Chereads / Pemburu Astral : Retakan Pembatas / Chapter 2 - Pertarungan Kilat

Chapter 2 - Pertarungan Kilat

Blaze datang di saat yang benar benar tepat.

Blaze tidak hadir dalam pertemuan Asosiasi di karenakan sedang mengerjakan tugas untuk mengecek Fenomena Retakan di tempat yang lain sehingga dia tidak mengetahui akan adanya Retakan di daerah tersebut. Namun sesaat setelah Blaze telah selesai mengerjakan tugasnya, Blaze melihat ledakan besar yang di akibatkan serangan dari Panah milik Leo saat menyerang Makhluk Laba-Laba. Melihat itu tanpa berpikir panjang, Blaze bergegas pergi ke lokasi tersebut.

Benar benar tepat waktu, Blaze berhasil menebas salah satu kaki milik Makhluk Laba-Laba. Blaze memiliki Kemampuan Bergerak dengan Sangat Cepat seperti Kilat. Kulit Makhluk yang begitu keras cukup membuat Blaze Kesulitan, namun dengan Mana yang di ubah menjadi Elemen, Blaze Menyelimuti pedang miliknya dengan Mana dan menyerang bagian yang Sama berulang Kali dalam Waktu yang sangat singkat, Sehingga Blaze dapat menebas kaki Makhluk Laba-Laba itu.

Kehilangan keseimbangan Serangan Makhluk itu meleset, namun tetap saja serangan nya mengenai tangan kiri Leo dan kaki kiri Anin.

Mereka yang sudah benar benar kehabisan Mana dan tenaga bahkan tidak sanggup menjerit setelah kehilangan anggota tubuh mereka, Mereka hanya merasakan lemas dan kemudian terjatuh ke tanah tanpa satu kata pun.

Makhluk Laba-laba itu mengambil jarak aman sembari menyembuhkan luka yang diterima nya. Dia mencoba mengembalikan ketahanan tubuh nya, kembali menumbuhkan duri duri tajam nan kokoh di badan dan kakinya. Makhluk itu melirik ke arah Blaze, tanpa berpikir panjang makhluk itu langsung bergerak dan menyerang dengan sangat cepat ke arah Blaze. Blaze terkejut dengan Gerakan Makhluk Laba-Laba itu yang bergerak sangat cepat, namun Blaze masih dapat menghindari.

"Aku beruntung bisa menghindari serangan yang begitu cepat itu, Makhluk itu masih saja dapat bergerak dengan begitu cepat bahkan setelah semua luka yang di terimanya. Apa jadinya jika aku melawan nya saat dia belum terluka. Mungkin saja aku sudah terbelah menjadi dua"

Mewaspadai Makhluk Laba-Laba, Blaze mengambil kuda-kuda menyerang.

"Tapi ini adalah pertarungan Kecepatan kan, Menyerang dengan Cepat, Menangkis dengan Cepat dan Menghindar dengan Cepat... Aku harusnya bisa...".

Menarik nafas dalam, Blaze menfokuskan pandangannya kepada Makhluk Laba-Laba itu. Tanpa berpikir panjang Blaze bergerak menyerang Makhluk itu lebih dahulu. Makhluk itu mencoba untuk menghindar sembari membalas serangan Blaze. Blaze dan Makhluk itu saling beradu serangan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sampai di satu waktu, Makhluk itu melihat celah dimana Makhluk itu berhasil menghindari serangan Blaze yang begitu cepat. Menghindar ke belakang dan bersiap untuk menyerang Blaze dari Belakang. Dengan Kaki tajam nya, Makhluk itu mencoba menyerang tepat di kepala bagian belakang Blaze. Namun tanpa dapat di lihat makhluk itu Blaze sudah menghindar menjauh dari makhluk itu, dan dalam sekejap berberapa kaki Laba-Laba itu tertebas oleh Blaze.

Merasa terancam, Laba-laba itu kembali menjaga jarak dan mulai nyerang dari jarak jauh. Makhluk Laba-Laba itu dapat memadatkan Jaring dalam ukuran tertentu dan menembakannya dari jarak yang cukup jauh. Jaring projektil itu benar benar keras dan dapat di tembakan dengan kecepatan tinggi. Namun semakin besar ukuran nya akan semakin lambat pula kecepatan tembakannya, begitu juga sebaliknya semakin kecil ukuran Jaring Projektil itu, maka akan semakin cepat juga kecepatan tembakannya.

Jaring projektil ditembakan ke arah Blaze, terkejut dengan serangan jarak jauh makhluk itu, Blaze mencoba untuk menghindar, Namun serangan makhluk itu begitu cepat. Jaring projectil itu mengenai Kaki kiri Blaze.

"Argh..!!".

Tanpa berpikir panjang, melihat celah untuk menyerang. Makhluk itu menyerang Blaze dengan kecepatan tinggi. Melihat makhluk itu menyerang, Blaze mencoba untuk tidak panik. Dengan gerakan yang cepat makhluk itu berhasil melukai Tangan Kiri Blaze. Dan dalam waktu yang bersamaan tubuh makhluk itu pun terbelah. Makhluk itu menjerit kesakitan.

