"Jadi pada akhirnya, aku tetap dibatasi," gumamku di sisi balkon, menatap ke cakrawala.
Aku pikir Natha akan mencabut 'hukumanku' karena kita semakin mesra dalam perjalanan pulang. Dia terus memelukku bahkan saat kita tidur, dan aku terbangun masih dalam pelukannya keesokan paginya.
Namun, begitu kami mendarat di kota berikutnya, dia membatasi saya di dalam hotel tempat kami menginap. Dengan itu, artinya aku tidak diperbolehkan pergi ke mana pun di luar hotel, dan aku tidak diizinkan menggunakan semacam sihir. Dia bahkan sampai memanggil penyihir yang bekerja di balai kota untuk melakukan pengukuran kualitas mana di sini, di hadapanku, dan menyuruh penyihir itu mengatakan bahwa tingkatnya baik dan tidak perlu pemurnian, tiga kali. Dia menyuruh penyihir itu memberitahuku itu tiga kali. Tiga kali, meskipun aku sudah bilang aku mengerti.
Bicara soal kekanak-kanakan.