Chapter 9 - Bab 8

BAB 8: Hal-hal Merepotkan

"Kartika, aku tidak bermaksud seperti itu."

"Andrian, kenapa kamu jadi seperti ini setelah bertunangan? Apakah sekarang aku bukan temanmu lagi?"

Melihat keduanya sibuk bertengkar hanya membuatku semakin pusing dan aku juga bingung harus bereaksi seperti apa.

Emm, sebaiknya aku pergi saja.

"Maaf, saya permisi dulu ya."

Mendengar suaraku, keduanya yang sibuk bertengkar itu kemudian mulai menatap ke arahku. Kartika yang sepertinya memang tidak suka denganku itu segera menatapku dengan tajam.

"Tidak! Kamu tidak bisa pergi! Aku ingin lihat, hadiah macam apa yang kamu pilih sampai-sampai Andrian menyuruhmu memilih hadiah! Aku benar-benar tidak habis pikir!"

Kartika lalu mulai merebut kotak hadiah yang ada di tangan Andrian, dan mulai membuka kotak itu. Bisa aku lihat ekspresi terkejut yang dia miliki, walaupun itu hanya sepintas namun dia segera berkata dengan marah,

"Lihat, Andrian! Office girl itu pasti hanya asal memilih hadiah dan memilih asal yang paling mahal! Tidak tahukan kamu berapa harga Tas ini? Astaga, bagaimana dia bisa bodoh menghabiskan uangmu seperti ini?"

Andrian jelas segera merebut kotak hadiah dari tangan Kartika dan berkata lagi dengan tenang,

"Kartika, cukup! Soal berapa banyak uang yang aku habiskan, itu bukan masalah besar lagipula ini hadiah untuk Tunanganku, memang layak jika aku mengeluarkan uang sebanyak itu."

Mendengar itu, Kartika hanya memasang ekspresi cemberutnya dan tidak lagi marah dan mencoba menenangkan Andrian.

"Baik, baik, Andrian. Aku minta maaf, aku hanya sedikit kesal. Aku kira kamu sudah tidak percaya lagi padaku."

"Ya, kamu tidak perlu memikirkan hal-hal seperti ini."

Lalu setelah aku lihat keduanya berdamai, Andrian segera menatap ke arahku, memberikan isyarat agar aku segera pergi. Dan tentu saja aku menurutinya.

Sebelum menutup pintu, aku sepintas melihat bagaimana keduanya mulai berbicara akrab didalam.

Entah kenapa aku tidak menyukai gadis bernama Kartika itu, sepertinya sifatnya buruk. Apalagi aku melihat bagaimana Kartika itu sekarang mulai menempel pada Andrian.

Tidakkah kamu punya Tunangan?

Ukhhh, ini bukan urusanku juga, aku juga tidak ingin terlibat.

Malam harinya, aku pergi kerja lembur mengantikan Mamaku lagi. Hanya saja, kali ini aku bertemu dengan sosok yang tidak terduga.

"Kak Arion? Kakak kerja di sini juga?"

Ini adalah tetangga yang selalu menolong keluargaku sebelumnya. Walaupun kita tetangga aku juga tidak benar-benar tahu tentang apa pekerjaan yang dia miliki, atau kehidupan pribadinya, mungkin karena belum lama dia pindah kesini.

"Owh, Liliana. Benar aku kadang-kadang bekerja paruh waktu disini untuk mengirimkan barang-barang supplier kesini."

"Ah jadi begitu. Kebetulan sekarang aku bertugas untuk membereskan gudang tempat barang-barang datang, sangat kebetulan bertemu Kakak disini, ini membuatku lebih nyaman untuk berkoordinasi."

"Jadi begitu. Namun sepertinya aku tidak pernah melihatmu di sini Apakah kamu baru?"

"Benar, biasanya Mama yang kerja disini, aku hanya menggantikannya untuk kerja lembur."

"Owh, benar juga aku kadang melihat Tante Bianca, walaupun aku kadang tidak memiliki kesempatan untuk benar-benar menyapanya."

"Ah, itu mungkin karena Mama sibuk di bagian Produksi. Yah, aku masih beradaptasi di sini jadi kadang aku diberikan tugas-tugas yang lainnya, mengingat bagian produksi cukup rumit kadang."

Kami mulai membicarakan berbagai macam hal sambil menatap gudang, tempat barang-barang yang di kirimkan Kak Arion. Ada beberapa pekerja juga yang membantu menurunkan barang-barang itu.

Kak Arion juga membantuku untuk menata dan mengorkoordinasikan para pekerja agar menata barang-barang sesuai urusan agar lebih mudah untukku nanti. Sebenarnya itu adalah tugasku.

"Terimakasih Kak Arion telah membantuku, padahal itu harusnya tugasku untuk mengkoordinasikan mereka."

"Tidak apa-apa. Kamu mesti tidak terbiasa dengan ini, aku hanya sedikit memberikan contoh, kamu juga cepat belajar, aku hanya ingin hal-hal berjalan lancar untukmu."

Aku benar-benar senang bisa bertemu orang sebaik Kak Arion. Dia tetap memperlakukanku dengan baik walaupun aku memiliki wajah seperti ini dan memiliki kondisi keluarga yang baik.

