```
"Vaaaal!"
Kebiasaan ini muncul ketika Zia menyambutku dengan pelukan yang kuat tanpa memedulikan siapa yang bersamaku. Mudah saja baginya karena dia punya dua sayap untuk meluncur dan memelukku. Terus Jade akan bergabung dalam pelukan berkelompok kami. Seru deh.
"Lihat... kamu tidak pernah mengunjungiku..." keluhan yang keluar dari Zia setelah sapaan itu adalah tentang ketidakhadiranku di Menara, yang... yah, memang salahku. Aku telah berjanji akan mengunjunginya minimal sekali seminggu, tapi aku belum pernah kesana sejak aku pindah kemari.
"Maaf..." aku menggigit bibirku, benar-benar merasa bersalah sekarang karena dia menatap ke atas dengan manyun. "Aku tidak kira aku akan sibuk di sini..."