Upacara pernikahan di atap.
Bayangkan saja; sebuah pelangi indah yang berputar sebagai janji seumur hidup kita yang terukir di tubuh dan jiwa kita. Bukankah itu indah?
Saya sudah tahu bahwa saya ingin melangsungkan upacara di Sarang, tapi sejujurnya, saya belum memutuskan di mana tepatnya. Angwi dan Arta hanya membicarakan tentang alokasi kamar tamu dan makanan yang harus disiapkan--sesuatu yang tidak memerlukan tempat untuk upacara.
Tapi sekarang, bayangan itu terbentuk di kepala saya dan tidak mau hilang. Pertanyaannya adalah...apakah itu mungkin?
"Oh, itu terdengar indah!" Zia menyatukan tangannya, sorot mata berbinar kembali. Kami melihat ke Angwi yang bertanggung jawab atas Sarang, tapi dia hanya menunjuk ke atas dan mengangkat bahu.
"Ah...bukan wilayahmu?" Angwi mengangguk. "Jadi atap itu wilayah burung unsur, ya?"
