"Dia bukan," ujar Ethan, nada suaranya sedikit kesal.
"Maaf, saya tidak ingin berdebat, tapi saya ingin mendengar apa yang dikatakan si gadis, Ethan. Plus, kau telah menjauhkannya dari kami di kamar itu selama kami berada di sini. Saya tertarik ingin tahu lebih banyak tentang dia – dan mengapa kau begitu tertarik dengannya."
Ketika semua mata tertuju pada saya lagi, saya menoleh ke Ethan. Ada tatapan ragu di matanya.
Namun dengan anggukkan kecil, dia memberikan izin kepada saya untuk menanggapi– bukan karena saya menginginkannya.
"Saya– ehm... Suatu hari saya berharap bisa bertemu dengan pasangan hidup saya dan memiliki kehidupan yang selalu saya impikan – dengan pria yang mencintai saya, dan akan melindungi saya. Tapi, untuk saat ini, saya memiliki prioritas lain."
Saya tidak menyangka saya akan memiliki keberanian untuk mengatakan apa yang saya katakan, tapi rasanya luar biasa untuk mengeluarkannya.
