Chapter 3 - Mimpi

~Lokasi Blaze bertarung melawan Makhluk Laba-laba

Mereka menemukan Anggota dari Grub Alex. Mereka menghampiri Leo dan Anin yang pingsan dan segera memberikan pertolongan kepada mereka.

Melihat sosok yang terbaring, mereka mencoba menghampiri sosok itu. Bingung karena sosok itu adalah Blaze yang mana Blaze bukanlah anggota dari Grub Alex. Namun melihat kondisi Blaze yang terbaring, Seorang Magic Caster mencoba merapalkan sihir pemulihan pada Blaze.

"Bukankah dia si Blaze yang itu?".

"Maksudmu si kilat pembuat onar?".

"Haha ya.. dia bahkan pernah mencuri makanan dengan menggunakan Kemampuannya itu.. benar benar buat onar nih anak"

"Aku bahkan tidak paham bagaimana bisa hanya dengan kekuatan miliknya itu, dia mampu mengalahkan Makhluk Astral tipe 'Hewan Buas' yang memiliki ketahanan tubuh sangat tinggi...yah walaupun dia juga terluka parah sih... Jujur saja aku cukup salut dengannya tapi aku juga tidak terima karena kenapa harus dia, kenapa bukan aku saja yang bisa mengalahkan 'Hewan Buas' itu".

"Hei ayolah.. Iri itu boleh..., tapi berhayal mu itu berlebihan..Kau bilang ingin mengalahkan 'Hewan Buas'?... Kau?... Pfftt..".

"Hah!!.. maksudmu apa hah!!?".

"Hei kalian! Sudahlah!!".

... ... ...

"Yah.. andai dia itu mau berkerja sama dalam tim dan tidak membuat onar.. kurasa dia cukup pantas untuk menerima semua pujian itu"

"Sudahlah kalian!... Aku tidak bisa fokus memulihkannya!...

Toh.. dulu dia harus membunuh orang tua nya sendiri saat masih remaja akibat orang tuanya di rasuki oleh Makhluk Astral tipe 'Hantu'... Wajar dia mempunyai trauma bahkan alasannya sendiri untuk bersikap seperti sekarang... Mungkin jika itu terjadi pada kalian, kalian akan melakukan hal yang mirip seperti Blaze lakukan atau mungkin bahkan lebih buruk".

Hening

"Umm...apa dia baik-baik saja?".

"Yah seharusnya luka nya tidak begitu parah, hanya saja dia benar benar kehabisan Mana"

Berjalan ke arah Leo dan Anin.

"Bagaimana dengan mereka?"

"Kondisi mereka benar benar buruk.. selain luka mereka yang parah, kehabisan Mana total seperti ini akan memperlambat pemulihan bahkan menggunakan sihir pemulihan."

... ... ...

Terdengar suara gemuruh dari balik reruntuhan bangunan. Waspada, mereka membentuk formasi.

"Suara apa itu!?"

"Suaranya dari balik reruntuhan itu".

Mereka siap menyerang!

"Aaaarrrggg.... Aku akan menghabisi mu Makhluk Sialan!!".

Sosok Andri keluar dari balik reruntuhan, rupanya Efek dari Kemampuan "Increase" milik nya masih aktif saat dia terlempar dan tertimpa reruntuhan bangunan. Namun sesaat setelah keluar, efek samping penggunaan kemampuan miliknya aktif karena durasi pemakaian nya sudah sampai pada waktunya. Andri langsung terbaring tepat setelah dia keluar dari reruntuhan.

"Dia...? Anggota dari Grub Alex kan"

"Cepat tolong dia!!"

Mereka bergegas berlari menghampiri Andri yang sudah tidak berdaya. Mereka segera memberikan pertolongan kepada Andri dengan sihir penyembuhan.

Setelah di rasa semua telah bisa di evakuasi dan di beri pertolongan pertama, mereka bergegas membawa Grub Alex dan Blaze ketempat Medis untuk perawatan lebih lanjut.

Blaze harus terbaring di tempat perawatan selama berberapa waktu untuk memulihkan luka dan Mana milik nya.

Dalam istirahat nya, Blaze bermimpi kembali tentang masalalu nya bersama keluarga nya.

~Mimpi

"Kenapa kamu tidak bisa seperti anak yang lain!? Mereka saja bisa dapat peringkat pertama dalam akademi!"

"Maaf Bu.. aku akan berusaha lebih giat lagi"

"Selalu saja begitu! seharusnya kamu itu belajar dengan giat bukan bermain main terus.. kamu gak kasihan dengan ibu hah! Ibu berusaha bersusah payah untuk kamu!"

"Maaf Bu.."

Blaze hanya termenung...

Mimpinya berganti, Blaze sedang belajar dirumah untuk mengikuti ujian akademi.

"Blaze! Kamu tidak lihat ibu sedang kesulitan mengerjakan berbagai urusan rumah!?.. Kamu sedang ngapain sih!"

"Aku sedang belajar Bu.."

"Itu bagus.. tapi seharusnya kamu mengerti dan membantu ibu, ibu sedang repot!"

"I-iya Bu.."

Mimpinya kembali berubah. Blaze akhirnya berhasil menyelesaikan ujian akademi dan mendapatkan peringkat yang cukup tinggi, Blaze berada di peringkat tiga dalam ujian tersebut.

Blaze mendatangi Ibunya yang sedang memasak di dapur.

"Bu aku dapat peringkat tiga saat ujian akademi"

"Bagus kalau begitu"

... ... ...

