebuah lingkaran yang dapat membuat manusia bahagia selamanya dan membutuhkan 1000 tubuh manusia. Pria tersebut telah menciptakan alat 'Alkimia' bernama 'Chemy Trans' yang harus digabungkan dengan alat pencipta Virus Bugster milik Kuroto. Dengan kejeniusan mereka berdua, akhirnya terciptalah alat baru berbentuk pistol yang bisa membuat manusia menjadi Chemybugs, dan manusia harus menjadi Chemybugs dulu selama setengah jam agar bisa disegel di Alam Keabadian. Namun demikian, hal tersebut bisa gagal dan hanya membuat manusia menjadi Bugster saja, contohnya adalah 'Salty', dia adalah manusia yang berubah menjadi Bugster setelah terkena tembakan alat tersebut oleh Kuroto, bukan Salty yang asli. Lalu, untuk mempermulus rencananya, Shota menghidupkan kembali Three Dark Sisters sebagai kaki tangannya, sekaligus mewujudkan impian 'Lachesis' yang ingin menjadi manusia. Ya, mereka semua dijadikan manusia oleh Shota dan Lachesis merubah namanya menjadi Lisa. Tapi, Three Dark Sister harus menuruti keinginan Shota jika tidak ingin dimatikan kembali.
Kuroto tertawa mengingat hal itu. Tapi, ia harus menjalankan rencana itu tanpa tanggung-tanggung, demi kesejahteraan umat manusia. Ia mulai membidik salah satu manusia, sebelum akhirnya melepaskan tembakan pistol lasernya ke arah seorang pria berjaket hitam. Pria berjaket hitam tersebut pun berubah menjadi Chemybugs bertubuh baja warna perak dan kepala, tangan, dan kaki yang menyerupai 'banteng'. Monster tersebut segera menyerang orang-orang disekitarnya hingga orang-orang tersebut berlarian panik hingga lama kelamaan taman menjadi sepi. Tak terasa, monster tersebut sudah mengamuk selama 30 menit. Kuroto segera menekan tombol merah pada pistolnya dan ia tembakkan ke arah Chemybugs banteng itu. Terkena tembakan tersebut, Chemybugs itu langsung terserap masuk ke dalam pistol Kuroto. Setelah itu, Kuroto pergi. Ia pergi ke sebuah ruang rahasia di sebuah gedung besar yang letaknya di lantai paling atas. Begitu masuk, Kuroto segera menghampiri seorang pria berkumis dan berjanggut lebat dengan kepala yang botak dan berjas serta celana panjang hitam. Pria itu tengah sibuk berkutat dengan sebuah komputer.
"Shota, aku bawakan hasil buruanku," ucap Kuroto sembari menepuk bahu pria itu.
Pria yang ternyata adalah Shota tersebut menoleh ke belakang sebentar. "Berapa banyak?"
"Kira-kira 200," jawab Kuroto.
"Bagus! Masukkan di tabung itu!" tunjuk Shota pada sebuah tabung besar yang dililit banyak kabel yang letaknya di sudut ruangan.
Kuroto pun segera berjalan ke arah tabung tersebut lalu menempelkan moncong pistolnya pada lubang yang ada di permukaan tabung. Begitu Kuroto menarik pelatuknya, pistol tersebut bersinar, lalu sinarnya membentuk bulatan yang masuk ke dalam tabung.
"Akhirnya, terkumpul juga," gumam Kuroto. "Sekarang, waktunya melepas penat. Jalan-jalan!"
Kafe Coklat pukul 09:10.
Lisa daritadi mengajak Kai bercanda dengan menempelkan coklat di kuenya ke pipi dan juga hidung Kai. Kai menanggapinya dengan senyum tipis saja. Lisa tampak sangat menikmati harinya di tempat tersebut.
"Kai, terimakasih untuk hari ini. Aku sangat senang." Lisa tersenyum manis.
Kai mengangguk dan tersenyum.
