Setelah keluar dari terowongan, Li Wei dan teman-temannya kembali ke hutan yang kini terasa lebih akrab. Mereka berdiri di depan altar kuno, dengan rasa takjub dan rasa syukur atas penemuan yang baru saja mereka alami. Sinar matahari menyinari daun-daun di sekitar, memberikan kehangatan yang menenangkan setelah pengalaman menegangkan.
"Kita harus kembali ke klan dan membagikan semua yang kita temukan!" seru Jiro dengan antusiasme yang tinggi. "Ramuan-ramuan ini pasti akan membantu kita dalam latihan."
Mei mengangguk setuju. "Benar, kita bisa memulai sesi pelatihan baru dengan ilmu alkimia dan teknik yang kita prelajari. Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk meningkatkan kekuatan klan."
Li Wei memandang mereka dengan bangga. "Ya, kita tidak bisa menyia-nyiakan ini. Tapi kita juga harus berhati-hati. Ada banyak yang ingin mengambil kekuatan dan pengetahuan ini untuk diri mereka sendiri."
Saat mereka memulai perjalanan pulang, Li Wei merasakan ketegangan di dalam hati. Di benaknya, terbayang sosok misterius yang mereka temui di altar. Siapa dia sebenarnya? Apakah dia akan mengawasi mereka? Pertanyaan-pertanyaan ini berputar di pikirannya, tetapi dia tahu satu hal: mereka harus kembali dengan aman dan membawa pengetahuan itu kepada klan.
Perjalanan pulang terasa lebih cepat dibandingkan saat pergi. Li Wei dan teman-temannya berjalan dengan penuh semangat, mengobrol tentang rencana masa depan dan pelatihan yang akan mereka lakukan. Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di depan gerbang klan yang sederhana namun penuh makna.
"Ini dia, rumah kita!" seru Jiro, menatap bangunan-bangunan kayu yang tertata rapi. Li Wei mengangguk, merasakan rasa rindu yang dalam. Mereka melangkah masuk dan disambut oleh anggota klan yang terkejut melihat mereka kembali dengan selamat.
"Li Wei! Jiro! Mei! Kalian akhirnya kembali!" seru Saki, seorang anggota klan yang lebih tua, dengan
senyum lebar. "Kami sangat khawatir dengan kalian!"
Li Wei tersenyum, merasakan kehangatan dari sambutan itu. "Kami menemukan sesuatu yang luar biasa, Saki. Ini akan mengubah segalanya bagi klan kita!"
Mendengar itu, Saki memandangi mereka dengan rasa ingin tahu. "Apa yang kalian temukan? Mari kita berkumpul dan bicarakan."
Mereka berkumpul di tengah halaman klan, di mana para anggota klan lain berkumpul untuk mendengar cerita Li Wei dan teman-temannya. Dengan semangat, Li Wei menceritakan tentang altar kuno, ujian yang dia hadapi, dan pengetahuan alkimia yang mereka dapatkan.
"Jadi, kita bisa belajar membuat ramuan dan meningkatkan kekuatan kita!" Jiro menambahkan, wajahnya bersinar penuh semangat.
Saki terlihat terkejut dan kagum. "Ini adalah berita luar biasa! Jika kita semua bisa belajar alkimia dan meningkatkan kemampuan kita, kita bisa memperkuat klan kita dan melindungi diri dari ancaman."
"Betul!" kata Li Wei, menegaskan. "Tapi kita juga harus berhati-hati. Ada orang-orang di luar sana yang rate Win mungkin ingin mengambil pengetahuan ini dari kita."
Di antara kerumunan, terdengar suara seorang pria, Daisuke, musuh bebuyutan Li Wei di klan. "Apakah kalian yakin bisa menguasai semua ini? Kalian hanyalah anak-anak yang tidak tahu apa-apa tentang pertempuran sesungguhnya."
Li Wei menatap Daisuke dengan keteguhan. "Kami telah membuktikan diri kami. Kami berani menghadapi tantangan, dan kami tidak akan mundur."
Daisuke tertawa sinis. "Berani bukan berarti bisa. Kita lihat saja seberapa jauh kalian bisa melangkah.
Aku akan menunggu saat kalian jatuh."
Li Wei merasa marah dengan perkataan Daisuke, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa terprovokasi.
"Kami tidak akan membiarkanmu menghentikan kami. Kami akan membuktikan bahwa kami bisa lebih
kuat dari sebelumnya!"
Setelah pertemuan berakhir, Li Wei, Jiro, dan Mei berkumpul di ruang latihan. Mereka memutuskan untuk segera mulai belajar tentang alkimia dan menerapkan teknik-teknik baru yang mereka temukan.
"Li Wei, apa yang akan kita lakukan pertama?" tanya Mei, matanya berkilau penuh semangat.
"Kita harus mulai dengan ramuan penyembuh. Ini penting agar kita bisa mengatasi cedera di medan pertempuran," jawab Li Wei, membuka gulungan petunjuk yang mereka temukan di altar.
Mereka mulai mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, belajar dengan cepat dan penuh antusiasme. Dalam suasana yang penuh semangat, mereka berhasil membuat ramuan penyembuh pertama mereka. Li Wei merasakan kegembiraan dan rasa pencapaian saat melihat ramuan itu berwarna cerah dan berkilau.
"Ini luar biasa!" seru Jiro. "Kita harus terus belajar dan membuat lebih banyak ramuan!"
Hari demi hari berlalu, dan Li Wei bersama teman-temannya berlatih keras, tidak hanya dalam alkimia tetapi juga dalam teknik bertarung yang baru mereka pelajari. Mereka semakin kuat dan kompak, dan semua anggota klan mulai merasakan perubahan positif.
I
Namun, di luar klan, ada ancaman yang mengintai. Li Wei merasakan ketegangan di dalam hatinya, dan dia tahu bahwa tantangan besar sedang menanti di depan. Mereka harus bersiap menghadapi segala kemungkinan.
Ketika malam tiba, Li Wei berdiri di atas bukit kecil yang menghadap klan mereka, menatap bintang- bintang yang berkelap-kelip di langit. "Kami akan melindungi klan ini," bisiknya, bertekad. "Apa pun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkan impian kami."
Dengan semangat yang baru dan pengetahuan yang berkembang, Li Wei bersiap untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Dia tahu bahwa perjalanan ini akan mengubah hidupnya selamanya, dan dia tidak akan berhenti sampai dia mencapai impian yang selama ini dicarinya.