Ace tersenyum puas kepadaku sebelum perlahan-lahan menurunkanku kembali terlentang di atas tempat tidur. Tangannya yang besar membengkokkan dan kemudian mengangkangkan kakiku dengan liar untuknya. Aku merintih saat merasakan bibir vaginaku meregang terbuka begitu lebar.
"Pegang kakimu terbuka untukku, Rina. Begitulah...pintar..." Ace memberi instruksi sambil meletakkan tanganku di pahaku agar aku bisa memegang kakiku terbuka lebar untuknya.
"Ace..." Aku merintih namanya karena rasa malu mulai menguasaiku.
Dia bisa melihat vaginaku dengan sangat jelas dalam posisi ini dan itulah yang tepatnya dia pandangi. Ace tersenyum padaku sebelum mengarahkan kepala kontolnya yang besar dan bengkak ke arah lubang vaginaku yang basah kuyup. Vaginaku berkedut dalam antisipasi untuk menerimanya di dalamku. Aku sudah begitu basah sehingga cairan cintaku mulai bocor dari lubang cinta menuju paha dalamku.
"Rina..." Ace memanggil namaku.
