Hari-hari berlalu dengan cepat. Siang berganti malam tanpa hambatan berarti, dan sebelum Qin Yun menyadarinya, enam hari telah berlalu sejak ia mengamankan tiket kapalnya menuju Holy Land of Great Spirit.
Selama itu, ia menetap di penginapan khusus bagi para Spirit Master, yang direncanakannya untuk tujuh hari ke depan tepat sesuai jadwal keberangkatan kapal. Waktunya hampir sepenuhnya ia habiskan untuk bermeditasi, mengonsolidasikan kekuatannya yang meningkat tajam sejak mencapai pangkat Spirit Master dengan dua Essence Core.
Qin Yun fokus sepenuhnya, seakan tenggelam dalam dunianya sendiri. Bahkan para resepsionis penginapan sering memujinya, meski sesekali mereka menyebutkan ada "kehebohan kecil" di Kota Pelabuhan Kristal Biru. Namun, Qin Yun tidak menaruh perhatian pada hal itu. Baginya, satu-satunya prioritas adalah menjadi lebih kuat. Ia harus memastikan dirinya mampu memberikan uluran tangan kepada kedua orangtuanya yang sedang kesulitan .
Selain itu, ada rasa penasaran yang terus mendorongnya. Bagaimana tidak? Bloodline Power-nya berkembang pesat sejak menyerap Essence Core kedua dari Duskgold Terror Bear. Rasanya seperti tubuhnya dipenuhi energi baru yang siap dimanfaatkan. Qin Yun bahkan mulai memikirkan potensi menciptakan teknik unik yang bukan bagian dari Spirit Skills miliknya.
Namun, semua itu harus ditunda untuk saat ini. "Besok kapal datang. Aku akan memanfaatkan sisa waktu satu hari ini untuk berkeliling," gumam Qin Yun. Ia memutuskan untuk meninggalkan penginapan dan menikmati suasana Kota Pelabuhan Kristal Biru.
-
-
Saat melangkah keluar, Qin Yun segera menyadari bahwa dunia ini tidak sepenuhnya tradisional seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Ia telah membaca banyak artikel tentang sejarah perkembangan dunia ini, tapi baru sekarang ia benar-benar melihatnya dengan mata kepala sendiri. Kota Pelabuhan Kristal Biru adalah perpaduan unik antara tradisional dan modern.
Bangunan-bangunannya mempertahankan gaya arsitektur tradisional dengan atap melengkung dan ornamen kayu yang rumit, namun dipadukan dengan teknologi seperti lampu kaca berbasis energi bersih yang menerangi jalanan. Trotoar penuh sesak dengan berbagai kios yang menjual barang-barang berteknologi tinggi, dari alat komunikasi hingga senjata kecil untuk perlindungan diri.
Qin Yun teringat salah satu catatan sejarah yang pernah ia baca. Sekitar tiga ribu tahun lalu, umat manusia menghadapi ancaman besar dari Spirit Beast. Sebagian Spirit Master yang sadar bahwa tidak semua manusia bisa menjadi Spirit Master tangguh memutuskan untuk mengembangkan teknologi sebagai jalur alternatif perlindungan. Meski keputusan ini awalnya mendapat tentangan karena sumber daya terbatas, pada akhirnya teknologi menjadi salah satu pilar utama yang membantu umat manusia bertahan dan berkembang.
'Aku setuju dengan pendekatan ini,' pikir Qin Yun. Meskipun teknologi tidak bisa menandingi kekuatan sejati Spirit Master, itu memberikan peluang bagi mereka yang tidak berbakat untuk berkontribusi. Bahkan, dia dulu sendiri pernah ditawari pekerjaan berbasis teknologi saat mendaftarkan identitasnya dulu.
Saat tengah menikmati pemandangan, suara familiar membuyarkan lamunannya.
"Saudara Qin?"
Qin Yun berbalik. Berdiri di hadapannya adalah Sun Wuyang, teman seperjalanannya menuju Kota Pelabuhan Kristal Biru. Namun, sesuatu berbeda dari Sun Wuyang. Tatapan matanya tampak suram, dan ada gejolak emosi yang jelas terbaca meski ia berusaha menyembunyikannya.
'Jangan-jangan kehebohan kecil yang disebutkan resepsionis ada hubungannya dengannya?' Qin Yun memasang ekspresi rumit, berusaha untuk tidak memikirkannya terlalu dalam.
"Kau terlihat kusut. Apa yang kau lakukan di sini dalam keadaan seperti ini?" tanya Qin Yun, mencoba membuka percakapan.
"Aku hanya merilekskan diri," jawab Sun Wuyang dengan senyum dipaksakan. "Selain itu, aku hanya memiliki satu hari sebelum kapal yang membawaku ke Holy Land of Great Spirit tiba."
"Oh? Jadi kita satu kapal. Menarik." Qin Yun tersenyum kecil. "Ngomong-ngomong, aku ingin berdiskusi denganmu tentang sesuatu yang penting."
"Diskusi? Tentu saja, apa—"
Buakk!
Sebelum Sun Wuyang menyelesaikan kalimatnya, seseorang tiba-tiba menabraknya dengan keras. Sun Wuyang hampir terjatuh, tetapi orang yang menabraknya justru terlempar ke tanah.
"Aduh... ini sakit sekali. Kenapa aku begitu sial hari ini?" keluh pemuda yang kini duduk di tanah sambil mengusap-usap lututnya.
"Lan Muzi?" Sun Wuyang tampaknya mengenali pemuda itu.
"Saudara Sun? Kau juga di Kota Pelabuhan Kristal Biru? Apa kau juga akan ke Holy Land of Great Spirit?" Pemuda itu langsung menghujani Sun Wuyang dengan pertanyaan, meski kondisinya terlihat berantakan.
"Iya. Aku mendapat kesempatan untuk mengikuti ujian masuk. Jadi tidak ada salahnya mencoba." Sun Wuyang menjawab dengan nada datar, jelas bingung dengan situasi ini.
"Hiks… Saudara Sun, tolong aku!" Tiba-tiba, Lan Muzi merangkul kaki Sun Wuyang dengan ekspresi putus asa. Air mata mengalir di pipinya, membuatnya tampak menyedihkan.
"Hah?!" Sun Wuyang terkejut dan tampak tidak nyaman dengan tindakan impulsif itu.
Sementara itu, Qin Yun hanya berdiri diam, menyaksikan situasi dengan bingung. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
'Apa sebenarnya yang terjadi di sini? Kenapa suasananya jadi seperti ini?' pikir Qin Yun, merasa seperti terjebak dalam skenario yang tidak masuk akal.
_____________________________________
* Info Cerita
- Pangkat kultivasi: Spirit Refinement, Spirit Training, Spirit Master, Spirit Grandmaster, Spirit Expert, Spirit King, Spirit Emperor, Spirit Saint, Spirit Sage, Great Spirit, Limit Realm. Masing-masing Pangkat memiliki sub level yang semuanya terdiri dari Essence Layer Ke-1 sampai Ke-10, kecuali untuk Limit Realm yang akan saya tambahkan di waktu yang tepat.
- Kualitas Essence Core: Kelas Rendah (Rank 1 atau lebih rendah), Kelas Menengah (Rank 2 sampai 3), Kelas Tinggi (Rank 4 sampai 5), Kelas Unggul (Rank 6 sampai 7), Kelas Suci (Rank 8 sampai 9), Kelas Ilahi (Rank 10 atau lebih tinggi, tidak termasuk Divine Beast sejati).