"Sudah ku bilangkan.. aku tidak akan mau kalah jika soal kecepatan"

Serangan Blaze itu benar benar memberikan Luka yang sangat fatal kepada makhluk laba-laba itu. Namun tetap masih belum cukup untuk mengalahkan nya. Makhluk itu menjaga jarak, memasang kuda kuda bertahan, walaupun sudah mulai kesusahan untuk berdiri.

Merasa kondisinya benar benar buruk, laba laba itu mencoba untuk menyerap semua sisa Mana yang ada di lokasi Retakan tersebut sembari memulihkan diri.

Semua Mana di lokasi itu telah ia serap. Tidak ingin mengambil resiko, makhluk laba-laba itu mencoba pergi dari lokasi Retakan.

Melihat itu, Blaze mencoba berdiri dan mengarahkan semua Mana ke pedang milik nya. Menciptakan percikan listrik dan api yang membara di bilah pedang miliknya.

Kemudian Blaze mengayunkan pedang nya, Dan keluarlah serangan tebasan pedang milik Blaze yang memotong bangunan yang ada. Berharap akan mengenai makhluk laba laba itu Namun serangannya meleset, makhluk laba laba itu pergi melarikan diri.

Kehabisan Mana, Blaze terjatuh ke tanah.

Berapa saat sebelum kehadiran Blaze.

~Asosiasi

Ledakan dari serangan panah milik Leo.

Ledakan itu sampai membuat tahan bergetar hebat yang terasa hingga ke Asosiasi.

"Apa yang terjadi?.. Gempa? Kurasa bukan.. ini pasti pertanda buruk" Ketua Asosiasi (Raa).

Karena tidak kunjung mendapatkan kabar dari Grub Alex, Akhirnya asosiasi memutuskan mengirim Grub lain ke lokasi Retakan terjadi.

"Aku kehilangan kontak dengan Grub Alex.. aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi gemuruh tadi adalah pertanda buruk.

Jadi aku akan mengirim Grub bantuan untuk mengecek lokasi Retakan yang di datangi oleh Grub Alex".

Dua Grub di kirim untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Grub Alex. Sesampainya di lokasi Retakan, mereka terkejut karena lokasi Retakan yang hancur dan ada jasad yang terselimuti jaring dimana mana.

"S-sebenarnya apa yang terjadi disini!?"

"Bukan kah seharunya disini hanya muncul Makhluk Astral tipe Serangga!?.. tapi kenapa sampai separah ini?"

"Mana disekitar juga masih terasa pekat, Makhluk itu... berarti masih hidup"

"D-dan semua itu... Apa itu benar benar jasad manusia!?... Sebanyak ini!?".

"Yah..yah jangan terlalu parno begitu.. kurasa Grub Alex hanya panik saat melihat makhluk itu, sampai-sampai mereka menyerang kesana kemari dengan sembrono.. hahaha..".

"Haha... yah mungkin saat ini mereka sedang bersembunyi disuatu tempat karena ketakutan.. haha.. tenang saja kalau makhluk itu masih hidup pun, tentu bukan tandingan kita kan?"

"Haha.. bener tuh.. kita bakal basmi makhluk itu toh lagi pula cuma tipe Serangga.. mau lari ke mana pun, akan kita kejar dan akan basmi makhluk itu.. haha.."

Mereka terus menelusuri jalan mencari sambil mengawasi, dan Mewaspadai jika adanya makhluk di Retakan tersebut.

Di ujung jalan mereka merasakan hawa keberadaan Makhluk yang mengerikan. Perasaan mencekam dan tekanan yang begitu berat mereka rasakan. Mereka melihat Makhluk Laba-Laba itu yang bergerak sangat cepat pergi meninggalkan lokasi Retakan.

Mereka terdiam, tatapan mereka terpaku kesatu arah, badan mereka bergetar.

"B-bukankah itu Makhluk serupa Laba-Laba yang dijelaskan Asosiasi!?"

"Tidak salah lagi... Tapi perasaan dan tekanan ini.. itu bukan seperti perasaan saat menghadapi Makhluk tipe Serangga pada umumnya"

"Gerakan makhluk itu cepat sekali... Itu jelas bukan seperti gerakan Makhluk lemah tipe Serangga yang kita tahu..."

"Hey... Jadi kita tidak perlu mengejarnya kan.. iyakan??"

"Lagi pula sepertinya mustahil untuk kita kejar.. Makhluk itu terlalu cepat.. Gulp.."

"T-tapi kita tidak dapat membiarkannya pergi dari area Retakan, kan!?"

"Tunggu.... Gulp... tujuan utama kita memastikan keberadaan Grub Alex kan"

"Betul... Betul... itu adalah tujuan utama kita ke sini. Kita akan kejar makhluk itu nanti saja... Pokonya misi utama kita adalah Grub Alex"

"Umm.. ya.. betul.. itu tujuan utama kita"

"Haha.. benar itu tujuan kita"

Mereka mulai berlari ke arah berlawanan dari makhluk Laba-Laba itu. Dengan kaki yang masih bergetar mereka terus berlari sambil ketakutan.

"Aku tidak mengompol kan?"