Becca.
Ini dia. Bulan madu yang sempurna, di mana James dan aku akan menghabiskan waktu terbaik dalam hidup kami. Aku sangat bergembira, hatiku bernyanyi bahkan saat aku melihat ke luar jendela pesawat yang kami naiki. Dengan uang yang aku miliki, kami mampu menyewa jet pribadi. Walau sudah berbulan-bulan, aku tak pernah benar-benar terbiasa dengan selalu mampu membeli yang terbaik dari segalanya.
Awak pesawat sangat baik, termasuk pramugari yang memenuhi setiap kebutuhan kami. Uang kami datang dengan banyak keuntungan. Aku berusaha untuk tidak terlalu memikirkan hal itu, meskipun. Itu membuatku merasa bersalah.
Sebaliknya, saat kekhawatiranku menjadi terlalu berat, aku mengingatkan diriku sendiri akan amal yang sedang aku mulai. Aku sadar aku tidak bisa pergi secara fisik ke Guatemala, tetapi dengan kekayaanku, aku menghubungi penduduk setempat untuk cara terbaik menjalankan amal untuk anak-anak di sana.