```
"Oh," aku memegang perutku dengan terkejut, seolah itu bisa menutupi suara keras yang baru saja tercipta.
"Ya, kita melewatkan makan malam tadi malam," Natha tertawa dan memberikan sebuah cangkir di tanganku. "Minumlah ini dulu sebelum kita turun."
Aku melihat cangkir di tanganku dan mendongakkan kepalaku. Ini berbeda dari minuman herbal biasa yang aku minum. Cangkirnya lebih kecil, dan aroma ramuannya lebih kuat, seperti obat tradisional. "Ini apa?" Tanya ku sambil mencium cairannya.
"Ini ramuan untuk mencegah efek yang tidak diinginkan dari Senggama,"
...ramuan untuk apa?
Aku menatapnya dengan tidak mengerti--tidak tahu apakah otakku lumpuh karena 'efek yang tidak diinginkan' atau 'senggama'. Apapun itu, pipiku mulai panas lagi. Apakah ini alasan pelayan yang membawa nampan tadi bersemburat merah? Ini praktis mengumumkan apa yang baru saja kami lakukan!
"Eh...efek yang tidak diinginkan seperti apa?" Aku berkedip pada Natha. "Seperti...kehamilan?"