Tak terasa, mereka kenyang juga makan segala hal berbau coklat di kafe itu. Mereka pun pergi dan Lisa dibelikan beberapa 'souvenir' serta kue coklat sebagai oleh-oleh. Namun, di tengah keceriaan itu, muncul Yui menghadang mereka dengan tatapan tajam. Kai mengernyitkan dahi, begitupun Lisa.
"Kai, menjauh dari gadis itu!" perintah Yui.
Kai dan Lisa kaget berbarengan.
"Apa maksudmu tiba-tiba berkata begitu?" Lisa mulai panas.
"Kai, aku tahu apa yang kau tak tahu. Jika kau membawa Riderphone, kau bisa mengeceknya, masih ada atau tidak," ucap Yui dengan nada dingin dan tatapan yang masih menajam.
Kai langsung merogoh semua saku baju serta celananya dan ia cuma mendapati gawainya yang biasa. "Ini-"
Yui langsung menunjuk Lisa. "Gadis itulah yang mengambilnya!"
"Apa?!" sergah Lisa. Ia lalu menatap Kai. "Aku tidak melakukannya, Kai! Sungguh!"
"Coba periksa saku atau tasnya, Kai!" perintah Yui.
"Baik. Maaf, Lisa." Kai kemudian memegang tas Lisa, sebelum kemudian Lisa menarik keras tasnya.
Setelah tasnya tidak lagi bersentuhan dengan Kai, Lisa berlari dari sana.
Kai geleng-geleng kepala dan menghela napas panjang. Saat itu, Yui menghampirinya.
"Biarkan saja dia pergi, Kai. Aku akan cari cara supaya dia mengembalikan Riderphone milikmu," ucap Yui.
"Tapi, apa benar ya dia mengambilnya?" Kai menghela napas panjang lagi.
"Tentu saja!" kata Yui keras. "Aku melihatnya sendiri dari balik gardu listrik kalau dia mengambil Riderphonemu."
Kai tersentak. "Apa?"
Yui mengangguk. "Itu benar adanya."
Sekali lagi, Kai menghela napas panjang.
Setelah itu, Yui mengajak Kai untuk menenangkan pikirannya dengan membeli makanan ringan serta minuman dingin di pinggir jalan.
"Lain kali hati-hati. Aku turut prihatin," ujar Yui.
Saat itu tiba-tiba saja terdengar suara kucing mengeong yang ngeongannya sangat dikenali Kai.
Kai dan Yui langsung melihat ke arah suara itu berasal, yakni sepatu Kai. Dan terlihatlah si boneka kucing yang selalu mengikuti Kai padahal sudah dua kali dibuang oleh Kai.
"Eh??" Yui mengernyitkan dahi. "Boneka ini kok bisa bersuara?? Punya siapa ya??"
"Dia itu boneka aneh. Boneka aneh yang kubilang pada waktu itu," sambar Kai.
"Ooohh... Ini bonekanya? Lucu sekali!" Yui mengambil boneka itu dan memeriksa sesuatu di tubuh si boneka. "Kok tidak ada baterai atau apapun yang membuat boneka ini bisa bergerak ya??"
"Makanya kusebut boneka aneh. Sepertinya boneka ini hidup sungguhan."
"APA???" Mata Yui membulat mendengarnya. "Bagaimana mungkin bisa begitu??"
"Mau menyangkal berapa kali pun memang itu kenyataannya."
"Tapi ... Dia lucu." Yui mengelus-elus boneka tersebut yang membuat si boneka merasa nyaman dan lama-lama memejamkan mata layaknya kucing sungguhan.
"Bawa saja itu! Aku tidak menyukainya."
"Lho? Kenapa? Padahal kucing ini sangat lucu dan imut." Yui masih mengelus kepala sang boneka, sebelum tiba-tiba boneka itu melompat ke arah Kai dan menggesek-gesekkan kepalanya di pinggang Kai.
"Kai, sepertinya dia menyukaimu," ucap Yui sambil terkekeh kecil.
Kai mengambil boneka kucing itu, kemudian menaruhnya di pangkuan Yui. Tapi, boneka kucing itu melompat ke arah Kai dan menggesek-gesekkan kepalanya ke pipi Kai.
