"Apa yang—
Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, salah satu pria menahan lehernya dengan lengan yang mencekiknya dari belakang dengan kuat dan menahannya ke sandaran kepala mobil, dia merasa tercekik lidahnya menjulur keluar dari mulutnya dan matanya hanya bisa berlinang air mata sementara dia bergumul dengan tangannya yang akhirnya tertangkap oleh pria lain dan memegangnya ke belakang.
Dia tidak bisa lagi bergerak dan nasibnya terserah pada lengan mereka. Dia hanya memiliki satu doa bahwa mereka tidak akan menyakitinya.
Orang yang mencekik lehernya itu, melepaskannya tetapi logam dingin menekan di sisi kiri pelipisnya dan dia bisa melihatnya melalui cermin depan bahwa itu adalah senjata api yang asli. Punggungnya menjadi kaku merasakan dingin menyusup seraya detak jantungnya mempercepat.
"Cough cough cough!" Dia batuk kasar sambil menghirup banyak udara mencoba mengurangi rasa sesak dan rasa ada benjolan di tenggorokannya.