Zuri terbangun dengan sakit kepala. Dia menangis sangat keras semalam, tapi pada suatu titik, dia tertidur.
Mereka tidak melakukan apa-apa. Khaos tidak melakukan apapun kepadanya, selain memeluknya tanpa mengatakan apa-apa. Malam itu aneh. Bahkan ketika dia mengingat bahwa dia baru saja membunuh Tetua Erik dan kenyataan itu adalah pertama kalinya dia membunuh seseorang, satu-satunya kenangan yang menonjol baginya adalah saat dia berada dalam pelukannya.
"Pasanganmu telah mencarimu."
Zuri membalikkan kepalanya ke kiri, mendengar suaranya. Itu adalah gerakan yang salah, karena hanya membuat sakit kepalanya bertambah.
"Hampir tengah hari." Khaos menambahkan.
Dia tersenyum ketika Zuri langsung turun dari tempat tidur dan merapikan diri di depan cermin, tapi begitu dia selesai dan menghadapi Khaos lagi, dia tampak ragu untuk meninggalkan ruangan ini.
"Bisakah saya bertemu denganmu lagi?"
Khaos tampak terhibur. "Kita akan bertemu lagi di suatu titik."