"Umm.. O-oke.. Aku akan kembali ke kamar ku"

Merasa hasil kerja kerasnya tidak di apresiasi oleh sang ibu, Blaze merasa sedih dan kesal. Blaze berusaha agar mendapatkan peringkat yang tinggi demi sang ibu namun ibu tidak menghargainya...

Mimpinya berpindah berberapa tahun kedepan..

Pandangannya gelap..

"Maafkan aku Bu... Yah... Entah aku ini sedih atau senang... Hiks.. aku hanya ingin engkau meng apresiasi apa yang sudah aku coba lakukan untuk mu.. hiks...".

Saat itu Blaze terbangun ditengah malam karena mendengar suara gemuruh yang keras. Blaze membuka mata dan menengok keluar jendela, ia melihat ada nya Retakan yang terjadi tepat di dekat rumah nya.

Panik.. Blaze segera turun untuk memberitahu ibu dan ayah nya.

Blaze berlari mencari kedua orang tuanya. Blaze mencari kesana kemari namun tidak dapat menemukan orang tuanya.

"Ayah... Ibu.. dimana kalian.. ada muncul 'Retakan'... Kita harus evakuasi"

Namun tidak ada jawaban.

"Dimana kalian"

Saat itu terasa hawa yang mencekam, Blaze ketakutan. Kaki nya bergetar, bulu kuduknya merinding. Dia mendengar suara bising nan menakutkan seperti suara rintihan yang menyeramkan dari balik gudang. Blaze mencoba menghampiri suara bising itu, dia memberanikan diri dengan kaki yang bergemetar, dia mencoba membuka pintu gudang.

Dihadapannya, orang tua nya telah di rasuki oleh Makhluk Astral tipe 'Hantu'. Membuat orang tua Blaze nampak seperti sangat menyeramkan dengan mata yang mengeluarkan darah, dan wajah yang rusak.

Tipe 'Hantu' secara umum memiliki kemampuan untuk merasuki manusia, terutama manusia yang lemah baik secara fisik maupun jiwa.

"A-ayaah.... I-ibuu..."

Blaze yang panik, mencoba lari. Namun kakinya terus saja bergemetar, dia ingin lari namun dia tidak bisa. Sampai makhluk itu mencoba mengejar Blaze.

"(Bergerak lah kaki!)"

Blaze berlari secepat yang dia mampu. Makhluk-makhluk itu juga mengikuti Blaze, berlari menuju dapur. Blaze ingin mencoba bersembunyi namun tidak ada tempat untuk bersembunyi.

Dihadapan nya ia melihat sebuah pisau, terpaku dalam pikiran. Takut jika yang dia pikirkan harus dia lakukan. Makhluk itu masuk dan mencari Blaze. Mendengar rintihan menyeramkan makhluk itu Blaze panik. Mengambil pisau dan menyerang Makhluk-makhluk itu. Menikam nya berkali kali... Dia harus menghabisi orang orang yang dia sayangi.

"Maafkan aku Bu... Yah... Entah aku ini sedih atau senang... Hiks.. aku hanya ingin engkau meng apresiasi apa yang sudah aku coba lakukan untuk mu.. hiks...".

"Aku sudah berusaha agar kalian bangga... Tapi kenapa kalian selalu menyalahkan ku dalam banyak hal... Apa hidup ku ini adalah kesalahan bagi kalian!"

Sambil menangis Blaze terus menusuk Makhluk-makhluk itu. Sayangnya dengan senjata biasa, Makhluk-makhluk Astral terutama tipe 'Hantu' terlalu susah untuk di bunuh. Makhluk-makhluk itu keluar dari tubuh orang tua Blaze. Bingung harus bagaimana blaze tetap berusaha untuk melawan Makhluk-makhluk itu.

Namun saat itu, muncul sosok yang tidak dapat Blaze lihat dari bayang bayang. Sosok itu langsung menghabisi makhluk-makhluk astral tipe 'Hantu' itu dengan sangat mudah. Ia mendekat ke arah Blaze, blaze yang masih ketakutan bersiaga, berpikir yang di hadapan nya bukanlah sosok yang biasa karena dapat mengalahkan tipe 'Hantu' dengan mudah. Blaze mengarahkan pisaunya ke arah sosok itu.

"Hufm.. gulp.. Si-siapa kamu!?"

"Stttt.. Diamlah manusia!... Apakah begitu caramu berterimakasih hah! Manusia rendahan!"

"Te-teri-ma Ka-ka-sih"

"Aku sudah mengawasi mu, aku sedang mencoba mengumpulkan pasukan dan pengikut di dunia manusia. Dan ku rasa kamu cocok untuk menjadi bawahan ku".

"Ba-bawah-bawahan?"

"Kau manusia yang menarik, aku akan memberikan sedikit kekuatan ku padamu"

"Ke-kekuatan apa? Apa maksudmu?"

Blaze membuka matanya, dia terbangun dengan tenang seolah itu bukan mimpi ataupun kenangan yang buruk baginya. Melirik kesana kemari, blaze sadar dia berada di ruang medis.

"Umm.. yah.. sepertinya aku kembali keruang medis.. lagi..".

Melihat ada orang yang juga terbaring disamping nya blaze merasa lega karena mereka yang dia coba bantu bisa selamat walaupun terluka parah.

"Maaf ya.. sepertinya aku memang tidak berguna... Seharusnya aku bisa datang lebih cepat lagi".

Dia benar benar merasa kecewa dengan dirinya, tapi dia lega mereka selamat.

"Sebentar, dia itu siapa ya?"

Blaze bingung melihat ada Andri juga terbaring di ruang medis. Karena sebelum nya Blaze tidak bertemu dengan Andri di lokasi Retakan.

"(Aku serius dia itu siapa?)".