Sangat jarang bertemu orang-orang yang tulus seperti itu, jadi aku sangat senang.

"Terimakasih banyak Kak. Lain kali, Aku akan mentraktir Kakak makan di warung dekat kontrak, disana makanannya sangat enak."

"Kamu sebenarnya tidak perlu repot-repot namun karena kamu sudah menawarkan, Aku tidak akan menolaknya."

Setelah semuanya beres, aku melihat jam, dan sepertinya Ini sudah waktunya pulang.

"Kamu ingin pulang sekarang?"

Kak Arion yang juga membantuku, tentu masih disini, dia sepertinya juga hendak pulang setelah hal-hal ini selesai.

Ah, sepertinya aku malah membuatnya kerja lembur.

"Benar, tugasku selesai malam ini. Ini semua berkat Kak Arion juga, aku jadi bisa pulang lebih awal."

"Sudah aku bilang bukan masalah besar. Mari kita pulang bersama, karena kita satu arah."

Aku tidak menolaknya, dan malah mengambil kesempatan ini untuk sekalian mentraktir Kak Arion.

Tapi sepertinya, tempat makan yang aku maksud dan yang Kak Arion maksud sedikit berbeda. Yang Kak Arion masukin adalah restoran di ujung jalan. Aku tentu merasa tidak enak untuk menolaknya.

Di lihat dari tempatnya sepertinya ini sedikit mahal.

Emm...

Aku gugup ketika melihat daftar harganya, namun itu ternyata tidak semahal yang aku kira. Seharusnya tidak apa-apa.

"Makanan disini sangat enak, harganya juga cukup terjangkau, tempatnya juga nyaman, apakah kamu sering kesini?"

Mendengar perkataan itu aku menggeleng.

"Ini baru pertama kalinya aku ke sini Aku biasanya beli di rumah makan di ujung sana...."

"Owh, aku kira rumah makan ini yang kamu maksud, jadi sepertinya aku sangat sok tahu ya?"

"Bukan masalah lagi pula sekali-sekali mencoba tempat makan baru tidaklah buruk."

Itu benar, menu disana enak-enak dan harganya tidak mahal. Apalagi dimalam hari, suasana disana sangat nyaman, membuatku merasa sedikit rileks.

Apalagi setelah banyak masalah yang menimpaku akhir-akhir ini.

Jadi tanpa sadar, aku mulai bercerita pada Kak Arion tentang Andrian.

"Astaga, Bos mu itu sepertinya seenaknya saja bukan?"

"Benarkan? Dia itu memang tidak masuk akal egois dan semaunya sendiri! Mana plin plan!!"

Aku tentu hanya menceritakan sebagian terutama tentang dia yang menyuruh-nyuruhku sembarangan dan berkahir bolak-balik restoran atau cafe.

Dan rasanya, sangat lega bisa menceritakan kekhawatiranku ini pada orang lain. Yah, mungkin hari ini adalah hari yang baik.

"Hahahaha, kamu sepertinya sangat sabar menghadapinya ya,"

"Mau bagaimana lagi dia kan Bos besar, aku tidak benar-benar bisa menolak perintahnya."

"Hahahaha, kamu benar. Namun jika dia keterlaluan dan melanggar batas, kamu tidak perlu menuruti perintahnya oke?"

Senang melihat seseorang khawatir padaku seperti ini. Mungkin karena sudah lama aku tidak memiliki teman.

"Ya, itu pasti."

Kami mengobrol cukup nyaman sampai hampir lupa waktu. Hanya saja masalah tiba-tiba terjadi ketika kami hendak membayar.

Benar, aku lupa jika dompetku hampir, aku belum sempat mengambil uang di ATM karena sibuk belakangan ini.

"Tidak apa-apa. Kali ini biar aku saja yang mentraktirmu."

"Eh, tapi.... Harusnya Hari ini aku mentraktirmu Aku sungguh lupa jika tidak membawa uang..."

"Tidak apa-apa, Liliana. Toh, kita tetangga kamu masih bisa mentraktirku lain waktu,"

Melihat senyuman di wajah Kak Arion, tentu saja aku tidak bisa menolaknya. Ya, lain kali aku pasti akan mentraktirnya dengan benar, kalau sudah gajian!!

Hanya saja, hari itu yang aku kira berakhir dengan baik, hal-hal tidak terduga terjadi.

Ketika sampai di rumah dan mengecek ponselku, aku mendapatkan sebuah pesan tidak terduga dari Andrian.

'Tunanganku menyukai hadiah yang kamu pilih. Hubungan kami juga menjadi lebih baik berkat hadiah itu. Lain kali, kamu juga harus membantuku untuk memilih hadiah. Ingat, kamu tidak bisa menolak.'

Ukhh, tugas yang merepotkan, kenapa harus memilih hadiah lagi untuk tunangannya sih?

Kenapa dia tidak memilih hadiah sendiri!!

Tapi kalau melihat dia yang sampai mengirimkan pesan ramah seperti ini padaku, dia pasti sangat senang.

Apakah Andrian begitu mencintai tunangannya itu?

Bersambung

Mau Baca lebih awal? Bisa Cek di Akun Karyakarsa dengan judul yang sama, cek Link di Bio 😉 Sudah sampai TAMAT!!