"Kamu yakin?" Ekspresi Ye Lingfeng berubah, dan ia mengerutkan keningnya, lalu menyerahkan ponselnya ke arahnya agar dia bisa melihat lebih jelas.
"Aku yakin." An Ya mengangguk dengan berat. "Aku baru saja melihatnya. Aku bertemu dengannya di jalanan saat aku keluar untuk berkelahi... Ah, maksudku, saat aku pergi berjalan-jalan. Tapi sepertinya dia memancarkan cahaya emas, dan kami tidak berani mendekat."
Cahaya emas? Cahaya kebajikan?
Telinga kecil Zhouzhou bergerak-gerak, menarik lengan Ye Lingfeng dan menggoyangnya. Dia berdiri di ujung jari kakinya, mengulurkan lehernya yang panjang, tetapi masih saja tidak bisa melihat ponselnya, menjadi agak cemas. "Paman Lidah Tajam, aku juga ingin lihat."
Melihat gadis kecil itu mengulurkan tangannya kepadanya, Ye Lingfeng mengejek, "Panggil aku Dad, baru aku akan membiarkanmu melihat."
Sebelum Zhouzhou bisa berbicara, An Ya menamparnya.
Tentu saja, dia sebenarnya tidak bisa menyentuhnya, tapi hembusan angin dingin masih bisa terasa.
