"Eruha! Eruha!" Aku membuka pintu ke kantor utama Istana--bukan kantor Tuanku--mencari guruku dengan Zia di belakangku. "Apakah Eruha ada di sini?"
Kantor--yang merupakan ruang besar dengan beberapa pintu yang menuju ke kantor pribadi para vasal, beberapa meja untuk staf Istana, meja besar untuk rapat, dan area duduk--sangat jarang orangnya. Hanya ada beberapa staf di sana, yang langsung membungkuk kepada ku.
"Tuan Eruha tidak ada di sini, Tuan Muda," salah satu dari mereka memberitahuku, tetapi salah satu kantor pribadi terbuka dan Lesta mengintip keluar dari ruangan tersebut.
"Tuan Muda?"
"Lesta!" Aku menyapa iblis itu dengan ceria. Jika ada seseorang yang bisa memanggil Eruha ke sini pastilah Abadi-Nya. "Bisakah kamu memanggil Eruha ke sini?" aku bertanya sambil berjalan ke arah kamarnya.
"Tentu, tapi kenapa kamu ingin bertemu dengannya tiba-tiba?" Lesta membuka lebar pintu kantornya, dan menyuruh asistennya untuk meninggalkan ruangan sebentar saat kami masuk ke dalam.