Yui yang melihatnya langsung tertawa lepas. "Dia menyukaimu, Kai. Lebih baik kau bawa saja."
"Untuk apa?" ucap Kai sambil menaikkan dagu. "Lebih baik kubuang saja!"
"Eh! Jangan, Kai!" tahan Yui. "Lebih baik, untuk kita berdua saja. Please... Please ya, Kai..."
Kai menghela napas. "Baiklah."
"Kita rawat boneka ini berdua!" seru Yui.
Kai menghela napas lagi. "Baik baik."
Akhirnya, boneka kucing itu dibawa ke rumah Kai. Yui terus mengajak boneka itu bermain, hingga akhirnya si boneka suka juga pada Yui. Selain bermain, boneka itu diberi makanan kucing. Boneka tersebut menyukainya layaknya kucing sungguhan. Yui pun menamai boneka itu 'Kaiyu', yang berasal dari singkatan dari nama 'Kai' dan dirinya. Hari demi hari mereka bermain bersama boneka itu dan juga memberi makan, jalan-jalan, serta berfoto-foto ria. Orang-orang juga tidak tahu kalau boneka itu ternyata hidup, orang-orang mengira kalau boneka itu pakai baterai. Kai yang awalnya tidak suka boneka itu akhirnya suka juga. Ia juga akhirnya menikmati bermain dengan boneka tersebut.
=***=
Di pinggiran sungai, terlihat Lachesis atau Lisa termenung dengan tatapan kosong. Sejujurnya, ia merasa kalau perbuatannya itu tak sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya. Di serial Kamen Rider Gotchard sendiri, Lachesis memiliki impian menjadi manusia. Dan setelah menjadi manusia, ia ingin mencari cinta. Entah kenapa, ia merasa kalau ia mencintai Kai. Tapi, di sisi lain, ia juga harus melakukan apa yang diperintahkan Shato dan juga Kuroto. Lisa benar-benar bimbang dengan apa yang harus dilakukannya sekarang ini.
Di saat yang sama, Kai dan Yui, serta 'Kaiyu' tengah jalan-jalan penuh kegembiraan, terlebih Yui yang saat ini sedang menggendong Kaiyu.
Akan tetapi, mereka mendadak dihadang oleh segerombol 'Bugster' berkepala oranye dan juga Dan Kuroto.
Dahi Yui mengernyit. "Kuroto??"
Sementara Kai menatap tajam segerombol Bugster dan juga Kuroto. "Ada apa?"
"Suruh gadis itu menyerahkan Riderphonenya!" ujar Kuroto sembari menunjuk Yui.
Dahi Yui mengernyit lagi. "Bagaimana kau bisa tahu??"
Kuroto menyengir. "Kau tak perlu tahu, tapi yang jelas aku melihatmu Henshin menjadi Kamen Rider ketika membantu Brave."
"Kau...." geram Yui.
Kuroto mengeluarkan pistol bergagang birunya dan ia arahkan pada Kai. "Jika tidak, aku akan menembaknya, setelah itu dirimu!"
"Jangan, Yui! Lebih baik kau Henshin dan lawan mereka!" ujar Kai.
"Keras kepala!" Kuroto langsung menarik pelatuk pistolnya dan pistol tersebut mengeluarkan laser yang mengarah pada Kai.
Namun, Kaiyu langsung melompat, menahan laser tersebut agar tidak mengenai Kai. Tapi konsekuensinya, Kaiyu berubah menjadi monster kucing bertubuh biru gelap dengan bahu dan kuku yang runcing.
"Kaiyu!!!" teriak Yui.
"Hoo, kucing itu? Aku pernah melihatnya ketika menembak seseorang," ucap Kuroto. "Tapi, yang jelas, kalian tak bisa berbuat apa-apa, karena siapapun yang kuubah menjadi Chemybugs hanya akan menuruti perintahku. Di sensor pistolku, namanya adalah Cat Chemybugs."
"Kurang ajar!" geram Yui.
"Percuma saja kau protes." Kuroto tertawa. "Cat Chemybugs, hajar mereka!"
Cat Chemybugs mengangguk, lalu menatap tajam Kai dan Yui.