Setelah meletakkan kembali buku yang tanpa sadar terus kugenggam selama ini ke rak bukunya, aku mengikuti Eruha lebih jauh ke dalam perpustakaan. Aku bingung pada awalnya, karena aku pikir kami akan keluar—tapi mengapa kami malah semakin masuk ke dalam?
"Karena kamu telah menangani Caba dengan baik, aku akan memberikanmu hadiah, Tuan Muda," kata Eruha dengan senyum saat ia membawaku ke salah satu ruangan di belakang.
Ruangan itu tampak seperti ruangan lain yang ditujukan untuk diskusi juga, tapi dengan suasana perpustakaan sekolah yang tipikal; meja besar dengan selusin kursi di sekelilingnya. Suasananya terasa lebih khusyuk dan akademis, dengan lemari yang berisi tumpukan kertas kosong dan buku catatan, serta alat tulis yang tersedia di satu sudut.
"Hadiah?" tanyaku dengan campuran kebingungan dan harapan. Aku pikir hadiahku adalah melihat Natha di tengah pekerjaannya.