Lilly
Saya bisa merasakan tangan di badan saya, mengguncang saya.
Listrik yang menyambar di dalamnya mengirimkan gelombang kenikmatan yang sudah saya kenal dengan baik melintasi setiap ujung saraf.
Pasangan.
Tangan pasangan kita ada di atas kita.
"Lilly, bangun.. ayo buka matamu," saya mendengarnya berkata dan suaranya memberi saya kehendak untuk melanjutkan dan menaati perintahnya.
Perlahan mata saya berkedip terbuka dan di atas saya ada bayangan kabur tapi saya bisa melihat sepasang mata biru celestia yang sudah saya kenal dengan baik, sangat melekat dalam ingatan saya.
"A-apa yang terjadi," tanya saya, suara saya terdengar lemah dan serak. Saya
merasakan tangan-tangan elektrik itu bergerak ke bahu saya, mengangkat saya perlahan saat pandangan saya mulai jernih.
"Saya mengerti," ujar Nic dengan kata-kata yang keras datang dari belakang saya sebelum dia mendorong Zain, mendudukkan saya dengan stabil.