```
Dengan perasaan linglung, aku berkedip ketika Natha menurunkanku ke lantai dan memutarkan tubuhku dengan lembut. Ini dingin dan ketika dia menurunkan celanaku, semakin dingin lagi.
Mengapa dia menurunkan celanaku?
Oh, benar. Pipis. Aku perlu pipis. Semua wine dan mead itu membuatku ingin pipis. Natha bahkan sangat murah hati dan membantuku mengarahkan, jadi yang perlu aku lakukan hanyalah pipis.
"Oke, itu dia, keluarkan semua..."
Mmh--suara dia di sebelah telingaku begitu nikmat, aku tidak bisa menahan diri untuk menggigil mendengarnya. Dia menaruh tangannya di perutku, menekannya di sana, mengingatkanku pada saat dia kadang-kadang menekan kulit perutku yang sedikit membuncit saat dia berada di dalamku.
Mengapa dia tidak di dalamku, sih?
Tepat, karena aku sedang pipis.
"Sudah selesai?" dia bertanya dengan lembut.