"Aku tidak percaya aku mengerti apa yang Yang Mulia katakan," balas Issa dengan nada yang tajam daripada bingung.
Dia selalu menjaga posturnya karena didikan yang ia terima, tetapi ia meluruskan punggungnya lebih tegak lagi, seolah-olah berada dalam mode bertahan. Aku hampir menelan ludah dengan gugup karena perubahan suasana yang tiba-tiba, tapi lalu...aku yang menyebabkan perubahan itu.
Dan tidak; aku tidak percaya aku berada di pihak yang salah, jadi tidak perlu takut. Aku Valen Valmeier Sil Seahl, tunangan Demon Lord Matsa Ra Natha. Aku berdiri di tanah yang sama dengan dia.
Melihatnya dengan tatapan yang stabil, aku berbicara dengan nada sedikit lebih rendah. "Nyonya Issaelmier, bukankah Anda dulu meninggalkan salah satu saudara Anda hanya karena dia ingin membuat sesuatu?" tanya saya, tetap santai wajahku untuk menyatakan fakta tanpa memperlihatkan kegelisahan. "Senjata yang kau anggap sebagai penistaan terhadap Ibu."
